Jumat, 31 Januari 2020

Perkosa Mahasiswi Cantik Saat KKN

CrownQQ - Halo kawan-kawan semua penyuka cerita seks dewasa yang saya hormati, ijinkanlah saya menceritakan pengalamanku waktu KKN (Kuliah Kerja Nyata) Desember lalu. Demi menjaga privasi orang yang berada dalam cerita ini disamarkan namanya, dan maaf kalo penggunaan bahasanya agak formal, langsung saja


Perkenalkan, nama ku S, mahasiswa tingkat akhir di salah satu perguruan tinggi negeri terkenal di kota Surabaya, dan kebetulan aku juga asli dari kota Surabaya tersebut, jadi aku tidak kos. Banyak orang mengatakan sih wajahku ini pas, kadang pas jeleknya kadang pas gantengnya, haha.
Pada saat Januari lalu, aku baru saja malaksanakan kegiatan KKN di kampus ku, berbeda dengan teman2ku yang lain yang sudah melaksanakannya pada bulan puasa tahun lalu. Ya maklum lah, mahasiswa dengan nilai pas-pas an, IP dari 1, 2, 3 juga udah pernah, yang 4 nya belum sih ehehehe.

Ngentot Mahasiswi Cantik Di Lokasi KKN – Kebetulan, pada saat pembagian kelompok, aku berbarengan dengan seorang cewek yang juga sejurusan denganku, sebut saja T. Tetapi kita kenal hanya sebatas kenal karena satu angkatan dan satu jurusan. Kalo boleh dibilang sih, paras cewek sejurusanku ini cantik lah, tingginya kurang lebih sekitar 155cm an, rambutnya panjang terurai, dengan tubuh yang tidak gemuk dan tidak kurus, pas lah menurut ku. Kalo bicara soal buah dada sih, relatif ya, tiap orang punya selera masing-masing. Untuk ukuran buah dadanya sih standar, 34a atau 34b lah.
Dari sejak awal survey lokasi desa yang akan kami tempati, kami berdua selalu bareng, jadi dengan KKN ini kita menjadi semakin dekat.

BACA JUGA :  Bercinta Dengan Istri Sahabatku Sampai Hamil

Pada saat survey pertama dia masih bonceng dengan teman KKN ku, namun pada saat survey ke dua, entah angin darimana dia mengajakku untuk survey berdua saja, maklum pada saat itu teman-temanku yang lain masih pada sibuk dengan urusan masing-masing dan yang bias hanya kami. Awalnya aku sih berpikiran santai, tapi kadang terlintas di pikiranku takutnya teman-temanku yang lain berpikiran yang aneh-aneh, dan akirnya aku menyarankan T untuk mengajak teman satu lagi dengan alasan agar rame.
Singkat cerita kita akhirnya berangkat dengan teman KKN ku cewek 1 lagi dengan pacarnya dan aku berboncengan dengan T. Selama perjalanan aku sedikit tidak konsentrasi karena dadanya yang selalu nempel pada punggungku, dan aku sengaja menaruh tas ku di depan karena desa yang akan kami gunakan untuk KKN lumayan dingin, selain itu karena jalan yang naik turun dan motorku yang model ayam jago yang jok belakangnya agak naik, membuatnya selalu merosot dan buah dadanya yang lumayan dan empuk itu nempel di punggungku, dia pun aku perhatikan dari spion motorku tampak membenarkan posisi duduknya, semakin nggak karuan nyetir, dari berangkat sampai aku mengantarkannya ke kosnya, udah kemana-mana pikiran.

