CrownQQ - Della, si penggagas ide untuk mendapatkan liburan yang berbeda dibandingkan liburan-liburan sebelumnya masih kebingungan untuk memilih pekerjaan yang cocok. Setelah berpikir cukup lama, Della mengamati lauk yang sedang dimakannya. Ikan, pekerjaan kasar yang dipilihnya harus berhubungan dengan lauk yang paling ia sukai itu, pikir Della.
Jika berpikir tentang ikan, pastilah langsung kepikiran nelayan. Della pun sudah memutuskan. Della mengepak beberapa helai pakaiannya dan yang paling penting adalah uang dan kartu atm. Della pergi ke daerah pantai yang pernah ia datangi. Waktu itu ia melihat beberapa nelayan di pantai tersebut. Tapi, Della harus mencari nelayan dulu yang mau menerimanya untuk tinggal bersama. Della pergi ke daerah tersebut. Tak lama kemudian, Della telah sampai.
permisi, Pak..”.
“iya, neng ?”.
“rumah Pak RT di mana yaa ?”.
“oh di sana, neng…neng lurus aja..abis itu belok kiri..”.
“oh..terima kasih ya, Pak..”.
“iya, neng..”. Della segera turun dari mobilnya saat sudah sampai di depan rumah yang di tunjukkan bapak tadi.
“tok tok tok !!”.
“permisi !!”. Pintu pun terbuka, seorang ibu-ibu yang membukanya.
“permisi, Bu..saya mau ketemu Pak RT..”.
“adek ini siapa ya ?”.
“nama saya Della, Bu..”.
BACA JUGA : Seks Untuk Melunasi Hutang Yang Menumpuk
“saya Endang, istrinya Solihin, Pak RT di sini, dek Della ada keperluan apa ya ?”. Keduanya pun bersalaman.
“begini, Bu…saya lagi neliti kehidupan nelayan buat jadi bahan skripsi saya…saya mau minta izin ke Pak RT..”.
“oh begitu, dek Della udah ada tempat nginap di rumah warga di sekitar sini ?”.
“itu dia, Bu..saya belum ada..makanya saya mau izin ke Pak RT sekalian minta tolong di cariin warga di sekitar sini..boleh, Bu ?”.
“oh boleh boleh, dek..ayo dek Della masuk dulu..langsung ngomong sama bapak..”.
“iya, Bu..terima kasih..”.
“ayo dek, silakan duduk dulu..Ibu panggil Bapak dulu..”.
“iya, Bu..”. Tak lama kemudian, Endang keluar dengan seorang bapak-bapak.
“ini dek Della ya ?”.
“iya, Pak..saya Della..”.
“ada perlu apa ke sini ?”. Della pun menjelaskan seperti apa yang dijelaskan ke Endang.
Cerita Dewasa Della Si Gadis Nelayan
Meskipun Della berbohong, tapi kata-kata yang keluar dari mulutnya mengalir dengan lancar.
“hmm…begitu ya, Dek..adek tunggu di sini sebentar..saya mau tanya warga yang mau dulu..”.
“maaf, Pak…saya jadi gak enak ngerepotin…”.
“gak apa-apa, Dek Della…kalo gitu, saya pergi dulu yaa..”. Sambil menunggu, Della mengobrol dengan
Endang di ruang tamu rumah Endang. Tak lama kemudian, Solihin sudah kembali.
“Dek Della, ayo ikut Bapak..”.
“iya, Pak..Bu Endang, saya pergi dulu..”. Della mengikuti Solihin yang berjalan melewati rumah-rumah warga yang sederhana.
Hampir semua warganya berprofesi sebagai nelayan sehingga rumah-rumah yang ada hampir sama.
“nah, Dik Della..ini namanya pak Firman..”.
“Della..”, ujar Della sambil menyalami Firman dan tersenyum.
“Firman..”
“nah ini istrinya Pak Firman..namanya Bu Juju..”.
“Della..”.
“Aminah..”.
“nah, Pak Firman..ini Della yang tadi saya bicarakan..gimana ? boleh Dik Della tinggal disini, Pak ?”.
“boleh..”.
“kalau ibu Juju?”.
“berapa lama Nak Della mau tinggal?”.
“hmm..mungkin sekitar 1 minggu..paling lama mungkin 2 minggu..boleh ya, Bu, Pak ? saya janji deh bakal bantu-bantu n’ gak nyusahin..”, rayu Della.
“iya, boleh, Nak Della..”.
“makasih banget Bu Juju..”, ujar Della, memeluk Juju.
“kalo Bapak ?”.
“iyaa, boleh, neng..”.
“makasih, Pak Firman..”. Della hanya menyalami Firman.
“kalo begitu..besok saya mulai tinggal di sini..makasih ya Pak Solihin udah bantu saya..”.
“iya, Dek Della…saya seneng bisa bantu…”.
Della pun mengobrol dengan Solihin, Juju, dan Firman. Layaknya orang yang benar-benar sedang meneliti, Della kadang melayangkan pertanyaan ke Juju dan Firman. Setelah rasanya cukup mengakrabkan diri kepada keluarga nelayan itu, Della pun pamit untuk pulang karena baru besok dia akan pindah.
Rumah Firman benar-benar sederhana layaknya rumah-rumah nelayan seperti umumnya, namun bukan Della namanya jika hanya gara-gara itu dia jadi mengurungkan niatnya. Gadis manis itu malah bersemangat dan jadi tak sabar, ingin tinggal bersama keluarga yang sederhana. Keesokan harinya pun, Della kembali dengan sudah membawa kopernya.
“tok tok tok”.
“eh Nak Della..silahkan masuk..”, suruh Juju.
“Pak Firman kemana, Bu ?”.
“lagi jemput Didit sama Indah di sekolah..”.
“oh, anak-anak Ibu biasa pulang jam segini ya ?”.
“iya, nak…ayo, Nak diminum dulu..”.
“aduh si Ibu..pake repot-repot..makasih ya, Bu..”.
“Nak Della..sini ikut Ibu..”.
“iya, Bu..”. Della mengikuti Juju masuk ke kamar yang hanya tertutup dengan kain saja, tak ada pintu.
“nah, Nak Della nanti tidur di sini bareng Ibu sama Indah..”.
“lho ? Bapak Firman nanti tidur dimana ?”.
“nanti biar Bapak tidur sama Didit..”.
“tapi Bapak gak apa-apa, Bu ?”.
“gak apa-apa…Ibu udah ngomong sama Bapak..”.
“oh..makasih yaa, Bu..”.
“baju-bajunya Nak Della taruh di lemari ini aja..”.
“iyaa, Bu..”. Agen BandarQ
Della memasukkan baju-bajunya yang ada di koper ke dalam lemari. Juju mengajak Della keliling rumah, menunjukkan dimana dapur dan kamar mandinya. Della benar-benar prihatin, lantai dapurnya dari pasir. Kamar mandinya juga memprihatinkan, hanya seperti sebuah bilik. Tak lama kemudian, Firman, Indah, dan Didit pulang dari sekolah.
“kakak ini siapa, Bu ?”, tanya Indah.
“mmm..ini..”, Juju kebingungan bagaimana menjelaskan ke anaknya yang masih kecil itu.
“kakak ini temen adiknya Ibu..”.
“terus kakak di sini mau apa ?”.
“ya kakak bantu-bantu aja di sini…”.
“oh…”.
“udah sana..ganti seragamnya…ayo kamu juga, Dit..”.
