Selasa, 10 Maret 2020

Bermain Dengan Cewek Sange Yang Sedang Memuncak


CrownQQ - Della, si penggagas ide untuk mendapatkan liburan yang berbeda dibandingkan liburan-liburan sebelumnya masih kebingungan untuk memilih pekerjaan yang cocok. Setelah berpikir cukup lama, Della mengamati lauk yang sedang dimakannya. Ikan, pekerjaan kasar yang dipilihnya harus berhubungan dengan lauk yang paling ia sukai itu, pikir Della.

Jika berpikir tentang ikan, pastilah langsung kepikiran nelayan. Della pun sudah memutuskan. Della mengepak beberapa helai pakaiannya dan yang paling penting adalah uang dan kartu atm. Della pergi ke daerah pantai yang pernah ia datangi. Waktu itu ia melihat beberapa nelayan di pantai tersebut. Tapi, Della harus mencari nelayan dulu yang mau menerimanya untuk tinggal bersama. Della pergi ke daerah tersebut. Tak lama kemudian, Della telah sampai.
permisi, Pak..”.

“iya, neng ?”.
“rumah Pak RT di mana yaa ?”.
“oh di sana, neng…neng lurus aja..abis itu belok kiri..”.
“oh..terima kasih ya, Pak..”.
“iya, neng..”. Della segera turun dari mobilnya saat sudah sampai di depan rumah yang di tunjukkan bapak tadi.
“tok tok tok !!”.
“permisi !!”. Pintu pun terbuka, seorang ibu-ibu yang membukanya.
“permisi, Bu..saya mau ketemu Pak RT..”.
“adek ini siapa ya ?”.
“nama saya Della, Bu..”.

BACA JUGA :  Seks Untuk Melunasi Hutang Yang Menumpuk

“saya Endang, istrinya Solihin, Pak RT di sini, dek Della ada keperluan apa ya ?”. Keduanya pun bersalaman.
“begini, Bu…saya lagi neliti kehidupan nelayan buat jadi bahan skripsi saya…saya mau minta izin ke Pak RT..”.
“oh begitu, dek Della udah ada tempat nginap di rumah warga di sekitar sini ?”.
“itu dia, Bu..saya belum ada..makanya saya mau izin ke Pak RT sekalian minta tolong di cariin warga di sekitar sini..boleh, Bu ?”.
“oh boleh boleh, dek..ayo dek Della masuk dulu..langsung ngomong sama bapak..”.
“iya, Bu..terima kasih..”.
“ayo dek, silakan duduk dulu..Ibu panggil Bapak dulu..”.
“iya, Bu..”. Tak lama kemudian, Endang keluar dengan seorang bapak-bapak.
“ini dek Della ya ?”.
“iya, Pak..saya Della..”.

“ada perlu apa ke sini ?”. Della pun menjelaskan seperti apa yang dijelaskan ke Endang.
Cerita Dewasa Della Si Gadis Nelayan
Meskipun Della berbohong, tapi kata-kata yang keluar dari mulutnya mengalir dengan lancar.
“hmm…begitu ya, Dek..adek tunggu di sini sebentar..saya mau tanya warga yang mau dulu..”.
“maaf, Pak…saya jadi gak enak ngerepotin…”.
“gak apa-apa, Dek Della…kalo gitu, saya pergi dulu yaa..”. Sambil menunggu, Della mengobrol dengan
Endang di ruang tamu rumah Endang. Tak lama kemudian, Solihin sudah kembali.
“Dek Della, ayo ikut Bapak..”.

“iya, Pak..Bu Endang, saya pergi dulu..”. Della mengikuti Solihin yang berjalan melewati rumah-rumah warga yang sederhana.
Hampir semua warganya berprofesi sebagai nelayan sehingga rumah-rumah yang ada hampir sama.
“nah, Dik Della..ini namanya pak Firman..”.
“Della..”, ujar Della sambil menyalami Firman dan tersenyum.
“Firman..”
“nah ini istrinya Pak Firman..namanya Bu Juju..”.
“Della..”.
“Aminah..”.
“nah, Pak Firman..ini Della yang tadi saya bicarakan..gimana ? boleh Dik Della tinggal disini, Pak ?”.
“boleh..”.
“kalau ibu Juju?”.

“berapa lama Nak Della mau tinggal?”.
“hmm..mungkin sekitar 1 minggu..paling lama mungkin 2 minggu..boleh ya, Bu, Pak ? saya janji deh bakal bantu-bantu n’ gak nyusahin..”, rayu Della.
“iya, boleh, Nak Della..”.
“makasih banget Bu Juju..”, ujar Della, memeluk Juju.
“kalo Bapak ?”.
“iyaa, boleh, neng..”.
“makasih, Pak Firman..”. Della hanya menyalami Firman.
“kalo begitu..besok saya mulai tinggal di sini..makasih ya Pak Solihin udah bantu saya..”.
“iya, Dek Della…saya seneng bisa bantu…”.

Della pun mengobrol dengan Solihin, Juju, dan Firman. Layaknya orang yang benar-benar sedang meneliti, Della kadang melayangkan pertanyaan ke Juju dan Firman. Setelah rasanya cukup mengakrabkan diri kepada keluarga nelayan itu, Della pun pamit untuk pulang karena baru besok dia akan pindah.

Rumah Firman benar-benar sederhana layaknya rumah-rumah nelayan seperti umumnya, namun bukan Della namanya jika hanya gara-gara itu dia jadi mengurungkan niatnya. Gadis manis itu malah bersemangat dan jadi tak sabar, ingin tinggal bersama keluarga yang sederhana. Keesokan harinya pun, Della kembali dengan sudah membawa kopernya.
“tok tok tok”.

“eh Nak Della..silahkan masuk..”, suruh Juju.
“Pak Firman kemana, Bu ?”.
“lagi jemput Didit sama Indah di sekolah..”.
“oh, anak-anak Ibu biasa pulang jam segini ya ?”.
“iya, nak…ayo, Nak diminum dulu..”.
“aduh si Ibu..pake repot-repot..makasih ya, Bu..”.
“Nak Della..sini ikut Ibu..”.
“iya, Bu..”. Della mengikuti Juju masuk ke kamar yang hanya tertutup dengan kain saja, tak ada pintu.

“nah, Nak Della nanti tidur di sini bareng Ibu sama Indah..”.
“lho ? Bapak Firman nanti tidur dimana ?”.
“nanti biar Bapak tidur sama Didit..”.
“tapi Bapak gak apa-apa, Bu ?”.

“gak apa-apa…Ibu udah ngomong sama Bapak..”.
“oh..makasih yaa, Bu..”.
“baju-bajunya Nak Della taruh di lemari ini aja..”.
“iyaa, Bu..”. Agen BandarQ

Della memasukkan baju-bajunya yang ada di koper ke dalam lemari. Juju mengajak Della keliling rumah, menunjukkan dimana dapur dan kamar mandinya. Della benar-benar prihatin, lantai dapurnya dari pasir. Kamar mandinya juga memprihatinkan, hanya seperti sebuah bilik. Tak lama kemudian, Firman, Indah, dan Didit pulang dari sekolah.
“kakak ini siapa, Bu ?”, tanya Indah.
“mmm..ini..”, Juju kebingungan bagaimana menjelaskan ke anaknya yang masih kecil itu.
“kakak ini temen adiknya Ibu..”.
“terus kakak di sini mau apa ?”.
“ya kakak bantu-bantu aja di sini…”.
“oh…”.
“udah sana..ganti seragamnya…ayo kamu juga, Dit..”.
“iyaa, Bu..”. Indah dan Didit pun masuk ke dalam kamar dan langsung keluar lagi dengan pakaian yang agak lusuh.
Didit pun langsung keluar untuk bermain. Sementara Indah penasaran dengan orang asing yang ada di rumahnya.
Cerita Mesum Della Si Gadis Nelayan
“kakak, kakak..”.
“iyaa ?”.
“nama kakak siapa ?”.
“nama kakak, Della…nama kamu Indah kan ?”.
“iya, kak…kakak tinggal di mana ?”.
“di daerah Rezarta…”.
“oh…terus kakak kelas berapa ?”.
“kakak udah gak sekolah, sayang…kakak kuliah..”.
“apa, kak ? kul..kuliah yaa, kak ? kuliah itu apa, kak ?”.
“iyaa..kuliah itu…hmm..kamu sekarang kelas berapa ?”.
“kelas 5 sd, kak..”.

“nah kamu tau kan ada SMP abis itu SMA ?”.
“iyaa..”.
“nah kuliah itu habis SMA..”.


“oooh…wah berarti kakak pinter banget dong ? ajarin Indah ngerjain pr dong ?”.
“ayoo..mana sini prnya..tapi Indah yang ngerjain yaa..kakak cuma ngajarin doank lho..”.
“iyaa dong, kak..”.
Firman dan Juju tersenyum, belum ada sehari tapi Della sudah membantu anak mereka mengerRezan pr. Della kagum dengan Indah, cuma sekali di ajari, dia langsung bisa. Pasti gedenya pinter nih anak, pikir Della.
Secara diam-diam, Firman memperhatikan Della. Sebagai lelaki normal, Firman tertarik dengan Della.

Dibandingkan istrinya, Della jauh lebih cantik dan manis dan tentu tubuh Della lebih menggiurkan daripada Juju. Tubuh gadis muda itu terlihat begitu padat dan montok, pantatnya sekal, dan kedua kemasan susunya juga sangat menggiurkan, tak heran kalau Firman sering salah tingkah jika berhadap-hadapan dengan Della sebab pikiran-pikiran jorok tentang Della selalu mampir ke otak Firman.

Tapi, Firman tidak tahu sifat asli Della, si gadis manis yang terlihat kalem itu. Dalam waktu sehari saja, Della bisa mengakrabkan diri dengan keluarga barunya. Didit juga sudah lumayan akrab dengan Della. Di antara 3 temannya yang lain, memang Della yang paling jago bersosialisasi dengan orang lain. Bisa dibilang, Della adalah cewek yang easy going dan asik.
“Pak Firman..”.

“iya, neng ?”.
“Pak Firman kalau pergi ke laut, jam berapa berangkatnya, Pak ?”.
“ngelaut ? jam 5 pagi, neng…kenapa, neng ?”.
“saya mau ikut dong, Pak ?”.
“ikut ? kok neng mau ikut ? buat apa, neng ?”.
“ya buat jadi bahan skripsi saya, Pak…saya mau tahu caranya nelayan pas lagi nangkep ikan, Pak…”.
“oh begitu..tapi neng Della bisa gak bangun pagi ?”.
“bisa, Pak..tenang aja..boleh ya, Pak ?”.
“iyaa boleh, neng…”.

Bagaimana Firman bisa menolak, pergi ke laut untuk menangkap ikan ditemani gadis manis, tentu tidak akan bosan. Della terbangun karena ingin buang air kecil. Kebiasaan buruknya sejak kecil memang belum bisa hilang. Dengan sangat hati-hati, Della turun dari tempat tidur agar tidak membangunkan Juju dan Indah yang tidur di sampingnya.

Della berjalan ke kamar mandi dengan menyalakan fitur senter di hpnya untuk menerangi jalannya karena lampu petromax yang menyala tidak terlalu terang. Firman keluar dari kamar Didit karena sudah jam 4.30 pagi. Firman menyiapkan jalanya, melipatnya dengan rapi agar tidak kusut nanti saat dilempar. Dia dengar ada suara dari arah kamar mandi.

Dia pun berjalan ke arah kamar mandi untuk mencari tahu ada apa. Dia tahu ada orang di dalam kamar mandi, Firman sengaja tak bersuara karena siapa tahu yang sedang di kamar mandi adalah Della. Firman mengintip dari celah-celah bilik kamar mandi yang terbuat dari bambu itu. Firman sumringah, dewi fortuna sedang berpihak padanya. Orang yang ada di dalam kamar mandi memang benar Della yang sedang jongkok.

“ccrrr…”, bunyi air yang jatuh ke dalam wc. Mata Firman pun tak berkedip, menikmati pemandangan yang ada di depan matanya.
“hhh !!”, nafas Firman menjadi cepat ketika melihat Della mengobel-ngobel vaginanya sendiri.
“ah !! akhirnya lega juga..”, ujar Della setelah selesai mengeluarkan sisa-sisa air seninya dari liang kewanitaannya.

Pandangan Firman tertuju ke daerah intim Della yang terlihat jelas ketika Della berdiri. Tak ada rambut yang menutupi daerah segitiga Della. Jelas sekali bagi Firman untuk bisa melihat bentuk vagina

Della. Firman menelan ludahnya sendiri, nafsu sekali melihat lembah kewanitaan milik Della. Bibir vagina Della terlihat begitu rapat, pastilah sempit dan hangat di dalamnya, begitu yang dipikirkan Firman. Firman langsung ngibrit begitu Della akan keluar kamar mandi.
“eh Pak Firman udah bangun ?”.

“i..iya, neng..”.
“udah biasa bangun jam segini ya, Pak ?”.
“i iya, neng..”.
“Bapak mau berangkat sekarang ?”.
“i..iya, neng…”.
“kalo gitu saya siap-siap bentar ya, Pak…”. Della mencuci mukanya agar lebih segar dan merapikan rambutnya.

“ayo, Pak…”. Della dan Firman berjalan menuju pinggir laut. Firman masih terbayang-bayang dengan selangkangan Della tadi.
Ada sebuah perahu yang tidak bagus namun cukup besar. Ada 2 orang pria yang berada di dekat pria itu.
“eh, Pri…siapa tuh cewek cakep ?”.
“kenalin…ini namanya Della, mahasiswi dari Rezarta..”.
“Reza..”.

“Rafi..”.
“Della..”, balas si gadis manis sambil tersenyum dan bergantian menyalami tangan kedua pria berkulit hitam itu.
“neng Della ngapain ke sini ?”.
“saya dapet tugas dari kampus disuruh cari tahu tentang kehidupan nelayan..makanya saya ikut Pak Firman ke laut…”.
“jadi neng Della mau ngelaut bareng kita nih ?”.
“iyaa, Pak Reza, Pak Rafi..boleh kan saya ikut ?”.
“ya boleh dong, neng…”, dua pria itu tersenyum. Reza, Rafi, dan Firman menaruh jalanya di dalam perahu.

“ayo, neng Della naik…”.
“iya, Pak…”. Belum terbiasa naik ke kapal yang sudah mengambang di air, Della pun limbung dan akan jatuh ke belakang.

Dengan refleks cepat, Firman langsung menahan tubuh Della dengan menggunakan tangan kanannya untuk menahan punggung Della sementara tangan kirinya menahan pantat Della.
“ma..ma..af, neng…”, ujar Firman langsung takut Della marah karena telah memegang pantatnya.
“gak apa-apa, Pak…tadi kan Bapak nolongin saya..”, jawab Della ditambah dengan senyumannya yang manis. Firman jadi agak tenang.
“hati-hati neng, naiknya..”.
Cerita Hot Della Si Gadis Nelayan

Dengan berpegangan pada Firman, Della bisa naik ke atas perahu dengan mudah. Setelah itu, Firman, Reza, dan Rafi mendorong kapal lebih ke laut sebelum naik ke atas kapal.
Mesin perahu pun dinyalakan. Reza yang mengendalikan mesin sementara Rafi dan Firman menyiapkan jala. Reza pun memandangi lekuk-lekuk tubuh Della dari belakang.
“ckck…”, decak Reza sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Andai saja punya istri seperti ini, pasti malas untuk mencari ikan, inginnya di ranjang terus, pikir Reza. Perahu pun berhenti, Reza, Rafi, dan Firman mengambil jala mereka masing-masing. Setelah di urai agar tidak kusut. Reza melemparkan jalanya ke bagian samping kanan perahu sementara Rafi ke bagian kiri dan Firman ke bagian depan.

“oh iya, Pak…ini perahu punya siapa ?”.
“oh ini perahu punya kita betiga, neng..”.
“oh punya bertiga…patungan gitu ceritanya ?”.
“iyalah, neng…kalo buat perahu sendirian mahal…”.
“oh iyaa juga yaa…”. Della pun menyaksikan 3 nelayan itu melempar jala, menariknya, dan menuang ikan ke dalam perahu lalu melempar jalanya lagi.