Singkat cerita kita tiba di hari H dimana kita tinggal di rumah warga yang berada di pedesaan yang lumayan dingin. Selama KKN, kemanapun kelompokku ada acara atau main, aku dan temanku T ini selalu bersama, udah nggak bisa dipisah lah kalo dibilang, hehehe. Oya si T udah punya pacar juga, dan pacarnya mempercayakan T ke ane untuk jaga doi, soalnya udah pernah ketemu juga sama pacarnya T, ya ane sih iya-iya aja, toh paling juga gitu-gitu aja.
Selama 1 bulan lebih sedikit, kegiatan KKN ya gitu aja, selama di tempat kami tinggal, aku perhatiin si T bajunya ya baju rumahan biasa cuma kadang suka nerawang sehingga nampak BH nya yang warna warni, sering aku ngingetin juga ke T kalo BH nya itu keliatan ato sejenisnya, ya maklum sih naluri dari jaman SMA kalo ada temen cewek yang keliatan BH nya gitu suka ngingetin tapi nggak menutup kemungkinan curi-curi juga, hehehe. Kami berdua pun semakin dekat, saat kita foto, dia lebih sering ngerangkul aku, dan bodohnya aku malah pasang muka bingung, saat tanganku agak longgarpun dia nggak segan-segan untuk menggandeng tanganku sehingga aku pun merasakan tonjolan buah dadanya yang lumayan itu.


Pada saat minggu ke dua saat program kerja udah pada mulai jalan, kita sibuk dengan program kerja masing-masing sesuai jurusannya, aku dan T sengaja menyamakan agar kita bisa bareng terus gitu. Saat aku dan T sudah selesai dengan program kerja kami entah kenapa ingin pulang dulu, teman-temanku yang lain pun tanpa menaruh curiga mengiyakan saja dan kami pun pulang. Setiba di rumah, tidak ada orang sama sekali, pikirku pemilik rumah ini lagi ke warung karena memang punya warung yang tidak begitu jauh dari rumah. Akhirnya temanku T langsung ke kamar begitu juga aku untuk ganti baju dan tiduran santai karena merasa capek. Tiba-tiba T memanggilku dari atas, oya letak kamar cowok dan cewek ini atas bawah, kami para cowok di bawah sedangkan di atas kamar cewek dan toilet. Aku pun datang dan menanyakan ada apa, ternyata si T ingin ngobrol-ngobrol denganku, kita bicara macam-macam dari saat dia SMA dan kesibukannya, tetapi saat aku bertanya tentang pacarnya, doi terdiam sejenak dan tiba-tiba air matanya keluar. Bingung bukan kepalang karena aku jarang menghadapi seorang cewek yang nangis dihadapan langsung, saat kuberanikan bertanya lagi, ternyata dia lagi ada masalah dengan pacarnya dan katanya lagi putus. Iya sih, beberapa hari sebelumnya saat dia murung juga aku tanya kenapa, dan memang lagi ada masalah. Ya aku nggak bisa berbuat banyak selain menenangkannya, saat aku coba beranikan membelai rambutnya yang terurai dia hanya diam saja, lalu aku mengusap air matanya, dia tampak kaget dengan perlakuanku ini, lalu digenggamnya tanganku. Aku pun bingung ada apa, dan kami bertatapan mata lumayan lama sehingga entah siapa yang memulai bibir kami sudah bersentuhan tipis. Aku rasakan pergerakan nafasnya yang masih belum teratur akibat dia menangis tadi. Sambil aku memegangi pipinya yang agak basah, bibirku menjauh dan membisikan di telinganya “masih ada aku disini” dia pun mengangguk kecil, saat aku tatap lagi matanya dia langsung menyambar bibirku dengan halus dan perlahan. Ku ikuti pergerakan bibirnya sambil dalam hati berpikir “ganas juga ini cewek” dan aku mainkan lidahku. Dia pun merasa geli tapi menikmatinya karena bibirnya selalu nempel di bibirku sambil melenguh “mmmmhhh. . . mmhhhh . . . .”. Tanganku pun yang tadinya di pipinya sekarang sudah mendarat di pinggulnya sambil menelusuri lekuk tubuhnya. Kami melepas ciuman kami sejenak dan saling bertatapan, dia melempar senyuman dengan matanya yang sayu, membuat setiap orang seakan ingin mencumbunya, lalu aku meminta ijin untuk memegang buah dadanya yang lumayan itu, dia hanya mengangguk dengan senyuman. Kami lanjutkan lah perang bibir dan lidah kami sambil aku meremas buah dadanya yang saat itu mengenakan BH warna putih pink. Dia mendesah menikmati “aahhh. . . ahhh . .” sambil bibirku mencumbu lehernya.
Sialnya saat aku hampir mengangkat BH nya terdengar suara motor teman-temanku yang datang. Kami pun tergesa-gesa membenahi diri.