“iyaa, Bu..”. Indah dan Didit pun masuk ke dalam kamar dan langsung keluar lagi dengan pakaian yang agak lusuh.
Didit pun langsung keluar untuk bermain. Sementara Indah penasaran dengan orang asing yang ada di rumahnya.
Cerita Mesum Della Si Gadis Nelayan
“kakak, kakak..”.
“iyaa ?”.
“nama kakak siapa ?”.
“nama kakak, Della…nama kamu Indah kan ?”.
“iya, kak…kakak tinggal di mana ?”.
“di daerah Rezarta…”.
“oh…terus kakak kelas berapa ?”.
“kakak udah gak sekolah, sayang…kakak kuliah..”.
“apa, kak ? kul..kuliah yaa, kak ? kuliah itu apa, kak ?”.
“iyaa..kuliah itu…hmm..kamu sekarang kelas berapa ?”.
“kelas 5 sd, kak..”.
“nah kamu tau kan ada SMP abis itu SMA ?”.
“iyaa..”.
“nah kuliah itu habis SMA..”.
“ayoo..mana sini prnya..tapi Indah yang ngerjain yaa..kakak cuma ngajarin doank lho..”.
“iyaa dong, kak..”.
Firman dan Juju tersenyum, belum ada sehari tapi Della sudah membantu anak mereka mengerRezan pr. Della kagum dengan Indah, cuma sekali di ajari, dia langsung bisa. Pasti gedenya pinter nih anak, pikir Della.
Secara diam-diam, Firman memperhatikan Della. Sebagai lelaki normal, Firman tertarik dengan Della.
Dibandingkan istrinya, Della jauh lebih cantik dan manis dan tentu tubuh Della lebih menggiurkan daripada Juju. Tubuh gadis muda itu terlihat begitu padat dan montok, pantatnya sekal, dan kedua kemasan susunya juga sangat menggiurkan, tak heran kalau Firman sering salah tingkah jika berhadap-hadapan dengan Della sebab pikiran-pikiran jorok tentang Della selalu mampir ke otak Firman.
Tapi, Firman tidak tahu sifat asli Della, si gadis manis yang terlihat kalem itu. Dalam waktu sehari saja, Della bisa mengakrabkan diri dengan keluarga barunya. Didit juga sudah lumayan akrab dengan Della. Di antara 3 temannya yang lain, memang Della yang paling jago bersosialisasi dengan orang lain. Bisa dibilang, Della adalah cewek yang easy going dan asik.
“Pak Firman..”.
“iya, neng ?”.
“Pak Firman kalau pergi ke laut, jam berapa berangkatnya, Pak ?”.
“ngelaut ? jam 5 pagi, neng…kenapa, neng ?”.
“saya mau ikut dong, Pak ?”.
“ikut ? kok neng mau ikut ? buat apa, neng ?”.
“ya buat jadi bahan skripsi saya, Pak…saya mau tahu caranya nelayan pas lagi nangkep ikan, Pak…”.
“oh begitu..tapi neng Della bisa gak bangun pagi ?”.
“bisa, Pak..tenang aja..boleh ya, Pak ?”.
“iyaa boleh, neng…”.
Bagaimana Firman bisa menolak, pergi ke laut untuk menangkap ikan ditemani gadis manis, tentu tidak akan bosan. Della terbangun karena ingin buang air kecil. Kebiasaan buruknya sejak kecil memang belum bisa hilang. Dengan sangat hati-hati, Della turun dari tempat tidur agar tidak membangunkan Juju dan Indah yang tidur di sampingnya.
Della berjalan ke kamar mandi dengan menyalakan fitur senter di hpnya untuk menerangi jalannya karena lampu petromax yang menyala tidak terlalu terang. Firman keluar dari kamar Didit karena sudah jam 4.30 pagi. Firman menyiapkan jalanya, melipatnya dengan rapi agar tidak kusut nanti saat dilempar. Dia dengar ada suara dari arah kamar mandi.
Dia pun berjalan ke arah kamar mandi untuk mencari tahu ada apa. Dia tahu ada orang di dalam kamar mandi, Firman sengaja tak bersuara karena siapa tahu yang sedang di kamar mandi adalah Della. Firman mengintip dari celah-celah bilik kamar mandi yang terbuat dari bambu itu. Firman sumringah, dewi fortuna sedang berpihak padanya. Orang yang ada di dalam kamar mandi memang benar Della yang sedang jongkok.
“ccrrr…”, bunyi air yang jatuh ke dalam wc. Mata Firman pun tak berkedip, menikmati pemandangan yang ada di depan matanya.
“hhh !!”, nafas Firman menjadi cepat ketika melihat Della mengobel-ngobel vaginanya sendiri.
“ah !! akhirnya lega juga..”, ujar Della setelah selesai mengeluarkan sisa-sisa air seninya dari liang kewanitaannya.
Pandangan Firman tertuju ke daerah intim Della yang terlihat jelas ketika Della berdiri. Tak ada rambut yang menutupi daerah segitiga Della. Jelas sekali bagi Firman untuk bisa melihat bentuk vagina
Della. Firman menelan ludahnya sendiri, nafsu sekali melihat lembah kewanitaan milik Della. Bibir vagina Della terlihat begitu rapat, pastilah sempit dan hangat di dalamnya, begitu yang dipikirkan Firman. Firman langsung ngibrit begitu Della akan keluar kamar mandi.
“eh Pak Firman udah bangun ?”.
“i..iya, neng..”.
“udah biasa bangun jam segini ya, Pak ?”.
“i iya, neng..”.
“Bapak mau berangkat sekarang ?”.
“i..iya, neng…”.
“kalo gitu saya siap-siap bentar ya, Pak…”. Della mencuci mukanya agar lebih segar dan merapikan rambutnya.
“ayo, Pak…”. Della dan Firman berjalan menuju pinggir laut. Firman masih terbayang-bayang dengan selangkangan Della tadi.
Ada sebuah perahu yang tidak bagus namun cukup besar. Ada 2 orang pria yang berada di dekat pria itu.
“eh, Pri…siapa tuh cewek cakep ?”.
“kenalin…ini namanya Della, mahasiswi dari Rezarta..”.
“Reza..”.
“Rafi..”.
“Della..”, balas si gadis manis sambil tersenyum dan bergantian menyalami tangan kedua pria berkulit hitam itu.
“neng Della ngapain ke sini ?”.
“saya dapet tugas dari kampus disuruh cari tahu tentang kehidupan nelayan..makanya saya ikut Pak Firman ke laut…”.
“jadi neng Della mau ngelaut bareng kita nih ?”.
“iyaa, Pak Reza, Pak Rafi..boleh kan saya ikut ?”.
“ya boleh dong, neng…”, dua pria itu tersenyum. Reza, Rafi, dan Firman menaruh jalanya di dalam perahu.
“ayo, neng Della naik…”.
“iya, Pak…”. Belum terbiasa naik ke kapal yang sudah mengambang di air, Della pun limbung dan akan jatuh ke belakang.
Dengan refleks cepat, Firman langsung menahan tubuh Della dengan menggunakan tangan kanannya untuk menahan punggung Della sementara tangan kirinya menahan pantat Della.
“ma..ma..af, neng…”, ujar Firman langsung takut Della marah karena telah memegang pantatnya.
“gak apa-apa, Pak…tadi kan Bapak nolongin saya..”, jawab Della ditambah dengan senyumannya yang manis. Firman jadi agak tenang.
“hati-hati neng, naiknya..”.