Della pun merekam semua kegiatan 3 nelayan tersebut dengan handycam mahalnya. Handycam yang tahan air. Selesai sudah melaut hari itu, matahari sudah lumayan tinggi bersinar.
“wah ikannya banyak juga yaa, Pak…”.
“segini malah sedikit, neng..biasanya lebih banyak…”.
“oh..saya kira segini udah banyak..”.
“belum, neng…kalo cuma segini..biasanya nanti siang ngelaut lagi..”, jelas Reza.
“oh..nanti siang saya boleh ikut lagi kan, Pak ?”.
“pasti boleh lah, neng…kan lumayan bisa nambah semangat..hehe..”, canda Rafi mulai menggoda Della.

“ah, Pak Rafi bisaa aja niih…”. Mereka pun kembali ke pinggir laut.
Firman beserta 2 kawannya melabuhkan perahu mereka.
“neng Della pulang aja duluan…kita bertiga mau bawa ikan ke pasar dulu..”.
“oh ya dah, Pak…Pak Reza, Pak Rafi…Della pulang duluan yaa..”.
“oh iyaa neng…”. Della pun berjalan ke rumah Firman.
“dari laut yaa, Nak ?”, tanya Juju yang melihat Della berjalan.
“iyaa, Bu…rasanya capek juga yaa, Bu…padahal saya tadi gak ngapa-ngapain…”.
“yaa namanya juga Nak Della belum biasa…”. Agen BandarQ

“mungkin juga kali yaa, Bu…”.
“yaudah, Nak Della istirahat dulu abis itu Nak Della mandi…”.
“iyaa, Bu…”. Setelah mandi dan berganti pakaian, Della pun keluar dari rumah.
“sini, Bu…saya bantuin jemur pakaiannya…”.
“makasih, Nak…”. Della pun mengobrol dengan Juju sehabis menjemur, tak lama kemudian Firman pulang.
Pagi pun berganti menjadi siang hari yang terik. Kedua anak Firman telah pulang dari sekolah dan telah berganti pakaian.
“ayo semua, kita makan…”.

“maaf nih, Nak Della…hari ini cuma ada ikan asin, tumis kangkung sama tempe goreng doang..”.
“gak apa-apa, Bu…saya malah seneng banget…”.
Della pun membuktikan perkataannya. Dengan lahap, Della memakan nasi dengan lauk yang tersedia. Juju tersenyum senang, tak disangka olehnya, mahasiswi kaya itu kelihatan lahap sekali makan hanya dengan ikan asin dan tumis kangkung yang dibuatnya. Kirain semua orang kaya sombong, gak mau makan beginian, pikir Juju. Setelah makan, Della membantu Juju membersihkan piring-piring. Sementara, seperti biasa Didit pergi ke luar untuk bermain bersama teman-temannya.”Bapak…mau ke laut lagi kan ?”.

“kayaknya gak jadi, neng..”.
“lho ? kenapa, Pak ? bukannya tadi ikannya kurang banyak ?”.
“tadi pas lagi di jalan ketemu orang dari restoran…beli semua ikan…lebih mahal daripada di jual di pasar…”.

“waah…berRafi dong, Pak hari ini…”.
“iyaa, neng…”.
“kalo gitu…gimana kalo saya ngajak Indah naik perahu Bapak…”.
“iya boleh, tapi neng..”.
“bahan bakarnya ? tenang aja, Pak…saya beliin deh…”.
“iya, neng…”. Della memberi uang ke Firman yang langsung keluar rumah.
“Indah, mau nggak jalan-jalan sama kakak naik perahunya Bapak ?”.
“wah, mau ! mau ! mau, Kak…”.
“yaudah..kamu siap-siap gih sana…”.
“iya, Kak…”.

Mereka berdua pun menuju ke perahu dimana Firman sudah selesai mengisi bahan bakar perahunya. Mereka bertiga menikmati pemandangan laut. Indah dan Della begitu akrab bagai kakak-adik malah seperti ibu-anak. Firman masih terngiang-ngiang dengan memori tadi pagi. Andai aja neng Della jadi bini gue, pikir Firman.
Memang, Della tidak terlalu cantik seperti 3 temannya, tapi wajahnya lumayan manis, tubuhnya pun cukup padat berisi, belum lagi Della mempunyai inner beauty karena keramah-tamahannya dan easy-going, enak diajak ngobrol membuat daya tarik tersendiri bagi Della. Puas menikmati keindahan laut, mereka bertiga pulang ke rumah. Della benar-benar senang sekali, keinginannya terpenuhi, menikmati keindahan laut, meskipun ada satu lagi keinginannya yang belum atau kemungkinan besar tidak akan terpenuhi.



Indah dan Della sama-sama tidur setelah sampai di rumah. Juju sedang keluar rumah sehingga tinggal Firman yang sedang ngaso di depan rumah. Terngiang-ngiang akan pemandangan selangkangan Della, pikiran nakal singgah di otak Firman. Firman mengintip ke kamar istrinya, Della masih tidur pulas bersama Indah. Firman berjalan ke luar rumah menghampiri jemuran istrinya.

Firman mencari pakaian Della yang ada di jemuran. Firman ingin mencari celana dalam atau setidaknya bra yang digunakan Della. Firman keheranan dan kebingungan, dia tak menemukan cd ataupun bh Della. Yang ada cuma baju atau celana 3/4 milik Della. Jika ada celana dalam, paling itu punya Juju. Terbesit 2 jawaban di otak Firman. Della tidak ganti celana dalam atau bh selama 2 hari atau 2 hari ini Della tidak pernah memakai bh dan celana dalam. Membayangkan jawaban kedua, timbul tonjolan di celana Firman. Firman membayangkan lebih jauh, dirinya membayangkan Della tak mengenakan apapun saat melaut. Pastilah begitu indah melihat keseksian tubuh telanjang dari gadis muda nan cantik seperti Della di atas perahu.

“heh…Bapak ngapain ngeliatin jemuran ?”, tanya Juju.
“nggak, Bu…Bapak ngecek udah kering apa belum ?”.
“oh..neng Della udah bangun, Pak ?”.
“belum, masih tidur sama Indah…”.
“oh..”. Hari itu pun berlalu seperti biasa.
Keesokan paginya, seperti pagi kemarin, Della dan Firman sudah siap untuk melaut. Firman agak terkejut melihat Della yang memakai kaos putih. Kaos putih membuat payudara Della lebih ‘jelas’. Apalagi, Firman melihat ada tonjolan kecil tepat di bagian dada Della.
“kenapa, Pak ?”.

“nggak, neng…”, Firman langsung memalingkan wajahnya karena tertangkap basah oleh Della melirik ke bagian dadanya.
“ayo, Pak..kita berangkat yuk..”.
“eh bapak-bapak…udah pada di sini yaa…”, sapa Della yang baru datang bersama Firman.
Mereka pun langsung melaut.
“Pak…saya mau nyoba dong…”.

“neng bisa ?”.
“saya mau nyoba aja, Pak..”.
“yaudah..nih, neng..”. Della melempar jala, mendiamkannya.
“nah neng..sekarang tarik jalanya…”.
“mmmpphh !!!”, Della menarik jala yang sekarang jadi berat.
“aduh beraat, Pak !!”.
“sini, Bapak bantuin…”. Rafi meraih ke bawah untuk menggenggam jala dan membantu Della menarik jala.
“wah ikannya banyak, Pak…”, ujar Della kegirangan.
“iya neng..mentang-mentang cewek cakep yang ngelempar jala..ikannya pada banyak yang masuk jala…”.

“ah Pak Rafi bisa aja…”. Rafi pun mengeluarkan ikan dari jala.
“lagi ah, Pak…”. Della melempar jala lagi. Kali ini, jalanya lebih berat dari sebelumnya. Della pun menarik dengan sekuat tenaga. Kaki Della mencari piRezan yang kuat, tapi salah menapak.
“byurr !!!”. Della pun tercebur ke dalam air. Dengan sigap, Firman meloncat ke dalam air. Rafi dan Reza membantu Della naik lagi ke atas perahu.

“neng Della gak apa-apa ?”.
“nggak apa-apa, Pak..tadi cuma kepleset aja kok…”.
“gleek…”. Reza dan Rafi meneguk ludahnya sendiri.
Kaos putih polos yang dikenakan Della kini menjadi transparan karena basah terkena air sehingga terlihatlah daging kembar milik Della oleh Reza dan Rafi.

Bukannya tidak sadar, Della justru sadar sekali Reza dan Rafi sedang memandangi payudaranya, tapi Della malah menengok ke belakang dan menaruh tangannya di pantatnya sendiri.
“yah basah deh celana tinggal satu-satunya…”. Karena Della melihat ke arah pantatnya, otomatis dadanya jadi semakin membusung ke depan, tepat ke hadapan Reza dan Rafi.

“Pak Firman, sini saya bantu…”. Della merunduk, pantatnya mengarah ke Reza dan Rafi.
Benar dugaan Firman, Della tak memakai bra. Firman bisa melihat dengan jelas ‘kemasan susu’ Della melalui lubang leher kaosnya. Della merasa begitu liar, begitu nakal. Kedua buah payudaranya sedang diintip Firman dari depan sedangkan pantatnya sedang diamati dengan seksama oleh Reza dan Rafi. Tiba-tiba dua tangan menyeMonicap dari belakang Della, menampung 2 daging empuk Della yang menggantung itu dan langsung meremasinya. Spontan, Della langsung berdiri tegak dan melihat ke belakang, ternyata Rafi.
“Pak Rafi ! STOP !!!”, nada Della kencang sambil berusaha keras menjauhkan kedua tangan Rafi dari payudaranya.

Tapi, tangan Rafi tetap kokoh menggenggam dada Della. Meremasinya dengan sangat bertenaga sehingga Della agak kesakitan. Rafi sengaja melakukan itu agar Della tahu siapa yang berkuasa dan menegaskan bahwa payudaranya sudah dikuasai. Tiba-tiba, Reza sudah berdiri di samping Della. Tangannya langsung menangkup daerah selangkangan Della. Bergerak perlahan mengelus-elus vagina Della bagai mengelus kucing (pussy) untuk dimanja.
“tenang aja, neng Della…kalo neng Della pasrah..neng Della juga bakalan enak, kok..hehe”. Sebenarnya, Della hanya berakting saja.

Batinnya malah berteriak minta vaginanya disodok secepatnya. Inilah fantasi liar Della yang tak pernah terpenuhi. Berhubungan intim di atas perahu adalah hal yang sangat liar bagi Della yang ternyata memang eksibisionis sejati. Kaos Della yang basah bisa dirobek Rafi dengan mudahnya dan langsung kembali meremas-remas payudara Della yang empuk dan sesekali memilin, menarik, dan memencet-mencet kedua puting Della.

Melihat temannya yang sudah beraksi, Reza tak mau kalah. Dibukanya kancing dan resleting celana 3/4 yang dikenakan Della lalu langsung memelorotinya ke bawah. Firman dan Rafi terkejut sama seperti Reza saat melihat vagina Della. Ternyata, Della juga tak memakai celana dalam.
“wah neng Della juga gak pake kancut…kayaknya neng Della emang udah tau bakal kita pake nih..gakgakgak !!!”, ejek Reza.

https://knightscollege.edu.au/profile_page/marsyaoktavia/settings/publicity/
http://koosha.edu.af/index.php/account/
https://isk.edu.my/index.php/user-registration/profile
http://www.eventfulencounters.co.uk/member/profile.html
https://foros.uapa.edu.do/profile/1874/marsyaoktavia


Reza pun langsung meremas-remas lembah kewanitaan Della dengan penuh nafsu. Jari-jarinya menari di sekitar bibir vagina mahasiswi manis itu.
“jaangaannnnhhhh, Pakkhhh !!!”, lirih Della yang sudah tak kuasa merasakan hawa nafsunya yang semakin terpancing karena tiga titik vitalnya sedang dirangsang oleh 2 nelayan itu.
Reza pun jongkok di depan Della yang masih dipeluk dan diremasi payudaranya oleh Rafi dari belakang karena Reza ingin sekali melihat vagina Della dengan jelas.
“ckck…”, decak Reza.

“memek cewek cakep emang beda…hehe…bikin ngiler..wehehehe !!”, pujian sekaligus ledekan keluar dari mulut Reza yang sedang asik mengusap-usap vagina Della.
“aaahhhh….”, lirih Della, tubuhnya bergetar-getar saat Reza mulai memainkan klitorisnya sekaligus mengaduk-aduk liang vaginanya.

Reza dan Rafi semakin gemas dengan Della sehingga aktivitas mereka pun semakin menggila. Della tak kuasa lagi, dia hanya bisa mendesah dan melirih nikmat sambil menggeliat-geliat. Della pasrah kedua payudaranya diremasi Rafi dengan nafsunya, dan vaginanya habis dikobel-kobel oleh Reza. Rafi menjilati kuping kanan Della karena saking ‘gemas’nya dengan tubuh montok Della. Firman yang berada di depan Della hanya bisa terdiam melihat dua buah payudara Della berada di genggaman tangan Rafi sedangkan vagina Della tak terlihat karena tertutup kepala Reza yang sedang asik menjilati kemaluan Della.

“Paaakhh…Suuppriihhhhh…”, lirih Della sambil memandang ke Firman dengan pandangan mata yang sayu dan ekspresi wajah yang terlihat sedang di mabuk birahi.
Burung Firman pun sebenarnya sudah ingin keluar dari sarang, tapi Firman masih bingung harus berbuat apa.
Mendengar desahan Della, Rafi pun berkomentar.

“tuh Pri…udah dipanggil…”. Tengah terjadi perang batin di dalam hati Firman antar nafsu dan nurani.
Tapi, panggilan Della tadi memang bukan panggilan minta tolong. Justru Della ingin Firman agar ikut menggerayangi tubuhnya. Della sudah sangat bergairah, tak menyangka fantasi liarnya sedang proses terwujud.
“terusssss….ooohhhh…”, desis Della menekan kepala Reza ke selangkangannya.
Lidah Reza dengan lihainya menyapu setiap jengkal dari daerah kewanitaan Della dan melata-lata di dalam rongga vaginanya.
“aaaahh…aaahhh…AAAKKHHH !!!”.
Mulut Reza bagai vacuum cleaner yang menyedot habis cairan vagina Della. Dengan sapuan terakhir, lidah Reza membelai dari bawah bibir vagina Della sampai ke klitorisnya.
“gimana, Jak rasa memek mahasiswi caem ?”.
“uenak tenan, rek…gurih kayak santen…”.

“kalo gitu..neng Della, Pak Rafi juga minta santennya yaa ? hehehe”.
Rafi membalikkan Della sehingga berhadap-hadapan dengannya.
“mmpphhhhhh….”. Rafi langsung menyambar bibir halus Della tanpa basa-basi.
Dengan nafsunya, Rafi memagut, mengemut bibir Della dan menjilati wajahnya sehingga sekarang yang tercium di hidung Della hanya bau jigong Rafi saja. Lidah Rafi pun mendesak masuk ke dalam rongga mulut Della yang terbuka karena Della mencari udara. Betapa kagetnya Rafi saat merasakan perlawanan dalam rongga mulut Della.

Rupanya Della pun memainkan lidahnya. Rafi memandang wajah Della, namun Della memejamkan matanya, terlihat begitu menikmati ciuman. Dalam hati, Rafi merasa senang. Rupanya, mahasiswi manis ini memang ingin diperkosa dan disetubuhi. Bosan dengan bibir atas Della, Rafi langsung pindah ke ‘bibir’ Della yang lainnya.
“nyymmmm…heemmhh…wuuueenaaakk !!!!”, celoteh Rafi menikmati ‘rasa’ dari celah sempit pada tengah-tengah selangkangan Della.
“eeemmmhhh teerruusshh Paaakkhhh !!”, ungkap Della yang semakin memajukan pinggulnya seolah ingin menyajikan vaginanya kepada Rafi. Agen BandarQ

Rafi pun menarik pinggang Della ke arahnya sehingga wajah nelayan jelek itu semakin menempel dan semakin terbenam di selangkangan mahasiswi manis itu. Orgasme didapatkan Della lagi, Rafi pun sibuk menyeruput ‘sari’ vagina Della yang sedari tadi memang sudah ditunggu-tunggunya.
“rasanya gurih tenan !! hahaha !!!”. Rafi mencolek bibir bagian dalam vagina Della lalu memasukkan jarinya yang basah dengan cairan vagina itu ke dalam mulut Della.
“gimana, neng Della ? enak kan rasa memeknya ? gehehe !!!”.
Della memang tak menjawab, tapi dia mengulum jari Rafi.
“neng Della..kenapa kemaren gak bilang sih kalo memeknya rasanya enak banget. ya nggak, Tung ?”, bisik Reza dari belakang Della.