Semenjak kejadian tersebut, dia lebih sering memanggilku “pacar”, pertamanya aku pun kaget karena dia memanggil begitu di depan teman-temanku pada saat dia sedang membuatkan mie untuk ku dan teman-teman cowok yang lain. Tetapi entah kenapa teman-temanku ini tahu bahwa itu hanya bercandaan, ya aku sih terserah mau dia panggil apa asal bisa menikmatinya tubuhnya deh, hehehe.
Pada minggu ke 4, dia mendadak minta ijin pulang ke ketua ku karena ada urusan keluarga dan aku dimintanya untuk mengantarkannya bertemu dengan orang yang akan menjemputnya. Spontan di jalan aku pun bertanya “emang dijemput siapa deh? Papah mamah mu?” dia pun membalas, sama pacarnya. Agak kaget tapi nggak begitu kaget juga karena dia 3 hari sebelumnya cerita ke aku kalo dia balikan lagi. Aku pun merespon dengan jawaban santai, dia pun seolah merasa bersalah dan berkata “nggak apa kan aku dijemput pacarku?”, aku pun menjawab “ya nggak apa dong, kan pacar kamu, kalo di sini kita pacaran, kalo udah balik atau selese KKN nya kita kembali seperti biasa”. Dia mengangguk sembari memeluk ku di jalan karena di jalan pedasaan ini sepi dan jarang kendaraan lewat, sesekali dia mengecup leherku. “Kamu mau pulang kok masih curi-curi sih”, balasku. Dia hanya cekikikan sambil memeluk semakin erat. Agen BandarQ


Skip skip skip, 2 hari kemudian sore haris saaat aku sedang santai jalan-jalan di kompleks pedesaan tempat aku tinggal bersama temanku, si T menelponku “car, lg sibuk nggak? Kamu lg di mana?” tanya nya, “lagi jalan-jalan santai sih bareng anak-anak, ada apa?”, jawabku. “jemput aku di tempat kemaren bisa nggak?” langsung sigap aku menjawabnya, “bisa dong kalo buat kamu”, sambil pake nada genit, “ih gombal, oke deh 10 menit lg aku sampe kok, jangan lupa lho, muuaaach”. Tut tut tut . . . baru mau dijawab udah diputus teleponnya, langsung saja berpamitan dengan teman-temanku dan aku langsung mengambil motor ayam jago standarku untuk menjemputnya.

Sesampainya di tempat dia menjemput ternyata dia udah duluan dan sendirian, “lho kamu sama siapa kok sendirian?”, tanyaku. “tadi sama pacarku, dia udah pulang duluan”, jawabnya. Dalam hati ku “buset ini pacarnya geblek amat, kalo pacarnya ditinggal sendiri gini kalo digodain orang desa gimana, payah” dan kebetulan emang si T ini menjadi primadona di kalangan pemuda desa karena paras cantiknya. Akhirnya dia langsung membonceng dan kita pun tancap gas. Di perjalanan pun kita ngobrol-ngobrol “lho waktu tadi kamu telepon pas ada pacarmu?”, tanyaku, dia menjawab cekikikan “ya nggak lah, car, tadi dia lagi beli cemilan aku nunggu di mobil”. “kirain pas ada pacarmu kamu pas telepon tadi”, jawabku lg, “takut ya? Hihihihi”, sambil dia nyubit pinggang ku. Anjir, malah nantangin, “bukan takut sih, cuma main bersih aja kita”. Timpalku. “alah sok-sok an huuuuu, cubit lagi nih.” Balasnya. Dan kamipun begitu sampai setibanya di posko KKN. Dia pun bergegas langsung mandi dan aku pun masih ngumpul nonton tivi bareng teman-teman yang lain.