Cerita Hot Della Si Gadis Nelayan
Dengan berpegangan pada Firman, Della bisa naik ke atas perahu dengan mudah. Setelah itu, Firman, Reza, dan Rafi mendorong kapal lebih ke laut sebelum naik ke atas kapal.
Mesin perahu pun dinyalakan. Reza yang mengendalikan mesin sementara Rafi dan Firman menyiapkan jala. Reza pun memandangi lekuk-lekuk tubuh Della dari belakang.
“ckck…”, decak Reza sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Andai saja punya istri seperti ini, pasti malas untuk mencari ikan, inginnya di ranjang terus, pikir Reza. Perahu pun berhenti, Reza, Rafi, dan Firman mengambil jala mereka masing-masing. Setelah di urai agar tidak kusut. Reza melemparkan jalanya ke bagian samping kanan perahu sementara Rafi ke bagian kiri dan Firman ke bagian depan.
“oh iya, Pak…ini perahu punya siapa ?”.
“oh ini perahu punya kita betiga, neng..”.
“oh punya bertiga…patungan gitu ceritanya ?”.
“iyalah, neng…kalo buat perahu sendirian mahal…”.
“oh iyaa juga yaa…”. Della pun menyaksikan 3 nelayan itu melempar jala, menariknya, dan menuang ikan ke dalam perahu lalu melempar jalanya lagi.
Della pun merekam semua kegiatan 3 nelayan tersebut dengan handycam mahalnya. Handycam yang tahan air. Selesai sudah melaut hari itu, matahari sudah lumayan tinggi bersinar.
“wah ikannya banyak juga yaa, Pak…”.
“segini malah sedikit, neng..biasanya lebih banyak…”.
“oh..saya kira segini udah banyak..”.
“belum, neng…kalo cuma segini..biasanya nanti siang ngelaut lagi..”, jelas Reza.
“oh..nanti siang saya boleh ikut lagi kan, Pak ?”.
“pasti boleh lah, neng…kan lumayan bisa nambah semangat..hehe..”, canda Rafi mulai menggoda Della.
“ah, Pak Rafi bisaa aja niih…”. Mereka pun kembali ke pinggir laut.
Firman beserta 2 kawannya melabuhkan perahu mereka.
“neng Della pulang aja duluan…kita bertiga mau bawa ikan ke pasar dulu..”.
“oh ya dah, Pak…Pak Reza, Pak Rafi…Della pulang duluan yaa..”.
“oh iyaa neng…”. Della pun berjalan ke rumah Firman.
“dari laut yaa, Nak ?”, tanya Juju yang melihat Della berjalan.
“iyaa, Bu…rasanya capek juga yaa, Bu…padahal saya tadi gak ngapa-ngapain…”.
“yaa namanya juga Nak Della belum biasa…”. Agen BandarQ
“mungkin juga kali yaa, Bu…”.
“yaudah, Nak Della istirahat dulu abis itu Nak Della mandi…”.
“iyaa, Bu…”. Setelah mandi dan berganti pakaian, Della pun keluar dari rumah.
“sini, Bu…saya bantuin jemur pakaiannya…”.
“makasih, Nak…”. Della pun mengobrol dengan Juju sehabis menjemur, tak lama kemudian Firman pulang.
Pagi pun berganti menjadi siang hari yang terik. Kedua anak Firman telah pulang dari sekolah dan telah berganti pakaian.
“ayo semua, kita makan…”.
“maaf nih, Nak Della…hari ini cuma ada ikan asin, tumis kangkung sama tempe goreng doang..”.
“gak apa-apa, Bu…saya malah seneng banget…”.
Della pun membuktikan perkataannya. Dengan lahap, Della memakan nasi dengan lauk yang tersedia. Juju tersenyum senang, tak disangka olehnya, mahasiswi kaya itu kelihatan lahap sekali makan hanya dengan ikan asin dan tumis kangkung yang dibuatnya. Kirain semua orang kaya sombong, gak mau makan beginian, pikir Juju. Setelah makan, Della membantu Juju membersihkan piring-piring. Sementara, seperti biasa Didit pergi ke luar untuk bermain bersama teman-temannya.”Bapak…mau ke laut lagi kan ?”.
“kayaknya gak jadi, neng..”.
“lho ? kenapa, Pak ? bukannya tadi ikannya kurang banyak ?”.
“tadi pas lagi di jalan ketemu orang dari restoran…beli semua ikan…lebih mahal daripada di jual di pasar…”.
“waah…berRafi dong, Pak hari ini…”.
“iyaa, neng…”.
“kalo gitu…gimana kalo saya ngajak Indah naik perahu Bapak…”.
“iya boleh, tapi neng..”.
“bahan bakarnya ? tenang aja, Pak…saya beliin deh…”.
“iya, neng…”. Della memberi uang ke Firman yang langsung keluar rumah.
“Indah, mau nggak jalan-jalan sama kakak naik perahunya Bapak ?”.
“wah, mau ! mau ! mau, Kak…”.
“yaudah..kamu siap-siap gih sana…”.
“iya, Kak…”.
Mereka berdua pun menuju ke perahu dimana Firman sudah selesai mengisi bahan bakar perahunya. Mereka bertiga menikmati pemandangan laut. Indah dan Della begitu akrab bagai kakak-adik malah seperti ibu-anak. Firman masih terngiang-ngiang dengan memori tadi pagi. Andai aja neng Della jadi bini gue, pikir Firman.
Memang, Della tidak terlalu cantik seperti 3 temannya, tapi wajahnya lumayan manis, tubuhnya pun cukup padat berisi, belum lagi Della mempunyai inner beauty karena keramah-tamahannya dan easy-going, enak diajak ngobrol membuat daya tarik tersendiri bagi Della. Puas menikmati keindahan laut, mereka bertiga pulang ke rumah. Della benar-benar senang sekali, keinginannya terpenuhi, menikmati keindahan laut, meskipun ada satu lagi keinginannya yang belum atau kemungkinan besar tidak akan terpenuhi.
Indah dan Della sama-sama tidur setelah sampai di rumah. Juju sedang keluar rumah sehingga tinggal Firman yang sedang ngaso di depan rumah. Terngiang-ngiang akan pemandangan selangkangan Della, pikiran nakal singgah di otak Firman. Firman mengintip ke kamar istrinya, Della masih tidur pulas bersama Indah. Firman berjalan ke luar rumah menghampiri jemuran istrinya.
Firman mencari pakaian Della yang ada di jemuran. Firman ingin mencari celana dalam atau setidaknya bra yang digunakan Della. Firman keheranan dan kebingungan, dia tak menemukan cd ataupun bh Della. Yang ada cuma baju atau celana 3/4 milik Della. Jika ada celana dalam, paling itu punya Juju. Terbesit 2 jawaban di otak Firman. Della tidak ganti celana dalam atau bh selama 2 hari atau 2 hari ini Della tidak pernah memakai bh dan celana dalam. Membayangkan jawaban kedua, timbul tonjolan di celana Firman. Firman membayangkan lebih jauh, dirinya membayangkan Della tak mengenakan apapun saat melaut. Pastilah begitu indah melihat keseksian tubuh telanjang dari gadis muda nan cantik seperti Della di atas perahu.
“heh…Bapak ngapain ngeliatin jemuran ?”, tanya Juju.
“nggak, Bu…Bapak ngecek udah kering apa belum ?”.
“oh..neng Della udah bangun, Pak ?”.
“belum, masih tidur sama Indah…”.