“iye..bener tuh..wahahaha !!”. Tangan Reza beralih untuk ‘mengusik’ selangkangan Della.
“eh Firman…mao nyobain memek neng Della juga kagak ?”. Reza mengajak Della berputar sehingga sekarang

Firman bisa melihat tubuh Della lagi yang tadi tertutup badan Reza.
“jangan malu-malu, Pri…kapan lagi lo bisa ngerasain memek kayak gini ?”, Reza membuka dan melebarkan bibir vagina Della.

Della benar-benar merasa begitu bergairah melihat kedua mata Firman yang sangat terfokus pada vaginanya. Della memang suka sekali jika ada yang memandangi tubuhnya, membuat Della merasa seksi dan semakin bersemangat memperlihatkan lekuk tubuhnya. Apalagi saat ini dia telanjang bulat di depan 3 pria dengan tatapan mata yang sangat lapar. Benar-benar begitu liar yang dirasakan Della. Sejak dulu, Della memang suka sekali kalau ada yang memperhatikannya.
Saat Della masih kelas 2 SMP, Della pernah jatuh terjerembab ke belakang karena terkena bola basket.
Posisi Della jatuh dengan kaki yang mengangkang, roknya pun tersingkap ke atas. Alhasil, teman-temannya yang sedang bermain basket melihat celana dalam Della dengan jelas. Della langsung berdiri dan lari dengan wajah yang merah karena sangat malu. Bagaimana tidak malu, mungkin ada sekitar 10 anak laki-laki yang melihat celana dalamnya.

Tapi, kejadian itu adalah awal mula munculnya sifat eksibisionis di dalam diri Della. Semenjak itu, Della sangat menyukai rasa dag dig dug dan rasa malu yang dirasakannya saat tahu kalau ada pria yang memandangi tubuhnya. Dan pada kelas 3 SMP, Della sudah mulai meninggalkan yang namanya bra dan cd sampai sekarang. Della hafal betul dengan jadwal mensnya agar tahu kapan harus memakai celana dalam.

“neng Della…boleh kan si Firman ngerasain memek neng juga ?”.
“iyaaaa…”, jawab Della sambil mengangguk pelan.
“tuh, Pri…udah di ijinin…”. Tak ragu-ragu lagi, Firman langsung jongkok dan menyantap vagina Della dengan rakus seperti orang kesetanan, kerasukan setan nafsu.
“ooohhh oouuuhhh aaahhhh”, desah Della menggeliat-geliat hebat dan menekan kepala Firman ke selangkangannya sendiri kuat-kuat.

Della terengah-engah, tubuhnya bermandikan keringat, desahannya menandakan kalau dia sedang larut dalam kenikmatan yang teramat sangat. Sambil terus meresapi kenikmatan yang sedang dirasakannya, Della melihat ke bagian bawah tubuhnya yang disantap habis-habisan oleh Firman.
Della tak menduga sama sekali, serangan lidah Firman akan begitu dahsyat seolah-olah Firman sudah tahu bagian mana yang harus disentuh, dijilat, dan disentil dengan lidahnya itu. Lidah Firman begitu lincah membelai daerah kewanitaan Della sehingga membuat pemiliknya begitu keenakan sampai terengah-engah dan mengerang lepas.

“Tung..bawa kite ke pulo yang waktu ntu…gak enak kalo ngentot di kapal..”, ujar Reza kepada Rafi sementara kedua tangannya tetap saja asik meremasi kedua payudara Della.
“seph daah..”. Tak lama, perahu pun melabuh di pinggir pantai.

Hanya terlihat hutan dan pohon-pohon tinggi. Kedua kaki Della terasa lemas, tak dapat menopang tubuhnya sendiri karena Firman membuatnya orgasme sebanyak 2x. Reza turun dari perahu duluan, Firman menggendong tubuh telanjang Della dan memberikan Della ke Reza. Reza mendudukkan Della di atas pasir dan berdiri di depannya, dan melepas celana. Dengan kasarnya, Reza membenamkan wajah Della ke selangkangannya yang bau apek itu.

“ayo neng Della !! sepongin kontol gue !!!”. Della menggenggam penis Reza dan mendekatkan tongkat itu ke mulutnya. Lidah Della menjulur keluar untuk menyambut kepala penis Reza.
“jilat neng kayak permen !”. Lidah Della pun menjalari sekujur batang kejantanan Reza yang membuat sang pemilik gemetar keenakan.
“ooohhh !!”, Reza merinding keenakan.

Batang, pangkal batang, dan buah pelirnya terkena sapuan lidah Della berkali-kali. Pangkal paha Reza pun juga dijilati Della. Selangkangan Reza basah kuyup oleh air liur Della yang semakin asik mengulum batang Reza. Della mengulum, menghisap, dan menyedot ‘perkakas’ Reza bersama ‘kantung’nya juga.

“neng Della..masa si Reza doank yang di sepong ? kita juga mau…hehehe”, ejek Rafi sambil menuntun tangan kanan Della ke penisnya yang sudah ‘bebas’.
Della pun mulai menggerakkan tangan kanannya. Della melirik ke arah kiri dan melihat Firman juga sudah tak memakai celana. Tanpa perlu dituntun, tangan kiri Della langsung menggenggam penis Firman dan mengocoknya. Della bagai ikan yang sedang sibuk dengan 3 kail pancing saja.
Di antara 3 batang yang ada, punya Firman yang paling lama dioral Della. Bahkan hanya batang Firman yang diciumi mesra oleh Della sebelum dikulum. Lama menunggu, Reza dan Rafi langsung menjejalkan penisnya ke mulut Della sehingga 3 ‘pentungan’ itu saling beradu dan berjejalan di depan mulut Della. Della menjulurkan lidahnya keluar dan menggerakkan lidahnya untuk mengenai 3 ujung penis yang tersodor di hadapannya.

“ayo, neng…sekarang tiduran…”. Della tidur terlentang dan menekuk kedua kakinya dan melebarkan kakinya seolah sudah bersiap diri akan ‘dipakai’ oleh 3 nelayan itu.
3 pria itu pun memandangi vagina Della yang tertutup pasir karena selangkangan Della basah oleh air liur Firman, Reza, Rafi tadi sehingga pasir pun menempel. Rafi dan Reza langsung berebutan dan saling dorong, dan Rafi lah yang keluar sebagai pemenang.
“neng…numpang nyelipin kontol donk..hehehe…”. Ujung ‘tombak’ Rafi pun sudah bersentuhan dengan bibir vagina Della.
“eemmmmm….”, gumam Della merasakan benda tumpul masuk ke dalam rahimnya. Batang kejantanan

Rafi terus masuk dan masuk membuat sela-sela bibir vagina Della melebar untuk menyesuaikan dengan diameternya. Pria tua dan gadis muda itu ‘tersambung’ oleh alat kelamin mereka yang saling mengunci.

“sempit banget !! mantaabbhh !!!”, teriak Rafi merasakan betapa sempit dan hangatnya liang kewanitaan Della.
Si pria tua itu begitu keenakan, penisnya bagai dijepit kuat dan diurut-urut oleh dinding vagina si gadis muda. Rafi mulai menggenjot vagina Della.
“uummhh…aahhh…oouuuhhh !!!”, berbagai macam bunyi suara keluar dari mulut Della.
Reza mengangkang di perut Della, meletakkan penisnya di belahan payudara Della. Reza pun merapatkan kedua buah payudara Della untuk menjepit penisnya.
“enaak jugaa !!! angeetthh !!”. Reza mulai memompa payudara Della. Pucuk penis Reza pun kadang menyentuh dagu Della.

“oohhh oohhh mmmhhh yeeessshhh !!!! ooooohhhhh !!!!”, erang Della tenggelam dengan kenikmatan.
Rafi terus menumbuk vagina Della dengan penuh nafsu, beda sekali dengan punya istrinya. Vagina Della terasa begitu sempit, hangat, dan peret, nikmat sekali rasanya.
“giilaa !! maanteebb !!!”, teriak Rafi lepas.

“eenngghhh hhemmhhh !!!”. Della mengejang, kedua kakinya melingkar erat di pinggang Rafi.
Rafi pun diam menikmati penisnya seperti disiram air hangat, nyaman sekali rasanya.
“dikiitttt lagii !!”. Gerakan Rafi semakin cepat.
Hujaman-hujaman penisnya semakin cepat, semakin kuat, dan semakin bertenaga. Nafas 2 manusia itu saling memburu, desahan semakin lepas seperti pelari yang sebentar lagi akan finish. Rafi buru-buru mengeluarkan batang kejantanannya itu dan mengarahkannya ke wajah Della.
“OOOKKHHHHHHH !!!”.

“crrrrrt crrtttttt !!”. Semburan sperma menerpa wajah Della beberapa kali.
Mata Della refleks menutup ketika semprotan sperma akan mengenai matanya lalu memukul-mukulkan penisnya ke wajah Della.
“neng Della tolong dibersihin dong…belepotan nih…”. Tanpa ragu-ragu, Della memiringkan tubuhnya dan menggenggam penis Rafi.

Dijilatinya batang kejantanan Rafi dengan penuh seksama, sesekali diurut dari pangkal hingga ke kepalanya untuk mengeluarkan tetes terakhir dari sperma Rafi yang mungkin masih tersisa di lubang kencing milik Rafi.


“makasih yaa, neng..hehehe”, Rafi mengelus-elus kepala Della. Begitu puas rasanya melihat wajah gadis semanis Della belepotan sperma, dalam otak Rafi.
“nah neng..sekarang gantian…wehehe…”. Reza sudah mengarahkan ‘rudal’nya ke satu-satunya ‘sasaran’ yang ada, sasarannya tak lain dan tak bukan adalah selangkangan Della yang sudah terbuka begitu lebar seolah sudah siap menerima ‘pengunjung’ berikutnya.
Senti demi senti penis Reza menyeruak masuk ke dalam liang kewanitaan Della. Sama seperti Rafi, Reza juga keenakan merasakan penisnya seperti ‘digigit’ dengan kuat.
“ini baru memeekkkk !!!”, teriak Reza.
“manteb kan memeknya neng Della, Jak ?”.
“mantaab, kontol gue kayak disedot masuk…OOOHH !!!”.

Begitu Reza mulai menggerakkan ‘tongkat sodok’nya keluar masuk rahim Della, Della langsung melingkarkan kedua kakinya di pinggang Reza seperti sebelumnya saat dia dipompa Rafi. Sambil asik menggenjot vagina Della, Reza pun meremas-remas payudara Della.
Della sempat menutup matanya untuk meresapi kenikmatan kelaminnya yang sedang diaduk-aduk Reza, tapi ketika Della membuka matanya lagi, pandangan matanya terhalang oleh kantung zakar dan batang penis, dan juga bau apek tercium di hidung Della.
“neng Della…”. Della melihat ke atas, ternyata punya Firman. Tanpa ragu-ragu, Della langsung mengoral kelamin Firman. Domino99 Online Terbesar

“emmm…uummmm…”, Della terlihat begitu menikmati ‘senapan’ Firman.
Tak ubahnya bagai anak kecil yang sedang mengulum lolipop, Della asik sekali menjilati batang kejantanan Firman. Sodokan-sodokan Reza membuat Della semakin menggila. Firman pun sampai merem melek keenakan menerima sapuan lidah Della. Sementara itu, Rafi sudah memakai celana kembali, tersenyum melihat 2 temannya menggarap wanita cantik yang sudah disetubuhinya duluan. Reza asik mengait vagina Della dengan penisnya sambil terus memainkan klitoris Della.
“oopp ooppp neng…”, Firman tak mau ‘keluar’ sekarang. Firman pun menarik penisnya dari mulut Della, tapi kesusahan karena mulut Della mengatup batangnya dengan rapat seperti penisnya tersangkut di mulut Della.

“aampuun neng…uu..udaah neng…”, Firman sampai minta ampun karena Della terus ‘mengerjai’ penisnya.
Della membuka mulutnya dan Firman langsung menarik tongkat pancingnya.
“neng Della suka ama kontolnya Firman ya ? hahahaha !!”, ledek Rafi.
Mendengar ejekan Rafi, Della tak bereaksi apa-apa karena terlalu terbuai dengan sentakan-sentakan penis Reza yang menyundul-nyundul pangkal rahimnya. Tubuh Della semakin berpeluh keringat, semakin banyak pasir yang menempel di sana-sini pada tubuh Della.
“uuummmhhhhhh !!! mmmmmnnnhhh !!! ooohhhhhh oohhhhh aaahhhhh !!!!”.
Desahan, rintihan, lirihan, dan erangan Della semakin menjadi-jadi ketika tusukan-tusukan Reza semakin cepat dan bertenaga.

“UUUUNNGGHHH !!! NEENG INTAAANNN !!!!”, erang Reza buru-buru mengeluarkan burungnya dan mengarahkannya ke payudara Della. Tak perlu waktu lama, gumpalan daging kembar milik Della pun sudah berhiaskan cairan berwarna putih yang kental dan lengket.
“neng…masih ada sisanya nih..hehehe…”.

Della pun dengan seksama ‘membersihkan’ penis Reza lalu meratakan sperma ke seluruh payudaranya, sama seperti sebelumnya, sperma Rafi sudah diratakan Della ke seluruh pelosok wajahnya. Della masih mengangkang dengan lebar, vaginanya seperti meminta untuk ‘diterjang’ benda tumpul lagi. Della merasa gairah dan hawa nafsu terus mengalir di dalam darahnya.
Bagi Della yang memang seorang eksibisionis sejati, berada di luar ruangan seperti pantai, hutan, dan lainnya memang membangkitkan gairah apalagi saat ini dia telanjang bulat dengan 3 lelaki yang menggilir vaginanya dengan semangat. Firman sudah berada di depan selangkangan Della yang terbuka lebar. Firman menaruh kedua betis Della di bahunya dan memulai proses injeksi terhadap alat kelamin Della.

“hhheemmhhh…”. Dengan sigap, bibir kemaluan Della melebar untuk memberikan ruang bagi ‘tongkat’ Firman agar bisa masuk semakin dalam.

Vagina Della terus melahap benda asing yang menginvasinya senti demi senti sampai seluruhnya telah tertelan ke dalam ruang hangat dan sempit yang ada di dalam vagina Della. Sambil memandang batang kejantanannya telah tertanam dengan sangat kokoh di dalam rahim Della, Firman mengusap-usap bibir bagian atas dari vagina Della dan sesekali memencet-mencet klitoris Della. Firman menarik penisnya dengan sangat perlahan sampai tinggal kepalanya saja yang masih ada di dalam liang kewanitaan Della. Tarikan perlahan memberikan sensasi tersendiri. Firman mendorong penisnya masuk ke dalam lagi juga dengan sangat perlahan.

“hhhhh uuummmmmhhhhhh…”, desahan lembut keluar dari mulut Della dengan suara yang lemah.
Gerakan penis Firman yang begitu lembut dan perlahan memberikan sensasi tersendiri bagi Della. Firman membungkuk sehingga kaki Della pun longsor ke bawah lagi dan langsung melingkar di pinggang Firman untuk menjepitnya agar tidak kemana-mana.
“mmmmmffhhh heemmm ccpphhh cccpphhh…”. Keduanya bercumbu dengan begitu dahsyat dan begitu bernafsu.

Tak ada yang mau mengalah, Della dan Firman sama-sama saling pagut, saling lumat, saling hisap bibir satu sama lain. Mereka berdua tak henti-hentinya saling mengadu lidah. Keduanya begitu meresapi percumbuan yang sedang terjadi, pelukan mereka juga semakin erat, tak ada yang mau menyudahi ciuman mereka. Della membuka matanya dan beradu tatapan dengan Firman.
Tidak hanya tatapan nafsu yang terpancar dari sinar mata Firman, tapi juga tatapan lembut dan kasih sayang yang ditangkap oleh mata Della. Andai aja udah kenal dari dulu, pasti gue udah jadiin bini, pikir Firman. Pak Firman, I LOVE YOU, kata Della dalam hati. Terjadi pertukaran emosional antara dua insan itu. Pertukaran emosional yang biasanya hanya terjadi antara 2 manusia yang saling mencintai, saling menyayangi, dan saling mengasihi, kini sedang dialami Della dan Firman yang baru kenal.