Lusanya cuaca pun mendung, kita berencana mau ke SD sekitar tempat kami KKN untuk sosialisasi terkahir kalinya, aku bangun terlambat dan dapat jatah mandi paling terakhir karena kamar mandi di rumah ini cuma 1, ada juga temanku yang buru-buru sudah biasa mandi di tetangga sebelah posko KKN kami. Dan entah disengaja atau nggak, si T juga kesiangan dan juga baru mandi setelah aku selesai mandi. Pada saat T mandi pun aku tidak memikirkan hal yang lain selain siap-siap untu acara sosialisasi ke SD. Kami berdua ditinggal karena waktu pun sudah menunjukan pukul 9 pagi dan acara dimulai jam 9.30 nya. Sesaat aku dan T sudah siap bergegas berangkat, tiba-tiba hujan pun turun lumayan deras, kami mengabari ketuaku datang terlambat. Pertamanya ketuaku meyuruh kami untuk memakai jas hujan, namun aku teringat jas hujan ku dan punya T terbawa di motor temanku yang sudah berangkat. Ya sudah deh akhirnya ketuaku memaklumi dan mengatakan untuk tidak memaksakan kalo memang deras, kebetulan di SD nya pun juga hujan yang lumayan.

Aku dan T pun ngobrol-ngobrol biasa, bercanda kadang T suka cubit pinggangku, aku pun melontarkan pertanyaan “eh ini bapak sama ibu yang punya rumah nggak di rumah? Kok tumben pagi-pagi udah nggak ada di rumah”. “kata anak-anak tadi bapak ibunya pamitan mau ada acara di kota katanya, ada sodaranya nikahan”, balas si T. lalu duduk kami berdekatan entah ada angin apa, aku pun membelai rambut nya yang wangi serta menciuminya karena memang dia habis shampoan. Aku pegang lembut pipinya dan dia pun berkata “aku nggak nyangka kita bisa gini”, aku pun bingung apa maksud dari perkataannya “maksudmu?”, jawabku singkat, dia pun merebahkan badanya ke pelukanku dan menyandarkan kepalanya di bahu ku, “ya gimana ya, kamu baik, bisa ngertiin aku, perhatian tapi waktunya malah kaya gini, kamu itu beda banget sama pacarku yang suka ngekang aku, protektiflah, apa-apa nggak boleh”. Aku paham arah pembicaraannya, aku balas, “lho kan tinggal diputusin aja gampangkan pacarmu?”. “nggak semudah itu, orangtua ku sama dia udah deket, begitu juga sodaranya, udah 3x selama KKN ini aku minta putus tapi dia nggak mau”.

Saat itu aku memperhatikan matanya berkaca-kaca, sambil aku belai rambutnya aku pun menenangkannya dengan gaya sok cool romantis gitu Cerita Panas Indonesia KKN Berbuah Manis with Mahasiswi Cantik “ya udah, nggak apa, emang begini jalannya, kalo di sini kita emang gini, tapi kalo di kampus kita seperti biasa aja, kamu tahu sendiri kan aku juga udah punya pacar, semuanya pasti baik-baik aja kok, kalo jodoh emang nggak kemana”. Agen BandarQ

Dia pun makin menjadi tangisannya, tampak bedak di wajahnya luntur akibat air matanya. Aku pun mengusap air matanya dan menenangkannya. Dia menatapku dalam-dalam kemudian tanpa kita sadari bibir kami sudah bersentuhan entah ada angin apa T melumat bibirku dengan kencang. Aku pun membalas dan memainkan lidahku, dia juga nggak mau kalah “mmmmhh. . . mmmhhh . .” tanganku pun sudah berada di buah dadanya yang masih terbungkus jaket KKN. Dia melepas ciumanku dan berbisik “di kamar aja” langsung saja aku bawa ke kamar cowok yang biasa digunakan tidur oleh temanku, aku lepas jaket T, dia mengenakan kemeja denim menurutku membuatnya tampak makin cantik. Dia nyeletuk “kok diem aja?” dalam hatiku “wah ini anak emang bener-bener deh” langsung saja aku cumbu lagi bibirnya, aku lumat, aku mainkan lidahku, dia pun tak mau kalah juga membalas lidahku dan sesekali menyedotnya. Tanganku pun sudah berada di atas balutan BH nya yang ukuran 34b (yang ini tanya ke doi akhirnya tau) dengan warna merah yang mengundang gairah. Langsung saja aku copot pengait BH nya dan nampak buah dada T dengan ukuran 34b nya, aku remas aku mainkan putingnya dia hanya melenguh “aahhh. . . enak car mmmhhhh” sementara bibir ku masih menciumi telinga dan leher nya. Sekitar 15 menit aku mainkan buah dadanya dia seperti nya udah di ubun-ubun nafsunya “diemut car. . . diemut mmhhhh” tanpa komando pun aku juga sudah menjilati antara buah dada nya, lalu mengemut putingnya yang kecil berwarna coklat muda sembari tangan kanan ku memainkan dan meremas puting dan buah dadanya yaang kiri “iya caaaar, enak diemut mmmmhhhh. . . geli caaar, aaaahhhh. . . aaahh. . .”