“oh..”. Hari itu pun berlalu seperti biasa.
Keesokan paginya, seperti pagi kemarin, Della dan Firman sudah siap untuk melaut. Firman agak terkejut melihat Della yang memakai kaos putih. Kaos putih membuat payudara Della lebih ‘jelas’. Apalagi, Firman melihat ada tonjolan kecil tepat di bagian dada Della.
“kenapa, Pak ?”.
“nggak, neng…”, Firman langsung memalingkan wajahnya karena tertangkap basah oleh Della melirik ke bagian dadanya.
“ayo, Pak..kita berangkat yuk..”.
“eh bapak-bapak…udah pada di sini yaa…”, sapa Della yang baru datang bersama Firman.
Mereka pun langsung melaut.
“Pak…saya mau nyoba dong…”.
“neng bisa ?”.
“saya mau nyoba aja, Pak..”.
“yaudah..nih, neng..”. Della melempar jala, mendiamkannya.
“nah neng..sekarang tarik jalanya…”.
“mmmpphh !!!”, Della menarik jala yang sekarang jadi berat.
“aduh beraat, Pak !!”.
“sini, Bapak bantuin…”. Rafi meraih ke bawah untuk menggenggam jala dan membantu Della menarik jala.
“wah ikannya banyak, Pak…”, ujar Della kegirangan.
“iya neng..mentang-mentang cewek cakep yang ngelempar jala..ikannya pada banyak yang masuk jala…”.
“ah Pak Rafi bisa aja…”. Rafi pun mengeluarkan ikan dari jala.
“lagi ah, Pak…”. Della melempar jala lagi. Kali ini, jalanya lebih berat dari sebelumnya. Della pun menarik dengan sekuat tenaga. Kaki Della mencari piRezan yang kuat, tapi salah menapak.
“byurr !!!”. Della pun tercebur ke dalam air. Dengan sigap, Firman meloncat ke dalam air. Rafi dan Reza membantu Della naik lagi ke atas perahu.
“neng Della gak apa-apa ?”.
“nggak apa-apa, Pak..tadi cuma kepleset aja kok…”.
“gleek…”. Reza dan Rafi meneguk ludahnya sendiri.
Kaos putih polos yang dikenakan Della kini menjadi transparan karena basah terkena air sehingga terlihatlah daging kembar milik Della oleh Reza dan Rafi.
Bukannya tidak sadar, Della justru sadar sekali Reza dan Rafi sedang memandangi payudaranya, tapi Della malah menengok ke belakang dan menaruh tangannya di pantatnya sendiri.
“yah basah deh celana tinggal satu-satunya…”. Karena Della melihat ke arah pantatnya, otomatis dadanya jadi semakin membusung ke depan, tepat ke hadapan Reza dan Rafi.
“Pak Firman, sini saya bantu…”. Della merunduk, pantatnya mengarah ke Reza dan Rafi.
Benar dugaan Firman, Della tak memakai bra. Firman bisa melihat dengan jelas ‘kemasan susu’ Della melalui lubang leher kaosnya. Della merasa begitu liar, begitu nakal. Kedua buah payudaranya sedang diintip Firman dari depan sedangkan pantatnya sedang diamati dengan seksama oleh Reza dan Rafi. Tiba-tiba dua tangan menyeMonicap dari belakang Della, menampung 2 daging empuk Della yang menggantung itu dan langsung meremasinya. Spontan, Della langsung berdiri tegak dan melihat ke belakang, ternyata Rafi.
“Pak Rafi ! STOP !!!”, nada Della kencang sambil berusaha keras menjauhkan kedua tangan Rafi dari payudaranya.
Tapi, tangan Rafi tetap kokoh menggenggam dada Della. Meremasinya dengan sangat bertenaga sehingga Della agak kesakitan. Rafi sengaja melakukan itu agar Della tahu siapa yang berkuasa dan menegaskan bahwa payudaranya sudah dikuasai. Tiba-tiba, Reza sudah berdiri di samping Della. Tangannya langsung menangkup daerah selangkangan Della. Bergerak perlahan mengelus-elus vagina Della bagai mengelus kucing (pussy) untuk dimanja.
“tenang aja, neng Della…kalo neng Della pasrah..neng Della juga bakalan enak, kok..hehe”. Sebenarnya, Della hanya berakting saja.
Batinnya malah berteriak minta vaginanya disodok secepatnya. Inilah fantasi liar Della yang tak pernah terpenuhi. Berhubungan intim di atas perahu adalah hal yang sangat liar bagi Della yang ternyata memang eksibisionis sejati. Kaos Della yang basah bisa dirobek Rafi dengan mudahnya dan langsung kembali meremas-remas payudara Della yang empuk dan sesekali memilin, menarik, dan memencet-mencet kedua puting Della.
Melihat temannya yang sudah beraksi, Reza tak mau kalah. Dibukanya kancing dan resleting celana 3/4 yang dikenakan Della lalu langsung memelorotinya ke bawah. Firman dan Rafi terkejut sama seperti Reza saat melihat vagina Della. Ternyata, Della juga tak memakai celana dalam.
“wah neng Della juga gak pake kancut…kayaknya neng Della emang udah tau bakal kita pake nih..gakgakgak !!!”, ejek Reza.
https://knightscollege.edu.au/profile_page/marsyaoktavia/settings/publicity/
http://koosha.edu.af/index.php/account/
https://isk.edu.my/index.php/user-registration/profile
http://www.eventfulencounters.co.uk/member/profile.html
https://foros.uapa.edu.do/profile/1874/marsyaoktavia
“jaangaannnnhhhh, Pakkhhh !!!”, lirih Della yang sudah tak kuasa merasakan hawa nafsunya yang semakin terpancing karena tiga titik vitalnya sedang dirangsang oleh 2 nelayan itu.
Reza pun jongkok di depan Della yang masih dipeluk dan diremasi payudaranya oleh Rafi dari belakang karena Reza ingin sekali melihat vagina Della dengan jelas.
“ckck…”, decak Reza.
“memek cewek cakep emang beda…hehe…bikin ngiler..wehehehe !!”, pujian sekaligus ledekan keluar dari mulut Reza yang sedang asik mengusap-usap vagina Della.
“aaahhhh….”, lirih Della, tubuhnya bergetar-getar saat Reza mulai memainkan klitorisnya sekaligus mengaduk-aduk liang vaginanya.
Reza dan Rafi semakin gemas dengan Della sehingga aktivitas mereka pun semakin menggila. Della tak kuasa lagi, dia hanya bisa mendesah dan melirih nikmat sambil menggeliat-geliat. Della pasrah kedua payudaranya diremasi Rafi dengan nafsunya, dan vaginanya habis dikobel-kobel oleh Reza. Rafi menjilati kuping kanan Della karena saking ‘gemas’nya dengan tubuh montok Della. Firman yang berada di depan Della hanya bisa terdiam melihat dua buah payudara Della berada di genggaman tangan Rafi sedangkan vagina Della tak terlihat karena tertutup kepala Reza yang sedang asik menjilati kemaluan Della.
“Paaakhh…Suuppriihhhhh…”, lirih Della sambil memandang ke Firman dengan pandangan mata yang sayu dan ekspresi wajah yang terlihat sedang di mabuk birahi.
Burung Firman pun sebenarnya sudah ingin keluar dari sarang, tapi Firman masih bingung harus berbuat apa.
Mendengar desahan Della, Rafi pun berkomentar.
“tuh Pri…udah dipanggil…”. Tengah terjadi perang batin di dalam hati Firman antar nafsu dan nurani.