JaMonican emosional antara keduanya tercipta bukan hanya dari tatapan mata keduanya, tapi juga dari ciuman panas mereka yang begitu bergairah dan yang semakin memperkuat jaMonican itu adalah alat kelamin mereka berdua yang menyatu, penis Firman mengait kencang rahim Della sementara vagina Della pun menggigit erat penis Firman. Firman mengangkat tubuh Della sehingga Della seperti sedang menduduki penis Firman.
“neng Della…”.
“Pak Firman…”. Keduanya saling mendesahkan nama satu sama lain lalu sama-sama tersenyum penuh arti.

Della mengalungkan kedua tangannya ke leher Firman. Della menutup mata dan memajukan bibirnya seperti mengajak atau lebih tepatnya mengundang Firman untuk mencumbunya lagi. Kesempatan itu tak disia-siakan Firman yang langsung menyambar bibir Della yang lembut. Firman asik sekali menyantap bibir Della seperti bibir istrinya sendiri.
“gileee..si Firman jago banget..ampe neng Della pasrah banget gitu..”, komentar Rafi.
“iye..enak banget tuh si Firman…”. Ada sedikit rasa iri dan cemburu melihat Firman yang dilayani Della dengan sepenuh hati.

Keduanya terlihat sangat mesra dan serasi. Della melepas ciuman dan mulai bergerak untuk mengocok batang Firman yang sedang mendiami liang vaginanya. Nafas Della semakin memburu, sesekali Della diam agar Firman bisa ‘menyusu’ kepadanya. Kedua tangan Firman menampung dan meremas-remas bongkahan pantat Della. Firman memperhatikan Della mulai kecape’an sehingga dia kembali menelentangkan Della seperti sebelumnya dan mulai mencekoki vagina Della lagi.
“teruussshh Paakhh…ooohhhh…uuummmhhh…”. Keduanya terbuai dalam kenikmatan yang tak berujung seiring alat kelamin mereka yang terus bertubrukkan.

Firman mulai memacu dengan kecepatan maksimal, nafasnya memburu bagai orang berlari.
“hhh…neenngghhh !!! ooohhhh uuuhhhh eeerrrnnhhh”. Matahari semakin meninggi, menyinari Firman dan Della yang sudah ‘panas’ dari tadi.

“cllkk cllkk cllkk cllkk”, semakin cepat bunyi kecipak air.
“OOOGGGHHHH !!!!”, erang Firman menyemburkan ‘lahar’nya yang putih dan panas itu ke perut Della.

Firman tidak memegang penisnya karena Della sendirilah yang memegangi penis Firman. Firman memandangi wajah Della yang kelihatan begitu kelelahan namun terpuaskan, Della menampakkan senyum di wajahnya. Firman merasa puas sekali karena telah menuntaskan hajatnya dari kemarin, merasakan nikmatnya ‘surga kecil’ milik Della. Dengan bertumpu pada lutut, Firman mendekati wajah Della. Della pun langsung menyambar penis Firman bagai ikan yang menemukan kail favoritnya.

“nnmmmmm…mmmmmm…”. Della begitu meresapi mengulum penis Firman.
Lidahnya menggelitiki lubang kencing Firman, mengais sisa-sisa sperma yang ada di dalamnya. Della mengemuti ujung ‘tombak’ Firman yang berwarna merah muda itu terus menerus. Tubuh Firman gemetar, rasa enak mulai berubah jadi rasa ngilu, tapi Firman enggan menghentikan Della yang kelihatan asik sekali. Della pun menyadari kalau Firman sudah merasa tidak nyaman.
Della pun menciumi batang Firman beberapa kali dan melayangkan ciuman yang sangat mesra ke zakar Firman seolah berterima kasih karena telah membantunya mencapai puncak kenikmatan. Della meratakan sperma yang ada di perutnya dan meluruskan kedua kakinya setelah lama terbuka lebar dan menatap ke langit, mengistirahatkan tubuh dan jiwanya sambil merasa begitu bebas, tak ada beban.

“neng Della ?”.
“eh iya, Pak Reza ?”. Della membuka matanya dan melihat Reza, Rafi, dan Firman berdiri mengelilinginya. Della pun duduk ditemani 3 pria itu.
“neng Della gak marah kan tadi kita entotin ?”.
“nggak apa-apa kok…”, jawab Della tersenyum. Domino99 Online Terbesar

Della jadi merasa aneh, tadi 3 pria itu begitu kasar dan beringas memperkosanya, tapi sekarang mereka jadi sopan. Reza mengumpulkan sedikit kayu dan membakarnya dengan korek api yang dibawa Rafi. Firman mengambil 4 ikan. Mereka pun makan bersama-sama sambil mengobrol.
3 nelayan itu kembali melaut karena ikan yang ditangkap kurang banyak sementara Della tetap di pulau itu. Merasa bosan sendirian, Della pun memutuskan untuk melakukan kegiatan favoritnya yaitu berenang tanpa busana. Della memang suka berenang tanpa mengenakan apa pun di kolam renang rumahnya, tapi tak pernah dia berenang tanpa busana di laut lepas sehingga dia berenang dengan semangat.

“berenang nih neng ?”.
“iya nih…kok udah balik lagi, Pak ? gak ada ikan ?”.
“ada..malah dapet lebih banyak nih neng…”.
“wah..bagus donk…kalo gitu sekarang pulang kan ?”.

“iyaa..ayo neng naek…”. Dengan bantuan Firman, Della pun naik ke atas perahu.
Spontan, 3 pria itu menelan ludah, tak ada yang mengedipkan mata mendapat pemandangan yang begitu menakjubkan. Tubuh Della terlihat berkemilauan, bulir-bulir air yang membasahi tubuhnya dan juga menuruni setiap lekuk tubuhnya ditambah sinar matahari membuat keseksian tubuh Della menjadi semakin erotis dan sensual.
“neng Della..”.

“iya, Pak ?”, jawab Della sambil membetulkan rambutnya yang basah.
“ngeliat neng basah-basahan..Bapak jadi pengen lagi..hehe..”.
“iya, neng…sekali lagi sebelom pulang donk..hehe…”.
“mm…”. Della mengangguk sambil tersenyum.

Reza, Rafi, dan Firman pun menggumuli Della di pinggir pantai lagi, tapi kali ini mereka bertiga ‘menyerang’ Della sekaligus. Firman menumpahkan maninya ke wajah Della, sedangkan Reza ‘mentato’ payudara kiri Della dengan spermanya, dan payudara kanan Della dihias oleh Rafi. Tanpa mengelap sperma 3 orang itu, Della pun naik perahu. Della tetap bertelanjang ria selama berlayar pulang sehingga tak heran payudara dan pantatnya menjadi ‘sasaran empuk’ bagi tangan-tangan jail Firman, Reza, dan Rafi. Vagina dan pantat Della pun sesekali dikobel dan dikorek oleh 3 nelayan itu. Perahu beberapa kali berhenti karena Reza, Rafi, dan Firman ingin melepaskan dahaga akan rasa vagina Della. Della pun dengan senang hati menyediakan vaginanya untuk digerogoti 3 nelayan yang sudah tua dan jelek itu.

“celana saya mana, Pak ?”, tanya Della ketika sudah agak dekat dengan pinggir pantai.
“ini neng…”.
“baju saya robek ya, Pak ?”.
“iya neng..mending neng pake baju Bapak dulu…”, ujar Reza melepas bajunya.
“tapi ntar ketahuan ama istrinya Pak Firman…”.
“ntar biar Bapak pulang duluan, ambil baju neng Della…neng Della pake baju aja dulu sambil ntar nunggu di perahu..”.

“oh iya yaa, yaudah, Pak Reza…saya minjem bajunya yaa..”.
“iya, neng..silahkan…”. Perahu itu berlabuh di tepi pantai.
“Pak..ambilin bajunya yang warna putih juga…”, pesan Della.
“iya, neng…”. Firman pun kembali dengan sehelai baju Della.
“nih neng bajunya…”.

“makasih, Pak…tolong ditutupin dong, Pak…”.
“tenang neng…”. Reza dan Rafi merapat untuk menutupi Della yang berganti pakaian.
“Pak Reza..Pak Rafi..saya pulang dulu yaa…”.
“neng Della besok ikut lagi kan ?”.
“iyaa, Pak…”.

“hehe…asiik..”. Della pun tersenyum.
“mari, Pak…”. Della dan Firman pun kembali ke rumah dan berhasil mengelabui Juju, Indah, dan Didit dengan sikap biasa seperti tak terjadi apa-apa.
Keesokan paginya, Della agak terkejut saat keluar kamar mandi karena Firman sudah menunggu di depan pintu wc.
“ayok neng Della…”.
“bentar ya, Pak…saya ambil handycam dulu…”.
“ayu, Pak…”, ajak Della. Della dan tiga nelayan itu pun kembali melaut. Della pun diam saja sambil tersenyum saat Reza dan Rafi bekerja sama melucuti pakaiannya saat sudah agak menjauh dari pantai.

Dengan petunjuk Della, Reza bisa menggunakan handycam untuk merekam Della dan Rafi. Latar belakang laut lepas dan dua karakter yang begitu kontras dimana sang lelaki alias
Rafi yang masih berpakaian lengkap memeluk Della yang telanjang bulat dari belakang membuat pemandangan yang direkam Reza seperti film erotis sensual.

Bertambah erotis saat Della memejamkan matanya dan mendesah lembut, kelihatan begitu menikmati dan meresapi sentuhan-sentuhan dan rangsangan-rangsangan dari Rafi. Della dan Rafi terlihat seperti sepasang suami istri yang baru menikah. Della kelihatan seperti istri yang sangat mencintai suaminya sampai mau bugil di alam terbuka.

Rafi pun kelihatan seperti suami yang sedang nafsu-nafsunya menikmati setiap jengkal dari tubuh istrinya. Reza, Rafi, dan Firman pun bergantian menggerayangi tubuh Della dan bergantian merekam dengan handycam. Begitulah kegiatan Della setiap hari, menjadi putri duyung di atas perahu yang harus telanjang bulat dan menjadi ‘sasaran’ 3 nelayan itu.

Tapi, Della melakukannya dengan senang hati karena bersama Reza, Firman, dan Rafi, semua fantasi liarnya terwujud. Bertelanjang ria di laut lepas, disetubuhi di atas perahu, di pantai, dan di hutan yang ada di pulau favorit mereka berempat adalah fantasi liar Della yang baru kali ini terwujud dan semuanya terekam di dalam handycam Della. Semua pengalaman liar yang akan ditunjukkan Della ke Monica, Vera, dan Lily. Daftar Agen BandarQ

Minggu, 08 Maret 2020

Seks Untuk Melunasi Hutang Yang Menumpuk


CrownQQ - Pengalamanku ini terjadi pada tahun 1996 akhir, ketika aku sedang memulai usahaku di kota S. Aku baru saja menyelesaikan urusan pinjaman modalku pada sebuah bank swasta di kota ini. Pada masa itu belum ada tanda-tanda yang mengisyaratkan munculnya bencana ekonomi seperti belakangan ini, sehingga semua urusan banking terasa smooth saja.

Banker yang mengurusi pinjamanku ialah seorang mantan kawan SMA-ku dulu. Sebut saja namanya Nana. Ia baru beberapa bulan bekerja di bank tersebut setelah menyelesaikan studinya di Amerika. Semasa SMA, Nana ialah seorang yang menurutku termasuk golongan nerd. Berkaca mata, duduk di barisan depan, rajin bertanya, dan catatannya selalu laris difotokopi ketika menjelang musim ujian. Sedangkan aku sendiri termasuk golongan urakan, yang selalu mendapat nilai pas-pasan, kecuali untuk pelajaran olah raga. Harus kuakui, Nana tidak banyak berubah. Ia tetap saja nampak kuper dibalik kaca mata minus 3 itu. Untung saja pakaian kerja yang dikenakannya membuatnya nampak lebih ‘terbuka’. Aku ingat, ketika itu ia mengenakan blazer warna biru pastel, dan kemeja kuning muda. Ia juga mengenakan rok mini berwarna biru tua, dan sepatu berhak tinggi, sehingga tingginya yang hanya sekitar 165-an itu terlihat hampir menyamai tinggi badanku.

BACA JUGA :  Kenangan Seks Yang Sangat Dalam

Setelah usai menandatangani tumpukan kontrak dan perjanjian, aku memutuskan untuk mengajaknya makan siang, bukan lagi sebagai kreditor, tapi sebagai seorang kawan lama. Nana setuju saja, mengingat bahwa pinjamanku waktu itu membuatnya memenuhi target bulanannya.

Kami meluncur menuju sebuah hotel yang cukup terkenal di kota S, karena satu gedung dengan pusat perbelanjaan TP3. Kami menghabiskan waktu cukup lama untuk memesan menu ala carte, karena harga menu buffet tentunya tidak terlalu ekonomis. Selama makan, Nana tampak diam saja, seperti biasanya. Aku mencoba mengamati wajahnya yang manis itu. Kulihat alisnya yang tipis, hidungnya yang mancung, bibirnya yang tipis, dan lehernya. Leher yang sangat indah, jenjang dan halus. Ketika aku melihat agak ke bawah lagi, kulihat kancing kemejanya yang paling atas tidak dikancingkan sehingga aku dapat berimajinasi bagaimana bentuk bagian tubuhnya yang berada di balik kemeja itu. Selagi asyik-asyiknya menikmati keindahan itu, rupanya Nana mengamatiku dari tadi.

Ia menyunggingkan senyum, mengambil serbet, mengelap bibirnya, dan berkata, “Jen, kamu masih seperti yang aku dengar dulu?”.
“Hmm.., Tergantung apa yang kamu pernah dengar dulu”, Jawabku agak kikuk.
“Pacaran dengan sesama jenis”, Jawabnya lugas. Membuat mataku sedikit terbelalak kaget dan menatap matanya yang bundar lucu itu.

“Yah.., Kalau gosip yang kamu dengar cukup lengkap, seharusnya kamu nggak perlu nanya ‘kan?”, Jawabku mencoba diplomatis.
“Cukup lengkap untuk bisa blackmail kamu”, Katanya.
“Haha, just kidding!”, ujarnya lagi agar aku tidak tersinggung. Aku hanya tersenyum saja dan pura-pura berkonsentrasi pada makan siangku.
“Bersyukurlah kamu bisa hidup normal”, Kataku mencoba bergaya bijak.
“Hihihi.., Udahlah Jen, kreditnya udah di-approved ‘kan?”, katanya lagi”, Nggak ada yang perlu ditakutin.., kecuali kalau bayarnya nunggak!”, Candanya.

Kami terdiam untuk beberapa saat, tapi kemudian aku merasakan sesuatu di betisku. Meja makan kami tergolong kecil, hingga posisi duduk kami cukup dekat, dan kaki kami bisa bersentuhan. Namun kali ini sentuhan itu seperti bukannya tak sengaja. Aku merasakan sentuhan jari kakinya mengusap betisku pelan-pelan, merambat naik ke lututku, bergerak menyusup masuk ke rok miniku, dan bergerak mengusap-usap paha kiriku bagian dalam. Agen BandarQ

Aku menatap matanya dalam-dalam sambil tidak tahu apa yang harus aku lakukan, tapi dia balik memandang wajahku, tersenyum, dilepaskannya gagang sendoknya, lalu tangannya menyentuh lehernya sendiri dengan ujung jari tengah. Seperti orang tolol, pandanganku mengikuti kemana larinya jari-jari lentik itu. Jemarinya bergerak pelan-pelan ke bawah, menyusuri lehernya, turun terus, lalu berhenti ketika tersangkut di kancing kemeja kuningnya. Pada saat itu juga jari kakinya yang sejak tadi diam di antara kedua pahaku disodokannya ke depan, menyenggol kewanitaanku, memang tidak tepat pada bibirnya, namun cukup memberiku sengatan birahi yang mendadak.

“Hkk..”, Aku merintih tertahan, memejamkan mataku untuk mengontrol perasaanku. Ketika mataku terbuka, nampak Nana tersenyum padaku, menunjukkan sebaris gigi yang bersih dan indah. Senyuman itu membuatku makin kikuk. Meskipun masa laluku kulewatkan dengan ‘bebas’, namun penampilan Nana yang anggun membuatku tidak mikir macam-macam padanya.., tapi setelah apa yang dilakukannya ini.., aku tidak tahu lagi. Akhirnya, setelah membisu cukup lama, aku melambaikan tangan pada waiter, dan membayar makan siang.