Tapi, panggilan Della tadi memang bukan panggilan minta tolong. Justru Della ingin Firman agar ikut menggerayangi tubuhnya. Della sudah sangat bergairah, tak menyangka fantasi liarnya sedang proses terwujud.
“terusssss….ooohhhh…”, desis Della menekan kepala Reza ke selangkangannya.
Lidah Reza dengan lihainya menyapu setiap jengkal dari daerah kewanitaan Della dan melata-lata di dalam rongga vaginanya.
“aaaahh…aaahhh…AAAKKHHH !!!”.
Mulut Reza bagai vacuum cleaner yang menyedot habis cairan vagina Della. Dengan sapuan terakhir, lidah Reza membelai dari bawah bibir vagina Della sampai ke klitorisnya.
“gimana, Jak rasa memek mahasiswi caem ?”.
“uenak tenan, rek…gurih kayak santen…”.
“kalo gitu..neng Della, Pak Rafi juga minta santennya yaa ? hehehe”.
Rafi membalikkan Della sehingga berhadap-hadapan dengannya.
“mmpphhhhhh….”. Rafi langsung menyambar bibir halus Della tanpa basa-basi.
Dengan nafsunya, Rafi memagut, mengemut bibir Della dan menjilati wajahnya sehingga sekarang yang tercium di hidung Della hanya bau jigong Rafi saja. Lidah Rafi pun mendesak masuk ke dalam rongga mulut Della yang terbuka karena Della mencari udara. Betapa kagetnya Rafi saat merasakan perlawanan dalam rongga mulut Della.
Rupanya Della pun memainkan lidahnya. Rafi memandang wajah Della, namun Della memejamkan matanya, terlihat begitu menikmati ciuman. Dalam hati, Rafi merasa senang. Rupanya, mahasiswi manis ini memang ingin diperkosa dan disetubuhi. Bosan dengan bibir atas Della, Rafi langsung pindah ke ‘bibir’ Della yang lainnya.
“nyymmmm…heemmhh…wuuueenaaakk !!!!”, celoteh Rafi menikmati ‘rasa’ dari celah sempit pada tengah-tengah selangkangan Della.
“eeemmmhhh teerruusshh Paaakkhhh !!”, ungkap Della yang semakin memajukan pinggulnya seolah ingin menyajikan vaginanya kepada Rafi. Agen BandarQ
Rafi pun menarik pinggang Della ke arahnya sehingga wajah nelayan jelek itu semakin menempel dan semakin terbenam di selangkangan mahasiswi manis itu. Orgasme didapatkan Della lagi, Rafi pun sibuk menyeruput ‘sari’ vagina Della yang sedari tadi memang sudah ditunggu-tunggunya.
“rasanya gurih tenan !! hahaha !!!”. Rafi mencolek bibir bagian dalam vagina Della lalu memasukkan jarinya yang basah dengan cairan vagina itu ke dalam mulut Della.
“gimana, neng Della ? enak kan rasa memeknya ? gehehe !!!”.
Della memang tak menjawab, tapi dia mengulum jari Rafi.
“neng Della..kenapa kemaren gak bilang sih kalo memeknya rasanya enak banget. ya nggak, Tung ?”, bisik Reza dari belakang Della.
“iye..bener tuh..wahahaha !!”. Tangan Reza beralih untuk ‘mengusik’ selangkangan Della.
“eh Firman…mao nyobain memek neng Della juga kagak ?”. Reza mengajak Della berputar sehingga sekarang
Firman bisa melihat tubuh Della lagi yang tadi tertutup badan Reza.
“jangan malu-malu, Pri…kapan lagi lo bisa ngerasain memek kayak gini ?”, Reza membuka dan melebarkan bibir vagina Della.
Della benar-benar merasa begitu bergairah melihat kedua mata Firman yang sangat terfokus pada vaginanya. Della memang suka sekali jika ada yang memandangi tubuhnya, membuat Della merasa seksi dan semakin bersemangat memperlihatkan lekuk tubuhnya. Apalagi saat ini dia telanjang bulat di depan 3 pria dengan tatapan mata yang sangat lapar. Benar-benar begitu liar yang dirasakan Della. Sejak dulu, Della memang suka sekali kalau ada yang memperhatikannya.
Saat Della masih kelas 2 SMP, Della pernah jatuh terjerembab ke belakang karena terkena bola basket.
Posisi Della jatuh dengan kaki yang mengangkang, roknya pun tersingkap ke atas. Alhasil, teman-temannya yang sedang bermain basket melihat celana dalam Della dengan jelas. Della langsung berdiri dan lari dengan wajah yang merah karena sangat malu. Bagaimana tidak malu, mungkin ada sekitar 10 anak laki-laki yang melihat celana dalamnya.
Tapi, kejadian itu adalah awal mula munculnya sifat eksibisionis di dalam diri Della. Semenjak itu, Della sangat menyukai rasa dag dig dug dan rasa malu yang dirasakannya saat tahu kalau ada pria yang memandangi tubuhnya. Dan pada kelas 3 SMP, Della sudah mulai meninggalkan yang namanya bra dan cd sampai sekarang. Della hafal betul dengan jadwal mensnya agar tahu kapan harus memakai celana dalam.
“neng Della…boleh kan si Firman ngerasain memek neng juga ?”.
“iyaaaa…”, jawab Della sambil mengangguk pelan.
“tuh, Pri…udah di ijinin…”. Tak ragu-ragu lagi, Firman langsung jongkok dan menyantap vagina Della dengan rakus seperti orang kesetanan, kerasukan setan nafsu.
“ooohhh oouuuhhh aaahhhh”, desah Della menggeliat-geliat hebat dan menekan kepala Firman ke selangkangannya sendiri kuat-kuat.
Della terengah-engah, tubuhnya bermandikan keringat, desahannya menandakan kalau dia sedang larut dalam kenikmatan yang teramat sangat. Sambil terus meresapi kenikmatan yang sedang dirasakannya, Della melihat ke bagian bawah tubuhnya yang disantap habis-habisan oleh Firman.
Della tak menduga sama sekali, serangan lidah Firman akan begitu dahsyat seolah-olah Firman sudah tahu bagian mana yang harus disentuh, dijilat, dan disentil dengan lidahnya itu. Lidah Firman begitu lincah membelai daerah kewanitaan Della sehingga membuat pemiliknya begitu keenakan sampai terengah-engah dan mengerang lepas.
“Tung..bawa kite ke pulo yang waktu ntu…gak enak kalo ngentot di kapal..”, ujar Reza kepada Rafi sementara kedua tangannya tetap saja asik meremasi kedua payudara Della.
“seph daah..”. Tak lama, perahu pun melabuh di pinggir pantai.
Hanya terlihat hutan dan pohon-pohon tinggi. Kedua kaki Della terasa lemas, tak dapat menopang tubuhnya sendiri karena Firman membuatnya orgasme sebanyak 2x. Reza turun dari perahu duluan, Firman menggendong tubuh telanjang Della dan memberikan Della ke Reza. Reza mendudukkan Della di atas pasir dan berdiri di depannya, dan melepas celana. Dengan kasarnya, Reza membenamkan wajah Della ke selangkangannya yang bau apek itu.
“ayo neng Della !! sepongin kontol gue !!!”. Della menggenggam penis Reza dan mendekatkan tongkat itu ke mulutnya. Lidah Della menjulur keluar untuk menyambut kepala penis Reza.
“jilat neng kayak permen !”. Lidah Della pun menjalari sekujur batang kejantanan Reza yang membuat sang pemilik gemetar keenakan.
“ooohhh !!”, Reza merinding keenakan.
Batang, pangkal batang, dan buah pelirnya terkena sapuan lidah Della berkali-kali. Pangkal paha Reza pun juga dijilati Della. Selangkangan Reza basah kuyup oleh air liur Della yang semakin asik mengulum batang Reza. Della mengulum, menghisap, dan menyedot ‘perkakas’ Reza bersama ‘kantung’nya juga.
“neng Della..masa si Reza doank yang di sepong ? kita juga mau…hehehe”, ejek Rafi sambil menuntun tangan kanan Della ke penisnya yang sudah ‘bebas’.
Della pun mulai menggerakkan tangan kanannya. Della melirik ke arah kiri dan melihat Firman juga sudah tak memakai celana. Tanpa perlu dituntun, tangan kiri Della langsung menggenggam penis Firman dan mengocoknya. Della bagai ikan yang sedang sibuk dengan 3 kail pancing saja.
Di antara 3 batang yang ada, punya Firman yang paling lama dioral Della. Bahkan hanya batang Firman yang diciumi mesra oleh Della sebelum dikulum. Lama menunggu, Reza dan Rafi langsung menjejalkan penisnya ke mulut Della sehingga 3 ‘pentungan’ itu saling beradu dan berjejalan di depan mulut Della. Della menjulurkan lidahnya keluar dan menggerakkan lidahnya untuk mengenai 3 ujung penis yang tersodor di hadapannya.
“ayo, neng…sekarang tiduran…”. Della tidur terlentang dan menekuk kedua kakinya dan melebarkan kakinya seolah sudah bersiap diri akan ‘dipakai’ oleh 3 nelayan itu.
3 pria itu pun memandangi vagina Della yang tertutup pasir karena selangkangan Della basah oleh air liur Firman, Reza, Rafi tadi sehingga pasir pun menempel. Rafi dan Reza langsung berebutan dan saling dorong, dan Rafi lah yang keluar sebagai pemenang.
“neng…numpang nyelipin kontol donk..hehehe…”. Ujung ‘tombak’ Rafi pun sudah bersentuhan dengan bibir vagina Della.
“eemmmmm….”, gumam Della merasakan benda tumpul masuk ke dalam rahimnya. Batang kejantanan
Rafi terus masuk dan masuk membuat sela-sela bibir vagina Della melebar untuk menyesuaikan dengan diameternya. Pria tua dan gadis muda itu ‘tersambung’ oleh alat kelamin mereka yang saling mengunci.
“sempit banget !! mantaabbhh !!!”, teriak Rafi merasakan betapa sempit dan hangatnya liang kewanitaan Della.
Si pria tua itu begitu keenakan, penisnya bagai dijepit kuat dan diurut-urut oleh dinding vagina si gadis muda. Rafi mulai menggenjot vagina Della.
“uummhh…aahhh…oouuuhhh !!!”, berbagai macam bunyi suara keluar dari mulut Della.
Reza mengangkang di perut Della, meletakkan penisnya di belahan payudara Della. Reza pun merapatkan kedua buah payudara Della untuk menjepit penisnya.
“enaak jugaa !!! angeetthh !!”. Reza mulai memompa payudara Della. Pucuk penis Reza pun kadang menyentuh dagu Della.
“oohhh oohhh mmmhhh yeeessshhh !!!! ooooohhhhh !!!!”, erang Della tenggelam dengan kenikmatan.
Rafi terus menumbuk vagina Della dengan penuh nafsu, beda sekali dengan punya istrinya. Vagina Della terasa begitu sempit, hangat, dan peret, nikmat sekali rasanya.
“giilaa !! maanteebb !!!”, teriak Rafi lepas.
“eenngghhh hhemmhhh !!!”. Della mengejang, kedua kakinya melingkar erat di pinggang Rafi.
Rafi pun diam menikmati penisnya seperti disiram air hangat, nyaman sekali rasanya.
“dikiitttt lagii !!”. Gerakan Rafi semakin cepat.
Hujaman-hujaman penisnya semakin cepat, semakin kuat, dan semakin bertenaga. Nafas 2 manusia itu saling memburu, desahan semakin lepas seperti pelari yang sebentar lagi akan finish. Rafi buru-buru mengeluarkan batang kejantanannya itu dan mengarahkannya ke wajah Della.
“OOOKKHHHHHHH !!!”.
“crrrrrt crrtttttt !!”. Semburan sperma menerpa wajah Della beberapa kali.
Mata Della refleks menutup ketika semprotan sperma akan mengenai matanya lalu memukul-mukulkan penisnya ke wajah Della.
“neng Della tolong dibersihin dong…belepotan nih…”. Tanpa ragu-ragu, Della memiringkan tubuhnya dan menggenggam penis Rafi.
Dijilatinya batang kejantanan Rafi dengan penuh seksama, sesekali diurut dari pangkal hingga ke kepalanya untuk mengeluarkan tetes terakhir dari sperma Rafi yang mungkin masih tersisa di lubang kencing milik Rafi.
“makasih yaa, neng..hehehe”, Rafi mengelus-elus kepala Della. Begitu puas rasanya melihat wajah gadis semanis Della belepotan sperma, dalam otak Rafi.
“nah neng..sekarang gantian…wehehe…”. Reza sudah mengarahkan ‘rudal’nya ke satu-satunya ‘sasaran’ yang ada, sasarannya tak lain dan tak bukan adalah selangkangan Della yang sudah terbuka begitu lebar seolah sudah siap menerima ‘pengunjung’ berikutnya.
Senti demi senti penis Reza menyeruak masuk ke dalam liang kewanitaan Della. Sama seperti Rafi, Reza juga keenakan merasakan penisnya seperti ‘digigit’ dengan kuat.
“ini baru memeekkkk !!!”, teriak Reza.
“manteb kan memeknya neng Della, Jak ?”.
“mantaab, kontol gue kayak disedot masuk…OOOHH !!!”.
Begitu Reza mulai menggerakkan ‘tongkat sodok’nya keluar masuk rahim Della, Della langsung melingkarkan kedua kakinya di pinggang Reza seperti sebelumnya saat dia dipompa Rafi. Sambil asik menggenjot vagina Della, Reza pun meremas-remas payudara Della.
Della sempat menutup matanya untuk meresapi kenikmatan kelaminnya yang sedang diaduk-aduk Reza, tapi ketika Della membuka matanya lagi, pandangan matanya terhalang oleh kantung zakar dan batang penis, dan juga bau apek tercium di hidung Della.
“neng Della…”. Della melihat ke atas, ternyata punya Firman. Tanpa ragu-ragu, Della langsung mengoral kelamin Firman. Domino99 Online Terbesar
“emmm…uummmm…”, Della terlihat begitu menikmati ‘senapan’ Firman.
Tak ubahnya bagai anak kecil yang sedang mengulum lolipop, Della asik sekali menjilati batang kejantanan Firman. Sodokan-sodokan Reza membuat Della semakin menggila. Firman pun sampai merem melek keenakan menerima sapuan lidah Della. Sementara itu, Rafi sudah memakai celana kembali, tersenyum melihat 2 temannya menggarap wanita cantik yang sudah disetubuhinya duluan. Reza asik mengait vagina Della dengan penisnya sambil terus memainkan klitoris Della.