“Jenn”, Katanya sambil meletakkan tangannya di bahuku. “Aku punya membership di hotel ini, dan aku rasa aku perlu istirahat sedikit. Kamu mau menemaniku kan?”, Tanyanya dengan kalimat yang lugu namun sudah dapat ditebak artinya. Mengingat hubungan bisnisku dengan banknya, aku memutuskan untuk menurut.

Sebagai wanita, agak sulit bagiku untuk bercumbu rayu begitu saja dengan orang yang cukup asing. Hal itulah yang membuatku bengong saja meskipun kini aku sudah duduk di sofa dalam kamar executive hotel, sementara Nana berdiri di hadapanku dan melepas blazernya dengan gaya yang dibuat-buat agar merangsang. Melihatku tidak berespon, Nana melanjutkan permainannya, ia melepaskan satu persatu kancing kemejanya, lalu menyingkapkan kemejanya sehingga bahu kanannya yang halus dan putih bersih itu terlihat olehku.


Tali bra berwarna putih berenda tampak menghiasi bahu yang indah itu. Aku cukup mengagumi keindahan tubuhnya, namun aku masih segan untuk bereaksi, aku malu karena Nana pernah menjadi orang yang cukup aku hormati. Dilemparkannya kemejanya ke atas ranjang, menyusul bra dan celana dalamnya. Aku hanya diam menatap tubuhnya yang kini hanya terbalut rok mini biru tua itu. Payudaranya nampak indah sekali bentuknya, bulat, tidak terlalu besar namun kencang, putih bersih, dan putingnya kecil sekali berwarna coklat muda. Ia melangkahkan kakinya mendekati tempatku duduk.

“Jenn”, bisiknya, “Aku mendengar semua gosip tentang kamu. Tentang anak-anak basket yang lesbi, dan tentang apa yang kamu lakukan dengan guru geografi di perpustakaan waktu itu. In fact, hampir semua orang membicarakannya, namun nggak ada yang berani terang-terangan menuduh”, Sambungnya lagi.
Aku tetap diam, menundukkan kepalaku dengan rasa tidak enak.

“Aku iri dengan Reni dan Evelin yang bisa setiap saat mandi bersama kamu, tidur bareng di rumah kost, melihat kamu dengan kaos basah di ruang ganti..”, bisiknya lagi, seolah menelanjangi masa laluku yang hendak aku lupakan. Aku tetap tertunduk ketika tiba-tiba Nana meraih kepalaku dan mendongakkannya. Karena posisiku duduk dan dia berdiri, maka mataku langsung berhadapan dengan sepasang payudaranya yang indah itu, dengan puting-puting yang masih flat, menunggu untuk dibangunkan. Aku tetap terdiam, meski jari-jari Nana menyusupi rambutku yang lurus dan pendek, mengusap pipi dan rahangku, mengelus tengkukku lalu aku mendengar suaranya lagi.
“Jenn, please..”, Katanya, aku melirik ke atas, menatap matanya. Kaca matanya tak mampu menyembunyikan sorot memelas dari kedua mata bulatnya.

Tanganku memeluk pinggulnya menariknya mendekat. Aku segera mendaratkan bibirku tepat pada puting susu kanannya, menghisap, melingkarinya dengan lidahku, terus-menerus. Aku merasakan cengkeramannya pada kepalaku menguat, aku mendengar desahan nafasnya kian tak teratur, Aku melirik ke wajahnya, aku melihat alisnya menyatu, matanya terpejam, mulutnya ternganga mengeluarkan desahan nafas tak beraturan. Aku ikut kehilangan kontrol, wajahnya begitu membangkitkan hasratku, aku segera memindahkan mulutku ke puting susu kirinya, meremas payudaranya sambil mengulum putingnya, ekspresi wajahnya menunjukkan perasaan kegelian yang amat sangat, tubuhnya menggeliat-geliat kecil, kakinya tampak goyah, tak lama kemudian ia jadi lunglai seperti selembar handuk, rebah di atas karpet tebal kamar itu. Cukup lama aku memainkan kedua payudaranya dengan mulut dan tanganku sementara tangannya sendiri telah masuk ke balik rok mininya.

Tiba-tiba ia mendorongku hingga kini aku berada di bawah tubuhnya. Wajahnya nampak begitu dekat dengan wajahku, ia mendaratkan ciumannya di bibirku, menghisapnya kuat-kuat, sambil tangannya membuka kancing-kancing blazer dan kemejaku. Aku tidak mengerti kenapa aku hanya diam, namun kini aku merasakan tangannya telah menerobos bra Marks & Spencer-ku. Dilepaskannya bibirnya dari bibirku, ia menjilati dan menciumi seluruh rahang dan leherku, memberiku rasa hangat yang nikmat. Ditariknya braku ke atas hingga ia dapat melihat payudaraku. Ia tampak begitu bernafsu memandanginya diremas-remasnya kedua payudaraku dengan gemas sampai terasa agak sakit. Tiba-tiba mulutnya menyerbu puting susuku yang kiri, melumatnya, menghisap, dan menjilatinya.

Rangsangan yang tiba-tiba membuatku terpejam dan meringis menahan rasa geli yang tiba-tiba menyerbu. Aku mendongakkan kepalaku ke atas, aku merasakan gerakan lidahnya semakin menjadi-jadi. Kedua puting susuku dijilati dan dihisapnya bergantian, rasanya geli sekali, tanganku mencoba mencengkeram pinggangnya, namun rasa geli pada puting-putingku terasa membuatku lemas dan aku merasakan sesuatu telah meleleh keluar dari kewanitaanku.

Ditariknya celana dalamku hingga lepas, disingkapkannya rok miniku ke atas, kakiku dikangkangkannya, lalu ia menempelkan kewanitaannya pada kewanitaanku, digosoknya naik turun, aku merasakan hangat dan nikmat yang tak tertahankan, aku merintih dan mengerang keras-keras tak peduli siapa yang akan mendengar. Aku terbaring telentang di atas karpet cokelat muda itu, aku melihatnya seperti menduduki selangkanganku, membuat kewanitaan kami saling bergesekan, tangannya berpegangan pada payudaraku, ibu jari dan telunjukknya memilin-milin keras puting susuku. Ia menggeliat-geliat sambil menaik-turunkan badannya, mendongakkan kepalanya ke atas, hingga aku dapat melihat keindahan rahangnya yang luar biasa.
Aku sendiri menggeliat-geliat mencoba menahan gempuran rasa geli dan nikmat yang mengalir membanjiri tubuhku lewat payudara dan kewanitaanku. Domino99 Online Terbesar

“Aduhh, Nanaa.., ohh..”, Aku seolah mendengar sendiri eranganku yang tak beraturan.
“Uhh.., Jennii.., nikmat sekalii”, Ia merintih-rintih tak karuan, nafasnya makin memburu, gesekan kewanitaan kami semakin terasa hangat dan lembap, pelintiran dan remasannya membuat payudaraku serasa pegal meskipun kegelian. Aku terengah-engah kegelian, punggungku terangkat dari karpet, melengkung seperti busur panah. Kenikmatan yang kudapatkan serasa merajam tubuhku, putingku terasa pegal dan geli karena diplintir-plintir dari tadi, sementara kewanitaanku terasa berdenyut-denyut, rintihanku semakin tak karuan, birahiku kian memuncak. Hingga akhirnya aku merasakan desakan dari dalam tubuhku menuju kewanitaanku, tubuhku terasa kejang dan kaku, aku berusaha menahan meski sia-sia, kewanitaanku terasa tak mampu membendungnya, hingga akhirnya hentakan orgasme menghantam tubuhku.

Aku menjerit keras-keras, mencengkeram pinggang Nana, di tengah serbuan kenikmatan itu, aku sempat melihat badan Nana juga mengejang, gerakannya berhenti, namun aku tak dapat mengingatknya lagi, karena aku langsung mencapai puncak. Cairan kami saling bercampur diantara kewanitaan kami, Nana roboh dan terbaring disampingku, sementara aku sendiri merasa kehilangan seperempat kesadaranku karena orgasme yang lumayan dahsyat itu.
Kami tergeletak berdampingan, dengan tubuh basah oleh keringat, kaki terasa pegal, dan nafas terengah-engah, serta mata terkatup rapat.

Aku melirik tubuh Nana yang telanjang di sampingku, tengah memejamkan mata dan terkulai lemah. Aku sendiri tak kalah lelahnya, tubuhku masih dibalut business suit, namun sudah tersingkap di mana-mana, hingga payudaraku bisa merasakan dinginnya hawa AC ruangan, namun kenikmatan orgasme tadi segera mengantarku ke alam bawah sadar, semua gelap lagi.. Hanya kenikmatan dan kehangatan yang kurasakan mengalir dalam darahku. Daftar Agen BandarQ



Jumat, 06 Maret 2020

Kenangan Seks Yang Sangat Dalam


CrownQQ - Cerita ini merupakan pengalaman pribadi yang sangat berkesan sekali bagi saya. Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu. Awalnya bermula pada pertengahan masa-masa kuliah saya di sebuah Perguruan Tinggi ternama di Jakarta. Bukan apa, selama ini entah kenapa selalu timbul rasa penasaran dalam diri saya untuk ingin mengungkapkan semua yang pernah terjadi pada diri saya.

Secara kebetulan saya bertemu dengan seorang teman sekerja dan menyarankan untuk menceritakan kembali pengalaman saya ini. Terus terang saya baru tahu ada site semacam ini di Internet.
Saya sangat tertarik dan ingin membagi cerita pada seluruh pembaca. Tentang kenyataan yang ada dan mungkin sering terjadi disekeliling kita. Kelebihan dan kekurangan dari isi cerita ini adalah menurut yang saya alami. Terserah apapun tanggapan dari para pembaca. Dan ucapan terima kasih saya kepada 17tahun bila cerita sederhana ini dimuat. Sebutlah nama saya Fandy tetapi teman-teman biasa memanggil saya Andy saja.

BACA JUGA :   Mendengar Desahan BabySister Yang Sangat Merangsang

Saya mengenal sex bisa dikatakan belum terlalu lama juga. Baru mulai semester 3 semasa duduk dibangku kuliah dulu (saat itu usia saya baru 20 tahun). Kali pertama keperjakaan saya terenggut oleh Mbak Desi (salah seorang karyawati XX di kampus yang sempat menjadi kekasih saya selama kurang lebih 2 tahun). Semenjak itu sex bagi saya seolah sudah menjadi salah satu kebutuhan utama sehari-hari. Saya seolah terjebak dengan keindahan fantasi kenikmatan surgawi yang Mbak Desi berikan dan ajarkan kepada saya.

Hubungan saya dengan Mbak Desi bisa dibilang lumayan lama juga, dan malahan sampai beberapa kali membuahkan kehamilan. Meski begitu Mbak Desi selalu saja menggugurkannya. Hal ini terjadi berulang sampai lima kali. Gila memang, tetapi entah kenapa Mbak Desi justru sangat menikmati hasil perbuatan saya selama hampir kurang lebih 2 tahun hubungan asmara kami itu berlangsung. Saya tidak tahu apakah itu termasuk suatu penyimpangan perilaku atau bukan. Yang jelas setiap kali terjadi kehamilan dengan bangga ia memberitahukannya kepada saya dan mengatakan bahwa saya adalah pria paling hebat yang pernah dikenalnya.

Bagi saya sendiripun Mbak Desi adalah segala-galanya. Meski secara fisik ia lebih tua hampir 5 tahun dibanding usiaku, namun itu tidak menjadi beban dan halangan bagi saya untuk mengasihi dan menyayanginya sebagai layaknya seorang kekasih. Kuakui saya bukanlah pria pertama dalam kehidupan cintanya, tetapi itu bukan masalah karena saya sangat mencintainya. Memang meski secara resmi kami belum menikah namun untuk masalah sex kami sudah melakukannya sebulan semenjak pertama kali saling berkenalan. Bercinta dengannya seakan tak pernah bosan.

Sex menurutnya adalah suatu keindahan yang setiap saat harus bisa dinikmati. Ibarat nasi, 2 atau 3 hari saja rutinitas intim itu tertunda pasti keesokan harinya Mbak Desi langsung uring-uringan tanpa alasan yang jelas. Kalau sudah demikian hanya ada satu obat paling manjur untuk mengatasinya. Meredamnya dengan buaian-buaian kenikmatan surgawi. Menurutnya saya adalah pria yang paling berharga dan paling menggairahkan dalam hidupnya. Saat itu sudah begitu besar keyakinan dan perasaan cinta saya terhadapnya dan kukira begitu pula sebaliknya. Dan tak pernah terlintas sekalipun di benak saya hubungan indah ini akan berakhir begitu saja.

Sampai suatu ketika, kebetulan saya ada suatu keperluan mendadak yang sangat penting dan harus ke Bandung selama hampir 2 minggu. Mbak Desi melepas kepergianku dengan berat hati. Ia tak akan sanggup bila terlalu lama berpisah denganku. Saya sendiri sangat memaklumi perasaannya. Bagaimanapun selama ini tiada hari tanpa kami lewati bersama-sama. Saya ingin mengajaknya turut serta namun itu berarti ia harus bolos kerja. Aku tak menginginkan itu jika ia sampai kena teguran lagipula saat itu saya tak meragukan kesetiaannya.

Namun kenyataannya tanpa pernah kuduga sama sekali Mbak Desi melakukan kesalahan besar dan membuat geger karena tertangkap basah sedang melakukan hubungan intim dengan salah seorang dosen senior. Hanya sehari sebelum kedatanganku pulang. Fatalnya mereka melakukannya justru disalah satu ruang kantor ketika pegawai yang lain sedang mengikuti rapat rutin mingguan. Memalukannya lagi kejadian tersebut sempat menjadi tontonan gratis beberapa orang mahasiswa yang kebetulan mengetahui kejadian mesum tersebut.

Terus terang saya sangat kecewa, malu dan sakit hati dengan perbuatannya tersebut. Saya benar-benar tidak menyangka Mbak Desi tega menghianati saya dan berselingkuh dengan orang lain. Saya merasa benar-benar telah tertipu dengan perasaan saya sendiri. Padahal saya sangat menyayangi Mbak Desi sebagaimana layaknya seorang kekasih bahkan calon istri. Saya tidak pernah menghianati cinta saya kepadanya, karenanya ini benar-benar sangat menusuk perasaan. Akhirnya karena terlanjur malu mereka berdua menikah hanya kurang dari 1 minggu semenjak kejadian memalukan tersebut. Mbak Desi setengah mati berusaha meminta maaf kepadaku atas segala perbuatannya. Dia mengaku khilaf dan meminta pengertianku.


Meski dengan berat hati apapun alasannya saya berusaha memaafkan dan mengikhlaskan semuanya. Saya berusaha untuk tak menemuinya lagi. Hal ini terasa terlalu sangat menyakitkan. Namun anehnya, hanya 2 hari menjelang pernikahannya entah kenapa aku merasa begitu cemburu dan ingin sekali berjumpa dengannya. Seolah tahu akan perasaan dan keinginanku, Mbak Desi ternyata memang telah menunggu kedatanganku. Tidak perlu saya ceritakan detilnya, yang jelas saat itu kembali terulang kemesraan yang biasa kami lakukan sebelum kejadian tak mengenakkan tersebut. Bahkan saking rindunya saya sampai menyebadaninya berulang-ulang kali tanpa henti selama beberapa jam. Apalagi bila melihat kemolekan dan kemulusan kulit tubuhnya yang tergeletak pasrah telanjang bulat diatas ranjang begitu mempesona penglihatanku. Membuat gairah birahiku terus bergelora seakan tak pernah padam.

Kenikmatan demi kenikmatan kami raih dan entah sudah berapa kali kami berdua saling menyemburkan cairan kenikmatan. Rintihan dan erangan kepuasan berulang kali terdengar lembut dari mulut mungilnya yang indah. Kedua bibir merahnya selalu digigitnya gemas setiap kali kuberhasil memberinya seteguk demi seteguk anggur kenikmatan. Seakan pengantin baru hampir sepanjang siang sampai sore kami berdua menikmati indahnya surga dunia meskipun hanya sesaat itu saja. Kusadari sepenuhnya bahwa kemungkinan ini adalah terakhir kalinya kami dapat tidur bersama. Satu yang tak bisa kulupakan hingga detik ini dan sampai kapanpun juga, hasil perbuatan kami tersebut ternyata kembali membuahkan kehamilan. Hanya saja kali ini Mbak Desi sama sekali tidak menggugurkannya sebagai bukti rasa kasihnya kepadaku.