“oopp ooppp neng…”, Firman tak mau ‘keluar’ sekarang. Firman pun menarik penisnya dari mulut Della, tapi kesusahan karena mulut Della mengatup batangnya dengan rapat seperti penisnya tersangkut di mulut Della.
“aampuun neng…uu..udaah neng…”, Firman sampai minta ampun karena Della terus ‘mengerjai’ penisnya.
Della membuka mulutnya dan Firman langsung menarik tongkat pancingnya.
“neng Della suka ama kontolnya Firman ya ? hahahaha !!”, ledek Rafi.
Mendengar ejekan Rafi, Della tak bereaksi apa-apa karena terlalu terbuai dengan sentakan-sentakan penis Reza yang menyundul-nyundul pangkal rahimnya. Tubuh Della semakin berpeluh keringat, semakin banyak pasir yang menempel di sana-sini pada tubuh Della.
“uuummmhhhhhh !!! mmmmmnnnhhh !!! ooohhhhhh oohhhhh aaahhhhh !!!!”.
Desahan, rintihan, lirihan, dan erangan Della semakin menjadi-jadi ketika tusukan-tusukan Reza semakin cepat dan bertenaga.
“UUUUNNGGHHH !!! NEENG INTAAANNN !!!!”, erang Reza buru-buru mengeluarkan burungnya dan mengarahkannya ke payudara Della. Tak perlu waktu lama, gumpalan daging kembar milik Della pun sudah berhiaskan cairan berwarna putih yang kental dan lengket.
“neng…masih ada sisanya nih..hehehe…”.
Della pun dengan seksama ‘membersihkan’ penis Reza lalu meratakan sperma ke seluruh payudaranya, sama seperti sebelumnya, sperma Rafi sudah diratakan Della ke seluruh pelosok wajahnya. Della masih mengangkang dengan lebar, vaginanya seperti meminta untuk ‘diterjang’ benda tumpul lagi. Della merasa gairah dan hawa nafsu terus mengalir di dalam darahnya.
Bagi Della yang memang seorang eksibisionis sejati, berada di luar ruangan seperti pantai, hutan, dan lainnya memang membangkitkan gairah apalagi saat ini dia telanjang bulat dengan 3 lelaki yang menggilir vaginanya dengan semangat. Firman sudah berada di depan selangkangan Della yang terbuka lebar. Firman menaruh kedua betis Della di bahunya dan memulai proses injeksi terhadap alat kelamin Della.
“hhheemmhhh…”. Dengan sigap, bibir kemaluan Della melebar untuk memberikan ruang bagi ‘tongkat’ Firman agar bisa masuk semakin dalam.
Vagina Della terus melahap benda asing yang menginvasinya senti demi senti sampai seluruhnya telah tertelan ke dalam ruang hangat dan sempit yang ada di dalam vagina Della. Sambil memandang batang kejantanannya telah tertanam dengan sangat kokoh di dalam rahim Della, Firman mengusap-usap bibir bagian atas dari vagina Della dan sesekali memencet-mencet klitoris Della. Firman menarik penisnya dengan sangat perlahan sampai tinggal kepalanya saja yang masih ada di dalam liang kewanitaan Della. Tarikan perlahan memberikan sensasi tersendiri. Firman mendorong penisnya masuk ke dalam lagi juga dengan sangat perlahan.
“hhhhh uuummmmmhhhhhh…”, desahan lembut keluar dari mulut Della dengan suara yang lemah.
Gerakan penis Firman yang begitu lembut dan perlahan memberikan sensasi tersendiri bagi Della. Firman membungkuk sehingga kaki Della pun longsor ke bawah lagi dan langsung melingkar di pinggang Firman untuk menjepitnya agar tidak kemana-mana.
“mmmmmffhhh heemmm ccpphhh cccpphhh…”. Keduanya bercumbu dengan begitu dahsyat dan begitu bernafsu.
Tak ada yang mau mengalah, Della dan Firman sama-sama saling pagut, saling lumat, saling hisap bibir satu sama lain. Mereka berdua tak henti-hentinya saling mengadu lidah. Keduanya begitu meresapi percumbuan yang sedang terjadi, pelukan mereka juga semakin erat, tak ada yang mau menyudahi ciuman mereka. Della membuka matanya dan beradu tatapan dengan Firman.
Tidak hanya tatapan nafsu yang terpancar dari sinar mata Firman, tapi juga tatapan lembut dan kasih sayang yang ditangkap oleh mata Della. Andai aja udah kenal dari dulu, pasti gue udah jadiin bini, pikir Firman. Pak Firman, I LOVE YOU, kata Della dalam hati. Terjadi pertukaran emosional antara dua insan itu. Pertukaran emosional yang biasanya hanya terjadi antara 2 manusia yang saling mencintai, saling menyayangi, dan saling mengasihi, kini sedang dialami Della dan Firman yang baru kenal.
JaMonican emosional antara keduanya tercipta bukan hanya dari tatapan mata keduanya, tapi juga dari ciuman panas mereka yang begitu bergairah dan yang semakin memperkuat jaMonican itu adalah alat kelamin mereka berdua yang menyatu, penis Firman mengait kencang rahim Della sementara vagina Della pun menggigit erat penis Firman. Firman mengangkat tubuh Della sehingga Della seperti sedang menduduki penis Firman.
“neng Della…”.
“Pak Firman…”. Keduanya saling mendesahkan nama satu sama lain lalu sama-sama tersenyum penuh arti.
Della mengalungkan kedua tangannya ke leher Firman. Della menutup mata dan memajukan bibirnya seperti mengajak atau lebih tepatnya mengundang Firman untuk mencumbunya lagi. Kesempatan itu tak disia-siakan Firman yang langsung menyambar bibir Della yang lembut. Firman asik sekali menyantap bibir Della seperti bibir istrinya sendiri.
“gileee..si Firman jago banget..ampe neng Della pasrah banget gitu..”, komentar Rafi.
“iye..enak banget tuh si Firman…”. Ada sedikit rasa iri dan cemburu melihat Firman yang dilayani Della dengan sepenuh hati.
Keduanya terlihat sangat mesra dan serasi. Della melepas ciuman dan mulai bergerak untuk mengocok batang Firman yang sedang mendiami liang vaginanya. Nafas Della semakin memburu, sesekali Della diam agar Firman bisa ‘menyusu’ kepadanya. Kedua tangan Firman menampung dan meremas-remas bongkahan pantat Della. Firman memperhatikan Della mulai kecape’an sehingga dia kembali menelentangkan Della seperti sebelumnya dan mulai mencekoki vagina Della lagi.
“teruussshh Paakhh…ooohhhh…uuummmhhh…”. Keduanya terbuai dalam kenikmatan yang tak berujung seiring alat kelamin mereka yang terus bertubrukkan.
Firman mulai memacu dengan kecepatan maksimal, nafasnya memburu bagai orang berlari.
“hhh…neenngghhh !!! ooohhhh uuuhhhh eeerrrnnhhh”. Matahari semakin meninggi, menyinari Firman dan Della yang sudah ‘panas’ dari tadi.
“cllkk cllkk cllkk cllkk”, semakin cepat bunyi kecipak air.
“OOOGGGHHHH !!!!”, erang Firman menyemburkan ‘lahar’nya yang putih dan panas itu ke perut Della.
Firman tidak memegang penisnya karena Della sendirilah yang memegangi penis Firman. Firman memandangi wajah Della yang kelihatan begitu kelelahan namun terpuaskan, Della menampakkan senyum di wajahnya. Firman merasa puas sekali karena telah menuntaskan hajatnya dari kemarin, merasakan nikmatnya ‘surga kecil’ milik Della. Dengan bertumpu pada lutut, Firman mendekati wajah Della. Della pun langsung menyambar penis Firman bagai ikan yang menemukan kail favoritnya.
“nnmmmmm…mmmmmm…”. Della begitu meresapi mengulum penis Firman.
Lidahnya menggelitiki lubang kencing Firman, mengais sisa-sisa sperma yang ada di dalamnya. Della mengemuti ujung ‘tombak’ Firman yang berwarna merah muda itu terus menerus. Tubuh Firman gemetar, rasa enak mulai berubah jadi rasa ngilu, tapi Firman enggan menghentikan Della yang kelihatan asik sekali. Della pun menyadari kalau Firman sudah merasa tidak nyaman.
Della pun menciumi batang Firman beberapa kali dan melayangkan ciuman yang sangat mesra ke zakar Firman seolah berterima kasih karena telah membantunya mencapai puncak kenikmatan. Della meratakan sperma yang ada di perutnya dan meluruskan kedua kakinya setelah lama terbuka lebar dan menatap ke langit, mengistirahatkan tubuh dan jiwanya sambil merasa begitu bebas, tak ada beban.
“neng Della ?”.
“eh iya, Pak Reza ?”. Della membuka matanya dan melihat Reza, Rafi, dan Firman berdiri mengelilinginya. Della pun duduk ditemani 3 pria itu.
“neng Della gak marah kan tadi kita entotin ?”.
“nggak apa-apa kok…”, jawab Della tersenyum. Domino99 Online Terbesar
Della jadi merasa aneh, tadi 3 pria itu begitu kasar dan beringas memperkosanya, tapi sekarang mereka jadi sopan. Reza mengumpulkan sedikit kayu dan membakarnya dengan korek api yang dibawa Rafi. Firman mengambil 4 ikan. Mereka pun makan bersama-sama sambil mengobrol.
3 nelayan itu kembali melaut karena ikan yang ditangkap kurang banyak sementara Della tetap di pulau itu. Merasa bosan sendirian, Della pun memutuskan untuk melakukan kegiatan favoritnya yaitu berenang tanpa busana. Della memang suka berenang tanpa mengenakan apa pun di kolam renang rumahnya, tapi tak pernah dia berenang tanpa busana di laut lepas sehingga dia berenang dengan semangat.
“berenang nih neng ?”.
“iya nih…kok udah balik lagi, Pak ? gak ada ikan ?”.
“ada..malah dapet lebih banyak nih neng…”.
“wah..bagus donk…kalo gitu sekarang pulang kan ?”.
“iyaa..ayo neng naek…”. Dengan bantuan Firman, Della pun naik ke atas perahu.
Spontan, 3 pria itu menelan ludah, tak ada yang mengedipkan mata mendapat pemandangan yang begitu menakjubkan. Tubuh Della terlihat berkemilauan, bulir-bulir air yang membasahi tubuhnya dan juga menuruni setiap lekuk tubuhnya ditambah sinar matahari membuat keseksian tubuh Della menjadi semakin erotis dan sensual.
“neng Della..”.
“iya, Pak ?”, jawab Della sambil membetulkan rambutnya yang basah.
“ngeliat neng basah-basahan..Bapak jadi pengen lagi..hehe..”.
“iya, neng…sekali lagi sebelom pulang donk..hehe…”.
“mm…”. Della mengangguk sambil tersenyum.
Reza, Rafi, dan Firman pun menggumuli Della di pinggir pantai lagi, tapi kali ini mereka bertiga ‘menyerang’ Della sekaligus. Firman menumpahkan maninya ke wajah Della, sedangkan Reza ‘mentato’ payudara kiri Della dengan spermanya, dan payudara kanan Della dihias oleh Rafi. Tanpa mengelap sperma 3 orang itu, Della pun naik perahu. Della tetap bertelanjang ria selama berlayar pulang sehingga tak heran payudara dan pantatnya menjadi ‘sasaran empuk’ bagi tangan-tangan jail Firman, Reza, dan Rafi. Vagina dan pantat Della pun sesekali dikobel dan dikorek oleh 3 nelayan itu. Perahu beberapa kali berhenti karena Reza, Rafi, dan Firman ingin melepaskan dahaga akan rasa vagina Della. Della pun dengan senang hati menyediakan vaginanya untuk digerogoti 3 nelayan yang sudah tua dan jelek itu.
“celana saya mana, Pak ?”, tanya Della ketika sudah agak dekat dengan pinggir pantai.
“ini neng…”.
“baju saya robek ya, Pak ?”.
“iya neng..mending neng pake baju Bapak dulu…”, ujar Reza melepas bajunya.
“tapi ntar ketahuan ama istrinya Pak Firman…”.
“ntar biar Bapak pulang duluan, ambil baju neng Della…neng Della pake baju aja dulu sambil ntar nunggu di perahu..”.
“oh iya yaa, yaudah, Pak Reza…saya minjem bajunya yaa..”.
“iya, neng..silahkan…”. Perahu itu berlabuh di tepi pantai.
“Pak..ambilin bajunya yang warna putih juga…”, pesan Della.
“iya, neng…”. Firman pun kembali dengan sehelai baju Della.
“nih neng bajunya…”.
“makasih, Pak…tolong ditutupin dong, Pak…”.
“tenang neng…”. Reza dan Rafi merapat untuk menutupi Della yang berganti pakaian.
“Pak Reza..Pak Rafi..saya pulang dulu yaa…”.
“neng Della besok ikut lagi kan ?”.
“iyaa, Pak…”.
“hehe…asiik..”. Della pun tersenyum.
“mari, Pak…”. Della dan Firman pun kembali ke rumah dan berhasil mengelabui Juju, Indah, dan Didit dengan sikap biasa seperti tak terjadi apa-apa.
Keesokan paginya, Della agak terkejut saat keluar kamar mandi karena Firman sudah menunggu di depan pintu wc.
“ayok neng Della…”.
“bentar ya, Pak…saya ambil handycam dulu…”.
“ayu, Pak…”, ajak Della. Della dan tiga nelayan itu pun kembali melaut. Della pun diam saja sambil tersenyum saat Reza dan Rafi bekerja sama melucuti pakaiannya saat sudah agak menjauh dari pantai.
Dengan petunjuk Della, Reza bisa menggunakan handycam untuk merekam Della dan Rafi. Latar belakang laut lepas dan dua karakter yang begitu kontras dimana sang lelaki alias
Rafi yang masih berpakaian lengkap memeluk Della yang telanjang bulat dari belakang membuat pemandangan yang direkam Reza seperti film erotis sensual.
Bertambah erotis saat Della memejamkan matanya dan mendesah lembut, kelihatan begitu menikmati dan meresapi sentuhan-sentuhan dan rangsangan-rangsangan dari Rafi. Della dan Rafi terlihat seperti sepasang suami istri yang baru menikah. Della kelihatan seperti istri yang sangat mencintai suaminya sampai mau bugil di alam terbuka.
Rafi pun kelihatan seperti suami yang sedang nafsu-nafsunya menikmati setiap jengkal dari tubuh istrinya. Reza, Rafi, dan Firman pun bergantian menggerayangi tubuh Della dan bergantian merekam dengan handycam. Begitulah kegiatan Della setiap hari, menjadi putri duyung di atas perahu yang harus telanjang bulat dan menjadi ‘sasaran’ 3 nelayan itu.