Beruntung suaminya tidak pernah curiga dengan kehadiran anak laki-laki pertama mereka yang mukanya sangat mirip sekali denganku. Saat ini usianya hampir menginjak 4,5 tahun. Hampir 3 minggu kemudian setelah pernikahan mereka kami mulai jarang bertemu apalagi bertatap muka. Di kampus pun Mbak Desi seakan berusaha menghindar bila melihat kedatanganku. Aku berusaha mengerti atas semua sikapnya karena bagaimanapun juga ia sekarang telah menjadi milik orang lain. Aib yang ia alami dulu seolah menjadi trauma yang memalukan baginya. Hari-hari yang biasanya selalu indah ceria seakan berubah dan berbalik 180 derajat. Saya sering melamun dan dilanda rasa cemburu yang berlebihan. Ingin marah tetapi entah kepada siapa.

Pada dasarnya saya bukanlah orang pendendam, sehingga sedikitpun tidak ada keinginanku untuk membalas semua perbuatannya. Hanya saja rutinitas sex yang biasanya saya lakukan hampir setiap hari bersama Mbak Desi seakan terhenti total. Hal ini ternyata sangat mengganggu pikiran dan baru saya sadari setelah sekitar 3 minggu kebiasaan rutin tersebut terhenti. Bagaimanapun saya adalah laki-laki normal yang sebelumnya sudah terbiasa melakukan rutinitas sexual. Saya kira pembaca pasti mengerti apa yang saya maksudkan.

Itulah kenyataannya, pada mulanya saya sering merasa pusing tanpa sebab, sering sampai tidak bisa tidur dan yang paling menyiksa bila alat kelelakian saya hampir setiap saat sering tegang sendiri. Kalo sudah begitu bisa sehari semalam saya tidak bisa tidur sama sekali. Saya sendiri bukanlah pria yang senang bermasturbasi atau onani. Sejak dulu bisa dikatakan hanya sekali atau dua kali saja saya melakukannya sebelum mengenal Mbak Desi. Setelah itu paling sering justru Mbak Desi sendiri yang melakukannya bila ia sudah tak sanggup lagi melayaniku atau kalau kebetulan dia sedang kepingin melakukan oral sex.

Aku hanya tersenyum geli dan mengiyakan permintaannya yang sedikit diluar kebiasaan. Karena terus terang saya lebih senang mengeluarkan air mani saya didalam liang vaginanya. Mungkin karena saat itu saya merasa hanya Mbak Desi saja satu-satunya wanita didalam hidup ini yang paling kucintai, saya mengira hanya Mbak Desi sajalah yang memiliki (maaf) liang vagina paling nikmat di dunia. Lucu memang. Dan setiap kali bahkan sampai kapanpun saya akan selalu teringat atas segala keindahan dan pesona sexual yang dimilikinya.

Bercinta dan bersetubuh dengannya membuatku benar-benar merasa sangat berharga dilahirkan sebagai seorang laki-laki. Saya merasa bangga dan bahagia bisa melihatnya merintih merasakan kenikmatan yang kuberikan dan membuatnya orgasme hingga berkali-kali. Mbak Desi sangat menyukai perlakuanku setiap kali aku memuasinya. Mungkin saja dia termasuk golongan wanita yang hiperaktif, karena apapun bentuk kenikmatan yang sedang dirasakannya ketika orgasme selalu diekspresikan seketika itu juga. Menjerit, memekik, menggeliat bahkan kadang sampai menendang-nendang. Bila sedang mencapai puncak Mbak Desi seakan seperti terkencing-kencing dan begitu hebat tubuhnya menggeliat sambil menyemprotkan cairan kemaluannya.

Terkadang saya nggak pernah habis pikir bila Mbak Desi sedang berada di puncak gejolak birahinya. Bila sedang orgasme cairan yang disemburkannya relatif sangat banyak untuk ukuran wanita seperti dia. Mungkin jauh lebih banyak dibanding semburan air mani pria manapun juga.

 Dan uniknya Mbak Desi sanggup melakukannya berkali-kali. Bila sedang terangsang paling tidak saya harus mengulang menyetubuhinya maksimal sebanyak 7-8 kali dalam setiap permainan. Mbak Desi selalu memuntahkan cairan orgasmenya sampai menyembur keluar dari liang vaginanya. Persis seperti air mancur kecil. Waktu itu saya tidak tahu apa setiap wanita memang begitu adanya bila sedang orgasme. Bila sudah demikian dengan sabar terpaksa saya harus mencabut keluar batang penis saya dari jepitan liang vaginanya agar cairan kewanitaannya bisa tumpah keluar. Kalau tidak, rasanya seperti sedang berada di dalam kolam renang air panas. Agen BandarQ

Dengan manja Mbak Desi mencium bibir saya mesra lalu segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan kemaluan dan selangkangannya yang basah. “Mmm ..cupp .. kau hebat sekali Andy .. mm ..sebentar sayang .. aku ke kamar mandi dulu yaa .. cupp ..”, bisiknya penuh kemesraan setelah orgasme pertamanya selesai. Ia tertawa kecil melihat alat kelelakianku yang basah berlendir terkena semburannya. Sementara diatas sprei juga tampak mulai basah tersiram cairan orgasmenya yang luar biasa banyaknya. “Oooh .. kau luar biasa sekali Desi .. benar-benar membuatku terangsang ..”, ujarku takjub. “O yaa .. mm ..sabar sayang .. tunggu saja giliranmu ..mm ..cupp .. aku juga menginginkan semburanmu Andy ..hh .. aku ingin benih kita benar-benar menyatu sayang ..mm ..”, bisiknya genit. Dua menit kemudian ia kembali lagi keatas ranjang dan menyuruhku langsung menyetubuhinya seperti semula. Demikian berulang-ulang saya selalu melakukannya sampai sebanyak 4-5 kali dan begitu pula ia selalu membersihkan diri ke kamar mandi setiap kali selesai orgasme. Selebihnya biasanya Mbak Desi hanya bisa terbaring lemas kelelahan diatas kasur.

Ia memang sangat sensitif dan mudah sekali orgasme. Setiap kali alat vitalku menekan kedalam dan merangsang dinding vaginanya, paling tidak selama kurang lebih 2-3 menit Mbak Desi sudah mencapai klimak dan cairan orgasmenya langsung menyemprot keluar mengguyur batang kelelakianku. Karena itu, setiap kali menyetubuhinya harus saya lakukan secara perlahan-lahan. Jangan sampai penis saya menggesek liang vaginanya terlalu cepat.

Waktu sudah menjelang sore ketika ia kembali mencapai klimak, .. kucabut keluar alat kejantananku yang liat dan panjang dari dalam jepitan liang vaginanya. Mbak Desi sontak menggeliat dan mengejan sambil mengangkat pinggulnya keatas. Aku segera bergeser sedikit ke sisi kanan tubuhnya. Dan .. Pyuurr .. untuk kelima kalinya cairan orgasmenya menyemprot keluar dari sela-sela celah vaginanya membasahi selangkangannya sendiri dan sebagian sprei tempat tidur. “Fuuhh .. kau keluar lagi Desi .. nikmat ya sayang ..”. “Aaahh ..Andy ..nngghh ..uuwwhh ..oohh ..”, pekiknya keras setengah tertahan sebelum akhirnya pinggulnya terhempas kembali keatas ranjang.. Sejenak kuusap seluruh batang kejantananku yang basah kuyub dengan selimut, lalu dengan bernafsu kuarahkan kembali kepala penisku yang semakin mengkilat ke liang vagina Mbak Desi yang mulai menutup rapat lagi.

“Aaww ..uuhh .. Andy ..”, rintihnya nikmat sambil memelukku lagi. Aku kembali mengayuh naik turun menggoyang tubuhnya. Memberikannya kenikmatan. Mbak Desi hanya menatapku pasrah melihatku kembali menyetubuhinya seakan ingin membuat dirinya orgasme berulang-ulang kali tanpa henti. ” Su ..sudah Andy .. a ..aku lemas sekali .. aku bisa keluar lagi ..oohh .. ja ..jangan .. jangan sekarang Andy .. ooww .. ooww ..uuhh .. yaahh .. “, rintihnya lemas menahan nikmat ketika hanya dalam 2 menit cairan orgasmenya yang panas kembali menyembur dan seolah mendorong kepala penisku keluar.

Untuk kesekian kali kembali kucabut batang kelelakianku dari jepitan rapat liang vaginanya. Dan .. pyuur .. cairan orgasme Mbak Desi langsung tumpah keluar membasahi bibir kemaluan dan selangkangannya lagi. Sebagian besar langsung meresap kedalam sprei tempat tidurnya yang semakin basah lembab berair. “Wooww .. kau luar biasa sekali Desi .. mm .. kau cepat sekali keluar sayang ..”, ujarku takjub. “Nngg ..hh ..su ..sudah Andy .. aku lemas sekali .. oohh .. ayo dong Andy sekarang giliranmu .. beri aku semburanmu sayang ..”, rintihnya lemas. “Mmm .. sebentar lagi sayang .. kau menggairahkan sekali Desi .. hh ..aku ingin melihatmu orgasme sekali lagi ..”, ujarku gemas sambil kubenamkan kembali batang penisku yang besar dan panjang ke dalam liang vaginanya.

“Nngghh .. ja ..jangan Andy ..a..aaku lemas sekali ..aaww ..”, rintihnya kecil ketika batang kelelakianku kembali menembus dan membelah liang vaginanya sampai menekan peranakannya. ” Ooohh Desi .. ahh .. nikmat sekali sayang ..”, erangku keenakan merasakan gesekan lembut dinding vaginanya yang basah dan rapat. ” A.. ahh ..Andy .. a..aku bisa pingsan sayang .. nngghh .. ja ..jangan teruskan Andy ..aaww .. oohh .. duh gusti .. uuhh .. ooww .. ooww yaahh ..”, pekiknya nikmat ketika begitu singkat ia kembali orgasme entah untuk kesekian kalinya. “Wooww .. Desii .. kau luar biasa sekali sayang .. mm .. oohh .. vaginamu mudah sekali terangsang sayang..”, ujarku gemas melihatnya kembali mereguk anggur kenikmatan.

Kurasakan cairan kewanitaannya yang menyembur hebat berusaha mendorong batang kelelakianku keluar. ” Aahh .. A..andy .. su ..sudah ..sudah sayang .. aku sudah lemas sekali ..”, rintihnya semakin lemah. Kupandangi wajah cantiknya yang berkeringat. Terlihat rona-rona kenikmatan yang amat sangat terbayang di wajahnya. Bibir merahnya yang mungil sedikit megap-megap mengatur napas. Aku tersenyum bahagia melihatnya. Kukecup lembut bibirnya yang hangat dan mengajaknya bercumbu untuk sesaat. “Andy .. kenapa kau belum juga keluar sayang .. oohh ..berapa lama lagi aku harus menunggumu sayang .. a ..aku sudah lemas sekali Andy ..”, bisiknya masih kelelahan. “Fuuhh .. nanti saja sayang .. kita istirahat dulu ..”, ujarku penuh kasih sayang. Aku jadi tak tega melihatnya.

“Andy .. jangan begitu sayang .. lakukanlah .. aku juga ingin melihatmu puas ..ayo dong sayang .. jangan bersikap begitu ..”, bisiknya mesra. “Tapi kau masih letih Desi .. kau bisa keluar lagi nanti ..”, ujarku khawatir. “Hehh .. lakukanlah Andy .. aku tak peduli sayang .. atau ..atau aku akan meng-onani alat vitalmu ..”, ujarnya nakal. “Wooww ..kau nakal sekali Desi .. tadi kau minta berhenti .. mm ternyata kau masih kurang puas juga sayang .. mm cupp ..ok .. kau ingin melihatku puas juga sayang ..”, bisikku penuh gairah. Mbak Desi tersenyum gemas lalu mencubit pinggulku mesra. “He-eh .. Andy .. kau tahu aku sangat menyukainya sayang .. semburan hangatmu yang mm ..”, bisiknya lembut penuh gairah.

Selama kurang lebih 3 menit aku kembali menggoyang pinggul turun naik menyetubuhinya. Dinding vaginanya yang hangat dan lembut seakan meremat-remat hebat pertanda Mbak Desi akan segera orgasme kembali. “Andy ..ooh ..Andy ..duh gusti .. aku mau keluar lagi .. ooh .. oohh ja ..jangan terlalu cepat sayang .. a..a ..aku.. ooww ..oww ..uuww ..”, pekiknya kuat menahan rasa nikmat. ”

Keluarkanlah Desi .. yaahh .. aku ingin merasakan semburanmu ..sshh ..” “A..andy .. sekaraang ..sekarang .. aakkhh .. oowwhgk “, teriaknya tertahan. Secepat kilat kucabut batang kelelakianku dari jepitan dinding vaginanya yang rapat lalu kugeser tubuhku kebawah sehingga mukaku kini persis berada diatas selangkangannya. Jemari tangan kananku secepat kilat meraih dan memlintir daging clitorisnya. Dan .. Pyuurr .. Kembali Mbak Desi memuntahkan keluar cairan orgasmenya yang bening. Begitu kuat semprotannya hingga sebagian besar sampai mengenai dan menyiram mukaku.

Dengan cepat mulutku menangkap cairan kenikmatannya dan langsung kutelan nikmat. Terasa hangat dan encer. Mmm .. tiada yang lebih nikmat dan indah kecuali merasakan seutuhnya air surgawinya. Kerongkonganku yang tadinya agak kering kini sedikit terasa lebih segar dan basah. Kukecup dan kukulum gemas pentil daging clitorisnya yang kemerahan. Sementara ujung lidahku menggapai masuk kedalam liang kemaluannya sembari menyedot sisa-sisa cairan orgasmenya yang masih merembes keluar. Domino99 Online Terbesar

Kali ini Mbak Desi benar-benar lemas tak berdaya. Napasnya semakin megap-megap karena nikmat luar biasa yang dirasakannya. Selangkangannya benar-benar basah kuyub oleh cairan orgasme yang berulangkali ia semburkan. “Mmm .. aku menyukai rasanya sayang .. aah .. kau menikmatinya Desiku sayang ..”, ujarku puas melihatnya tak berdaya. “A..andy .. a..a..aku su..sudah tak kuat lagi sayang .. oohh ..a..aku seperti terkuras Andy ..”, rintihnya lemas. ” Aku tahu sayang .. sekarang tidurlah .. kau kelihatan capek sekali ..”, ujarku mesra. “Ka ..kau bagaimana sa..sayang ..”, bisiknya setengah bingung melihatku masih belum terpuaskan. ” Sudahlah Desi .. tidak apa-apa ..tidurlah ..”, kataku pelan.

Kupeluk mesra tubuh telanjangnya yang basah berkeringat dan menina bobokkannya. Kubelai dan kuremas lembut kedua buah payudaranya secara bergantian. ” Oohh ..Andy ..aku akan memuasimu setelah ini sayang .. mmhh ..hh ..hh..”, rintihnya perlahan sambil mengatur napas. ” Sudahlah Desi .. tidurlah dulu .. nanti setelah segar kau boleh memuasi aku ..Ok ..!”, bisikku penuh kasih sayang. Desi mencium bibirku sampai lama sekali sebelum akhirnya kemudian ia jatuh terlelap saking lelahnya. Wajahnya yang cantik terlihat sedikit pucat, namun tampak rona kepuasan yang tak terhingga terbayang disitu. Mulutnya yang indah merekah terlihat tersenyum. Senyum kepuasan.

Demikianlah tentang kisah yang kualami, suatu kenikmatan yang tak bisa kulupakan. Apabila anda seorang wanita yang sedang membutuhkan seseorang dan ingin merasakan sesuatu yang lain atau senang berfantasi sex melaui telepon, boleh berkenalan dengan saya dan ditunggu emailnya. Mungkin kita bisa saling berbagi pengalaman. Thanks. Daftar Agen BandarQ



Sabtu, 29 Februari 2020

Mendengar Desahan BabySister Yang Sangat Merangsang


CrownQQ - Aqu pernah kost disebuah rumah mewah di Makassar, pemilik rumah tergolong elite dan termasuk sibuk dgn bisnisnya. sedangkan si isteri kerja disalah satu bank swasta.
Suatu hari setelah 1 bulan si nyonya melahirkan panggilannya Mbak Wulandari, maka datanglah seorang baby sitter yg melamar pekerjaan sesuai iklan dari koran, setelah bercakap-cakap dgn Wulandari, maka baby sitter tsb yg bernama Murni diterima sebagai pengasuh bayi mereka. Aqu pandangi terus itu baby sitter, wah…setelah pakai baju putih kelihatan sexy banget, guratan celana dalamnya tampak samar-samar…. esoknya, ketika aqu mau berangkat kekantor, tiba-tiba ibu kost ku mengenalkan si Murni kepadaqu, sekilas kulihat buah dadanya yg terbungkus bajuputih dibalik BH wow…seru…kira-kira 36 lah..

Si Murni berumur sekitar 30 tahun, sedangkan ibu kost ku (ibunya si bayi baru sekitar 26 tahun, suaminya kira-kira 30 tahun). Bang…tolong ya..ikut awasin rumah karena ada penghuni baru ( maksudnya baby sitter) sementara aqu sudah harus masuk kerja lagi, maklum kerja di swasta cutiku melahirkan cuma 1 bulan, ucapnya kepada ku…
Baik Mba, saya jagain lah…

BACA JUGA :  Ciumanan Yang Membangkitkan Nafsu Liar

setelah sekitar 1 minggu si Murni tinggal di rumah kost bersama aqu dan pemilik rumah, aqu mulai curiga dgn gerak-gerik suami Wulandari beberapa hari terakhir ini, Aqu sering melihat dari sela pintu kamar kost ku, sang suami panggilannya mas Adi suka mencuri pandang tubuh si Murni yg sedang ngurus bayi di Box bayi, tentunya tubuhnya membungkuk posisi hampir nungging sehingga guratan CD nya semakin tampak jelas dan bentuk pinggul serta betis yg bikin mupeng semua lelaki, ternyata di usia 30 tahun, si Murni justru bikin gairah lelaki meningkat.
Suatu hari, Wulandari tak pulang, dia tugas ke jakarta untuk 3 hari, mas adi kelihatannya seneng banget ditinggal isterinya, semakin saja dia menggoda si Murni, dan sempat mengelus punggung si Murni sambil berkata ” emh kasihan Mbak ya…kok masih cantik jadi janda…” si Murni cuma menjawab ” ya nasib mas…” sambil tersenyum. aqu terus mengintip dari celah pintu kamar kost ku apa yg dilaqukan mas adi, dia mulai melaqukan jurusnya karena sudah ber bulan2 tak ketemu lobang kemaluan Wulandari, maklum hamil besar dan baru melahirkan.
” Mbak Murni anaknya berapa? tanya mas adi, 1 mas…jawab Murni. sudah berapa tahun menjada..? tanya adi lagi, yah sudah 3 tahunan lah mas…. jawab Murni.
Mas Adi duduk di sofa dekat box bayi anaknya, sementara tangan kanannya mulai menggosok-gosok batang kemaluannya dibalik training spak yg dia gunakan, sementara si Murni masih tetap membungkuk membelakangi mas adi memberi susu botol kepada sang bayi.

Tiba-tiba terdengar suara mas adi memanggil aqu,seakan mengajakku untuk nonton TV seperti biasanya, aqu pura-pura tidur dgn pintu tetap ku buka satu senti untuk mengintai apa yg terjadi, lalu mas Adi manggil si-mbok pembantunya yg sudah diatas 50 tahun, ya…den..kata simbok, bikinkan saya kopi terus mbok tidur aja ya istirahat, ya..den…jawab simbok. setelah kopi dihidangkan, keMbali Adi menggosok-gosok batang kemaluannya dibalik training spaknya, aqu terus mengintai dgn lampu kamar yg aqu matikan, setelah si bayi tertidur, adi ngajak Murni untuk duduk disofa sambil lihat TV, si Murni menolak, malu mas…kata si Murni, gak apa-apa ….kata Adi,
Kamu kan ngerti dong saya sudah 3 bulan tak bersentuhan dgn wMurnita, sini…..ajak adi lagi. dgn ragu-ragu si Murni mulai duduk dilantai dekat sofa tempat adi duduk, aqu semakin nilik-nilik mereka, Murni…sususmu kok masih kencang ya…ucap Adi, ah…masa mas, masih bagus punya Mbak Wulandari dong…jawab Murni, kenapa mas bilang begitu…? tanya Murni. ah…enggak cuma pingin tau aja kalau susu yg sudah pernah di isep bayi berubah bentuk atau tak…? kilah Adi. ya..tergantung perawatan…kata Murni. boleh aqu raba susumu ni…tanya adi. ah…jangan mas…saya kan sudah tua, juga saya malu….jawab Murni. Agen BandarQ

Aqu mulai yakin pasti jurus si Adi mengena. sini geser duduknya…kata adi, ah…sudah disini saja mas… kata Murni.gak apa-pa…sini… saya penasaran dgn susu yg sudah di isep bayi, pingin lihat…kata adi lagi, jangan mas ah… malu, nanti Mbak Wulandari tau aqu dimarahin… kata Murni, tak ada yg tau, semua sudah tidur. kata adi, lalu adi menarik lengan si Murni, dan mulai meraba susu Murni dgn halus, si Murni kelihatan berigidig-an, adi terus gencar berusaha memegang susu Murni, sementara Murni terus menangkis tangan adi, ketika si Murni sibuk menangkis tangan adi, aqu melihat kedua paha si Murni yg kadang terkangkang karena sibuk menangkis tangan adi, wow…mulus pahanya, aqu mulai jreng juga, karena ruang tengah cukup terang sehingga sering banget aqu melihat CD Murni yg berwarna ungu muda, dan gundukan kemaluan dibalik CD yg begitu menggiurkan membuat aqu jadi keasyikan nonton dar celah pintu kamar.
Akhirnya si Murni menyerah di tangan Adi, dan membiarkan tangan adi meng-griliya susunya, dan si Murni pun mulai kegelian sehingga pahanya semakin jelas kulihat karena Murni sudah tak kontrol cara duduknya.

Aqu mulai terangsang melihat tangan adi dibalik baju putih Murni bergerak-gerak, kebayg empuk dan halus susu yg sedang diobok. kemaluan ku mulai tegang, si Murni semakin meringis dgn sesekali membungkukkan punggunya, kegelian. adi mulai memetik kancing baju si Murni, maka terlihat susu si Murni dibungkus BH warna merah jambu karena si Murni menghadap kamarku dan Adi dibelakang si Murni. tangan adi kemudian mengeluarkan sebelah susu Murni dari BHnya, aqu semakin tegang karena aqu melihat susu yg begitu mulus, puntingnya coklat muda, bahkan aqu lebih terfokus ke celah paha si Murni yg sudah semakin jelas karena rok putihnya sudah sediki demi sedikit tersingkap. kelihatannya si Murni sudah mulai terangsang karena aqu melihat bagian celah kemaluan pada CD si Murni sudah mulai berwarna ungu tua, berarti sudah basah. ketika si Murni agak bergeser duduknya aqu melihat tangan Adi yg kiri memegang kemaluannya yg sudah tegang banget, sementara tangan kanannya mulai meremas halus susu Murni, kelihatannya adi bukan pemain sex brutal, dia mempermainkan susu si Murni begitu lembut sehingga si Murni mulai mendesah dan tangannya mulai mencengkram tangan Adi yg sedang mengelus susu nya.


Sudah mas…aqu sudah gak tahan…kata si Murni. aqu juga sudah gak tahan Ni…kata si Adi, bantu saya dong Ni…saya pingin keluarkan Sperma yg sudah mengental nih….kata adi dgn nada merayu…jangan mas…aqu gak mau, taqut hamil….kata Murni. tak ni…kita jangan bersetubuh, saya gesek aja ya di antara celana dalam dan kemaluan mu….rayu adi, si Murni pun sudah kelihatan sangat terangsang, tapi dia tak menjawab. sementara aqu sudah semakin tegang aja nih si ujang…dibalik pintu.

Adi akhirnya turun dari sofa, dan duduk disebelah si Murni di atas karpet, tangan adi mulai mengarah ke kemaluan si Murni, keMbali si Murni meronta, jangan mas…nanti aqu gak tahan…kata si Murni, tenang aja…nanti kita sama-sama enak…kata Adi sambil mulai mengelus CD pas di kemaluan si Murni , Murni mulai kelihatan kejang-kejang kedua kakinya merasakan nikmat, adi terus mengelus kemaluan Murni dari luar CDnya sementara bibirnya mulai menciumi susu kiri si Murni,

Adegan ini terus berlangsung sekitar hampir 10 menit, kemudian adi melepas training spaknya, dan kelihatan ujang nya si adi yg sudah tegak lurus, tapi si Murni malah membuang pandangannya ke TV, lalu Adi menyingkap rok putih Murni semakin keatas, dan si Murni direbahkan dikarpet, jangan mas…kata si Murni. nggak kok cuma mau dijepitin diantara CD dan Kemaluan kamu…gak dimasukin kok…kata Adi sambil terus menggosok kemaluannya. janji ya..mas…kata Murni. bener kok saya janji kata Adi, kemudian adi berbaring disebelah kiri si Murni, dan benar saja, adi julai menaiki separuh tubuh Murni dan paha sampai kaki kirinya adi menindih paha dan kaki kiri si Murni dan kemaluan adi diselipkan dari samping CD basahnya Murni dekat pangkal paha Murni sementara si Murni tetap terlentang, aqu mulai gak tahan lihatinnya, aqupun mulai meraba-raba kemaluan ku, terus adi mulai mengesek-gesekan kemaluannya diantara CD dan Kemaluan Murni secara perlahan,

Murni mulai kelihatan menikmati, sambil mengisap punting susu si Murni yg sebelah kiri dan meremas susu Murni yg sebelah kanan adi terus menggesek kemaluannya dicelah CD dan Kemaluan si Murni, Murni mulai mengerak-gerakkan pinggulnya keatas kebawah mengikuti gerakan Adi, aqu yakin bahwa kelentitnya si Murni sudah tersentuh oleh ujung kemaluan si adi, aqu pun taMbah terangsang melihatnya, aqu mulai mempercepat kocokan tangan di kemaluanku, dadaqu terasa semakin dag-dig-dug….semakin lama si Adi semakin mempercepat gerakannya, terus menggesek kemaluan si Murni dgn kemaluannya yg sudah semakin keras, dan si Murni pun mulai mengeluarkan suara desahannya, mas…mas…mas…aduh geli sekali…mas…. aduuuuh… enak sekali mas….lirih si Murni, tekan sedikit mas…biar ujung nya kena kemaluanku…..
Adi mulai merubah gerakannya, dari menggesek menjadi agak menekan kemaluan si Murni, tangan kanan si Murni mencengkram tangan adi yg sedang meremas susu kanannya, berarti si Murni sudah begitu menikmati gesek-tekan kemaluan si adi. teruuuus… mas…aqu nikmat sekaaaaali…. desah si Murni.
iyaaa… saya juga Ni….nikmat sekali, punyamu begitu licin dan hangat….adi terus melaqukan gesek-tekan…hingga kurang lebih 15 menit.

Sudah mau keluar…nih…kata si Adi dgn suara tersendat-sendat, jangan keluarkan dulu mas….tahaaaann…tahan….kata si Murni sambil terus menggerakan pinggulnya…..aduuuh…mas…saya mau keluar juga mas…..kata si Murni (maksudnya mau orgasme). mas..masukin sedikit ujungnya….kata si Murni memohon, terus adi agak menaikin lagi tubuh si Murni hampir menindihnya, dan tangan kanannya menuntun kemaluan menuju lubang kemaluan si Murni, dan ah…aaaahh…jangan dimasukin semua mas…aqu lebih geli kalau ujungnya saja….kata si Murni.

adi terus menggesek-tekan, dan kelihatan si adi mulai menekan-nekan pantanya dan si Murni semakin bergoyg kekiri dan kekanan dan kadang-kadang menaikan pinggulnya keatas..lalu Murni mulai agak menjerit kecil…Mas…aqu mau keluar mas….

ya..ya…keluarkan saja ni…biar taMbah licin sahut si Adi…
Tak terasa kemaluan ku juga mulai mengeluarkan cairan kental sedikit diujungnya…. aqu terus menyaksikan gesekan kemaluan adi di celah antara CD dan Kemaluan si Murni, pinggul Murni semakin cepat bergerak keatas kebawah, bahkan sesekali diangkatnya cukup tinggi…dan…ah..aaaahh…aaaaaaaahhh….mas aqu ke..ke..ke…luaaaaarr…mas ….ah….aduuuuuh…mas enak sekaliiiiii……
aqu juga ni….aqu juga mau keluar…ni…sambil semakin memepercepat gerakan gesek-geseknya, …aduhh..ni…saya keluar ni….oh…oh…oh….adi menyentak-nyentakkan gesekannya sampai lebih dari 3 kali, aduuuh…mas….hangat sekaliiiii….mas.., gerakan adi mulai semakin pelan dan akhirnya adi tertelungkup diatas tubuh si Murni. Agen BandarQ


aqupun mulai terasa gatal diujung kemaluan ku…dan akh….croooot…croooot….sperma kupun muncrat ke daun pintu. aqu jadi lemes..dan mulai aqu berbaring di tempat tidurku sambil tetap meMbaygkan sejoli main adu gesek.
Sememtara Wulandari belum tiba, kebetulan Adi tugas ke Manado, so…di rumah hanya tinggal siMbok, si Murni, si orok dan aqu.
Saat si orok tidur, aqu coba godain Murni, hem..ehem…Ni…kelihatannya kamu kesepian yah..ditinggal Mas Adi…? Tanyaqu. Ah…enggaaaaakk…biasa aja…..jawab Murni sambil agak malu-malu.

Memangnya kenapa Mas….? Tanya balik Murni.
Kelihatannya kamu sama mas adi kok semakin mesra sih…? Tanya ku lagi.
Kasihaaannn..mas adi kan sudah lama…eh…maksud saya ditinggal Mbak Wulandari, gak apa-apa kok….jawab si Murni.film dewasa
Aqu mulai merasa si Murni agak khawatir kalau aqu mengetahui affairnya dgn Adi.

Sambil baca majalah dan nonton TV, aqu pandangi tubuh si Murni. Mulai dari kulit lengan, susu, perut, bentuk pinggul, paha dan betis. Wow….memang segar dan cukup bikin mupeng, apalagi karena gak ada bos, si Murni gak pake baju Putih Seragam Baby Sitter, dia Cuma pakai baju tidur kulot dan blus bahan katun biasa, jadi aqu bisa melihat samar-samar lekuk tubuh dan baygan bra and CDnya.

Si Murni duduk dekat Box bayi sambil menggoyg box, sesekali dia curi pandang kepadaqu seperti ada rasa cemas taqut ketahuan affairnya. Dia agak gelisah. Dalam pikiranku, baikan di “selok” aja dech…..
Ni, aqu mau pindah kost, kata ku…., lho kenapa mas…..kan Mas adi dan Mbak Wulandari orangnya baik, dan Mas sudah diaqui seperti keluarganya, juga ini rumah bagus dan harga kost nya katanya kekeluargaan…. Jawab si Murni.
Iya…Ni, tapi aqu gak tahan lihatin kamu ama mas Adi, kok akrab banget…..kata ku.

Akrab gimana……? Tanya Si Murni agak ketus, ya lah….emang aqu gak tahu kalau kamu sering tiduran di karpet ama mas adi, dan kalau gak salah kamu pernah jalan ama mas adi bawa bayi, ya kan….?
Si Murni gelagapan, dan dia langsung berdiri dari duduknya menghampiriku, aqu melihat bentuk perut yg sudah agak kendur tapi malah terkesan sexy, kemudian dia duduk disebelahku. Dia bilang : Mas…tolong jangan bilang Mbak Wulandari, aqu kasihan mas Adi dan aqu juga terpengaruh karena aqu sudah lama tak disentuh lelaki, tolong ya mas…. Jawab si Murni memelas. Aqu sementara pura-pura terus baca majalah tapi mata terkadang ngincer-ngincer juga tuh susu yg masih sintal dan kelihatan mulus walau baru tampak separuhnya karena tertutup BRA.
Ya…kamu harus ingat Ni, karena nila setitik rusak susu dua-dua-nya. Jawabku sambil godain. Yeee si mas, rusak susu sebelanga…ah…jawabnya sambil menyembunyikan malunya.

Ya…dua-dua-nya Ni…..kalau terus di-uwel-uwel mah….jawab ku.
Si Murni mencubit perutku, ah..si mas bisa aja. Nih tak cubit…..hayoooo kapok…!!! Si Murni kayak yg greget campur kesel.
Tapi mas, walaupun bagaimana, aqu belum pernah kok bersetubuh dgn mas Adi, yah….hanya sekedar begitu-begitu aja, yg penting mas Adi bisa “keluar”……bener mas aqu gak bohong. Kata si Murni agak serius.
Lho….sudah apa belum bagi saya gak masalah Ni, jawab ku.

Mas kok gitu sih….? Jawab si Murni sambil meraba-raba kedua susunya. Belum mas belum rusak nih…jawab si Murni sambil mengusap kedua susunya. Ya….percaya deh….jawabku. setelah terdiam beberapa saat lalu :
Ni…pijitin dong pundak saya, tadi saya main golf 18 hole, cukup capek juga…
Weee…maaf ya…aqu bukan tukang pijat kok….jawab si Murni agak sengit.
Yah…sudah gak apa-apa, tapi saya juga bukan tukang yg pintar nyimpen rahasia lho…..jawab ku.
Eeeemmmm….si mas ngancam ya…..ya sudah sini, awas kalau ngomong Mbak Wulandari…..jawab si Murni.

Aqu duduk di karpet, sementara si Murni berlutut dibelakangku, tangannya mulai pijitin pundak dan bahu bagian atasku, dan selang beberapa menit, aqu merasa ada yg nempel hangat di punggungku, terasa empuk dan kenyal, aqu tebak aja deh ini pasti perut si Murni, aqu pura-pura gak merasa apa-apa walau sudah sekitar 10 menit. Lalu si Murni bertanya : mas kepalanya mau dipijit gak….., o…ya…iya Ni. Jawab ku, kemudian si Murni memijit kepala ku…wah enak banget lho Ni. Kamu kok pintar mijit sih…..
Ah..biasa aja mas jawab si Murni.

Kemudian Aqu merasakan ada yg agak lebih empuk lagi menekan dipunggungku, aqu dah nebak deh…ini pasti pubis si Murni, gundukan daging antara perut dan kemaluan. Dia terus menekan…menekan..semakin terasa hangat dan empuk, aqu merasakan kedua pahanya semakin menempel, dia menekan terus dan aqu agak sedikit membungkuk sehingga punggung ku semakin menekan pubis nya.
Aduh…Ni. Yg dipijit kepala kok yg enak punggungku ….. terus Ni tekan lagi, kata ku. Ah si mas bisa aja…..mau ditekan lagi? Kata si Murni.
Ya…iya…dong, si Murni terus menekan-nekan pubisnya di punggungku.
Napasnyapun mulai terdengar mendesah, dan pijitan dikepalaqu mulai melemah, tapi pijitan pubis di punggungku semakin terasa kuat.

Apanya yg enak mas…tanya si Murni. Punggung ku enak banget Ni, punyamu begitu berdaging dan terasa hangat di punggungku, jawab ku. Sementara si ujang dibalik celana pendek ku mulai menegang dan si Murni secara sengaja terus menekankan pubis nya dipunggung ku.
Aduh Ni. Punyaqu jadi tegang Ni…….mau pegang nih….? Tanya ku.
Manaaaa….tanya si Murni. Nih….sudah mulai keras gara-gara punggung keenakan…. Jawab ku.

Iya…mas, kok tegang ya….tanya si Murni.
Aqu juga gara-gara mas adi jadi sering cepet geli di anu ku. Aqu jadi sering mudah terangsang, padahal sudah tahunan gak begini, kata si Murni.
Ni, pijit aja punya ku…..tapi yg enak ya….

Tanpa bicara lagi si Murni pindah duduk disebelahku, tangannya mulai masuk kesela celana pendekku, dia mulai meraba-raba dgn lembut kemaluan ku, ah….mulai terasa geli, si Murni meremas bagian helm kemaluan ku, dipijit-pijit lembut yg membuat kemaluanku terasa semakin geli dan nikmat sekali, oh….Ni, enak banget, teruuuus Ni, desah ku. Tanganku mulai menyusur kebalik Bra si Murni, perlahan ku elus lembut susunya, pelan-pelan ujung jariku menyusur terus hingga kerasa puting susu yg sudah mengeras tapi lembut kulitnya, aqu elus terus susunya, sesekali agak ku remas lembut, si Murni nafasnya mulai agak tersengal-sengal, aduuuuh…mas, sentuhan tangannya kok lembut banget, aqu semakin nikmat mas….terus tangan kanan si Murni membuka kaitan Bra bagian belakang, dan tangan kirinya masih terus memijit-mijit ujung kemaluan ku.Cerita Mesum Seks,Kisah Ngentot Panas,Cerita Dewasa Terbaru ,Cerita Sex 2018,Kisah Birahi Terbaru,Ngentot Abg Mesum,Cerita Seks Tante Buguil Toket Gede. Domino99 Online Terbesar

Kemudian ku singkap blusnya dari sekitar perut agar dapat kuraih kedua susunya sementara bra dibukanya pelan-pelan melalui sela-sela lengan bajunya. Wah…benar aja, susunya masih mulus, walaupun sudah agak jatuh, namun kekenyalan dan kelembutan kulitnya masih seperti anak-ABG. Ku singkap terus keatas blusnya, punting susu si Murni yg kiri mengarah agak kesamping kiri dan yg kanan agak kesamping kanan, wah ini tanda susu yg masih berkelenjar bagus, walaupun agak turun tapi masih kencang. Isap mas….pinta si Murni, perlahan kuisap lembut puntingnya, mulai dgn isapan perlahan lama-lama isapanku semakin kuat sehingga si Murni menjerit perlahan Aaaahhh……aduh mas….kok enak sekali….teruuuus…mas….

Kuisap puntingnya pelan-pelan tapi nyelekit, hingga si Murni terbaring karena tak kuat menahan nikmatnya isapan ku. Dan aqupun meMbaringkan tubuhku di karpet, sementara aqu terus mengisap punting susunya, si Murni mengambil posisi diatas ku dan mulai menempelkan kemaluannya ke kemaluan ku, dia masih mengenakan kulot tipisnya, dia tekan kemaluannya ke kemaluanku, terasa tubuh si Murni agak bergetar ketika dia tekan kemaluannya ke kemaluanku, aqu merasakan begitu empuk dan hangatnya daging kemaluan si Murni, aqu merasakan semakin geli di kemaluanku,
Murni mulai menggerakan pinggulnya sehingga tekanan berubah jadi gesekan-gesekan yg perlahan tapi serasa ujung kemaluanku mulai nyelip dibelahan kemaluannya walaupun masih terbungkus kulot dan CD, tanganku mulai meraba buah pantatnya dgn menyusurkan tangan diantara celana kulotnya, wah…..lembut dan empuk, pantatnya bukan kencang tapi empuk, kulitnya masih halus. Aqu mulai menyelipkan tanganku kesela CD bagian pantanya, aqu mulai meraba halusnya pantat si Murni, ketika pantatnya ku elus,


Si Murni malah semakin menekan gesekan kemaluannya ke kemaluanku, aqu yakin “G-spot” si Murni disekitar pantatnya, kemudian elusan dipantat si Murni ku coba rubah dgn pijitan-pijitan ujung jari ku, ternyata si Murni semakin terangsang semakin mengesek agak cepat….dan oh….oh….oh….mas….aqu mau keluar mas…….mendengar rintihan si Murni, aqu bantu proses keluar nya si Murni, aqu tekan pantatnya dgn kedua tanganku agar kemaluannya semakin keras menekan kemaluanku, dan aaaaahhh…aaahhh…seeeeepp..seeeppppp…seperti kepedasan makan lombok, maaaasss…..aqu keluar mas…..ah…aaaahhh….si Murni seperti setengah menangis, terasa dikemaluanku kemaluannya berdenyut-denyut beberapa kali, sementara dia menekan susu kirinya ke dadaqu, dia terus merintih…mendesah….kemudian denyutan kemaluannya terasa lagi, nyut..nyuut…nyut…

wah si Murni mengalami orgasme panjang nih…pikir ku.
Kemudian sejenak si Murni merebahkan tubuhnya di atas tubuhku, sekitar kira-kira belum semenit, dia mulai menekan-nekan-kan lagi kemaluannya ke kemaluan ku kebetulan kemaluanku masih keras, dia mulai mendesah lagi. Seeeeppp….. seeeppp….. seperti orang kepedasan.
Ni, nanti dilihat simBok, kekamar aja yuukkk….ajak ku. Ah tak mas, simBok sudah tidur, lagian ini bayi kalau bangun gimana….? Jawab si Murni.
Ya…sudah buka saja celanamu Ni….. perintahku.
Jangan mas….gini aja ya….sementara di selipkan kemaluanku kesela CDnya, dan si Murni masih berposisi di atas ku.

Ketika kemaluanku mulai menyusup disela CD dan kemaluannya, tersa lendir hangat dan licin diujung kemaluanku, dia mulai menggoygkan pinggulnya dan gesekan belahan kemaluan yg hangat dan licin mulai merangsang kemaluan ku, aqu merasakan betapa enaknya kemaluan si Murni, tapi disisi kemaluanku terasa agak sakit kena sisi CD nya si Murni, aduh Ni, CDmu sakit nih….
Kemudian dia melepas celana kulotnya dan agak menarik CDnya ke bawah, sedangkan aqu mulai melepas celana pendek dan CDku maka kemaluanku mulai nyaman banget, apalagi dia mengambil posisi seperti kodok yg mau loncat, dia mulai lagi menggoygkan pinggulnya perlahan kekiri kekanan..tangan ku mencengkram buah pantatnya dan sesekali kutekan sehingga kemaluanku terasa berada dimuka gawang, kudorong-dorongkan pinggulku naik turun sementara si Murni mengoyg kiri-kanan, variasi goygan semacam ini telah menciptakan rasa geli yg berbeda dgn rasa kalau bersetubuh biasa, kemaluan ku semakin keras, kemaluan si Murni terasa semakin basah kuyup, namun basah kuyup yg membuat rasa geli dikemaluanku semakin nikmat,

Murni terus bergerak sementara ke dua susunya semakin terasa menggiling dadaqu, kenyalnya hangatnya terasa sekali karena T-shirt ku aqu angkat ke leher dan blusnya si Murnipun sudah terangkat sehingga kedua susunya terasa nempel langsung dikulit dadaqu, dan tangan si Murni yg sedang menahan tubuhnya dilantai kemudian berubah memeluk tubuhku, sehingga susunya semakin menekan di dadaqu, gerakan pinggulnya semakin lembut seolah memposisikan titik-titik tertentu dari kemaluannya di kemaluanku,

kelihatannya si Murni berusaha agar kelentitnya tergesek oleh ujung kemaluanku. Dia begitu aktif mencari titik-titik kenikmatan dikemaluannya. Kemudian aqu mulai menekan nekan ujung kemaluanku ketika terasa jika sudah berada aMbang lubang nikmat, aqu tak tahan lagi, ingin sekali aqu menancapkan kemaluanku ke kemaluannya. Ni…kamu dibawah Ni…. Pinta ku.
Jangan dulu mas, biar lama nikmatnya, soalnya kalau mas di atas pasti mas cepet keluar. Jawabnya dgn kata terputus-putus karena napas si Murni seperti orang yg sedang aerobic.

Ya…tapi masukan dong Ni. Aqu sudah gak sabar nih….
Iya…iya…tapi pelan-pelan ya mas….biar terasa nikmat. jawab si Murni.
Kemudian si Murni menghentikan gerakan pinggulnya. Dan memposisikan ujung kemaluanku tepat dilubang kemaluan yg licin dan hangat. Dia mulai menekan pinggulnya ke bawah, dan kemaluanku pun perlahan mulai menyusup, perlahan banget si Murni menarik lagi pinggulnya keatas, aqu merasakan gesekan lubang kemaluan yg halus, licin dan lembut, dia menekan lagi, dan kira-kira sekitar 5 cm kemaluanku masuk, dia tarik lagi pinggunya keatas, aqu mulai penasaran karena cara seperti ini menimbulkan kenikmatan yg khas banget, gregel-gregel dinding kemaluan si Murni begitu terasa menggelitik karena gerakan perlahan seolah-olah kemaluanku meraba-raba tiap mili dinding lubang kemaluan si Murni, aqupun semakin menikmatinya.

Kemudian desahan demi desahan terus keluar dari mulut si Murni, dan……ah…aaaahhh….. pelan-pelan si Murni menekan pinggulnya hingga kemaluanku masuk seluruhnya, kemudian dia tarik lagi pelan-pelan…ditekan lagi…..blessss…lagi kemaluanku masuk, begitu terus berulang-ulang hingga sekitar 15 menit, ah… begitu lembutnya permainan si Murni, sesekali terasa olehku denyutan-denyutan halus didalam kemaluan si Murni yg terasa seolah menjepit-jepit ujung kemaluan ku. Kemudian si Murni memasukan lagi kemaluanku dgn menekan pinggulnya, dia tak lagi menarik pinggulnya keatas, tapi dia tekan terus agak lama sehingga begitu dalamnya kemaluanku tertanam didalam kemaluan hangat si Murni, kemudian denyutan-denyutan kemaluannya…aw..terasa begitu nikmat, cenut-cenut….kemudian ada denyutan panjang yg rasanya begitu menjepit ujung kemaluan ku. Ah..mungkin ini yg disebut empot-empot madura dalam pikirku.

Gaya ML seperti ini terus belangsung hingga kurang lebih ¼ jam, aqu benar-benar merasakan nikmat yg baru kali ini kurasakan dibanding dgn kenikmatan saat ML dgn pacarku.

Diujung lubang kemaluanku mulai terasa geli sekali seperti hendak keluar sperma, sementara si Murni terus mengayuh pinggulnya perlahan dan tangan kirinya menarik susunya kearah mulut ku, lalu kuisap-isap pelan hingga isapan kuat, si Murni mulai tak dapat mengkontrol gerakannya, dia menggoyg semakin cepat…cepat lagi dan akhirnya jeritan kenikmatan si Murni muncul lagi, dia mencapai orgasme lagi karena terasa oleh kemaluanku jepitan-jepitan kemaluan dan denyutan-denyutannya yg tak beraturan. Dia mendesah dan menggigit dadaqu, dia orgasme panjang. Dan saat kemaluanku dijepit-jepit oleh kemaluan orgasmenya si Murni, aqupun gak tahan, geli sekali dikemaluan ku, sekujur tubuhku terasa geli linu, merinding dan ah…rasanya nikmat sekali, aqu berusaha terus menggerakan pinggulku keatas dan kebawah agar kemaluanku tetap menggesek kemaluan si Murni yg sedang orgasme dan berdenyut-denyut itu,

Murni pun sadar kalau aqu mau keluar maka dia langsung mengisap punting susuku dan memainkan ujung lidahnya di punting susuku maka kemaluanku semakin terasa geli sekali dan terasa gatal yg teramat sangat diujungnya seolah ingin digaruk terus oleh bagian terdalam kemaluan si Murni, dia semakin aktif mengisap dan memainkan lidahnya di punting susuku dan aqu terus menaik turunkan pinggulku akhirnya aqu pun crot-crot-crot spermaqu muncrat didalam kemaluan si Murni, tanpa sadar si Murni mengaduh keenakan, aduuuuhh…mas…hangat sekali……rintih si Murni, dan aqu merasakn enaknya ketika pertama crot…kemaluan si Murni menjepit, crot kedua kemaluan si Murni berdenyut, dan ketika aqu menekan kemaluan hingga maksimal maka disitulah kenikmatan puncaknya dan tak sadar aqu menarik pinggul si Murni agar kemaluanku menancap semakin dalam dan crot yg terakhir membuat tubuhku bergetar-getar sepeti kejang-kejang, dan si Murni yg sedang orgasme aqu teMbak dgn semprotan spermaqu, maka disinilah impian kenikmatan yg didaMbakan semua wMurnita, hingga selesai proses semprotan spermaqu, kemaluan si Murni masih terus berdenyut-denyut dan terdengar suara si Murni seperti orang menagis, dia benar-benar merasakan orgasme yg luar biasa, begitu juga aqu. Daftar Agen BandarQ