Saat itu juga tangan ku yang kanan pun sudah mengorek memeknya yang dibalut celana jeans ketat, aku merasakan memeknya sudah basah. Aku pun langsung mencopotnya dan nampak lah celana dalamnya yang berwarna merah juga, warna ini sungguh membuat ku nafsu.
Ku lepas baju dan celana ku serta celana dalam ku sehingga “adik” ku yang tidak besar dan tidak kecil ini mencuat dengan keras. T pun langsung menyergap “adik” ku dan menjilati nya serta di sedot nya, “ahhh caaar, enak caaar, sedot terus sayaaaang aahhh. . .” celoteh ku. Ku akui wajahnya yang cantik sambil mengemut “adik” ku ini sangat menggairahkan. Aku pun nggak diam aja, aku copot celana dalam T dan terlihat sebuah gundukan yang bersih terawat tanpa bulu sehelaipun di memeknya, hal ini membuatku semakin bernafsu. Ku jilati memeknya sehingga posisi kita sekarang di posisi 69, sungguh nikmat sedotan si T. Ku jilati gundukan kecil di memeknya yang bersama klitoris sembari dia masih mengulum “adik ku” “aaahhhh. . iya sayaaaaang, jilat terus yang situ aaahh. . . mmmhhhh. . .”
sekitar 10 menit kita berada di posisi 69 lalu aku merebahkan tubuhnya di kasur lipat yang dibawa teman ku, aku ciumi bibir nya, lehernya, emut putingnya dan meremas buah dadanya “sayaaang mmmhhhh. . . terus caaar. . aaahh. . .”

Saat aku gesek-gesek “adik” ku di memeknya dia menggelinjang keenakan, “ayo caaar di masukin mmmhhhh. . .” agak sempit emang memeknya si T meskipun sepertinya sudah pernah melakukan seks, tapi itulah yang menjadikan nafsu ku untuk menggenjotnya terus, aku masuk kan perlahan “pelan-pelan caaaar, mmmhhh. . . enak caar aaaahh. . .”
Setelah sudah masuk semua batang “adik” ku genjot maju mundur pelan-pelan agar memek T terbiasa. Ku genjot pelan maju mundur dia pun sudah melenguh keenakan nggak karuan “caar terus caaar aahhh. . . punya mu mmhhhh. . .” lalu kunaikan temponya dan dia semakin mendesah, menggelinjang “aaahhh.. aaahhh. . . terus caaar. . mmmhhh. . . enaaak aaah… aku milikmu aaahh. . .” sambil dia melingkarkan kakinya erat ke pinggangku.

Setelah itu kita berganti gaya doggy style, aku merasakan cengkeraman memeknya semakin peret semakin nikmat untuk di genjot “yaaaang. . . aaaaahh. . aaaah. . . te. . . ruuus yaaang. . .” Desahannya justru membuat ku semakin bernafsu, ku genjot semakin kencang dan dia semakin melenguh keenakan “caaaar. . . aku mau keluaaar. . . aaaaahh…” dan akhirnya aku merasakan cairan hangat mengalir di dalam memeknya. Ternyata dia sudah keluar duluan.
Aku biarkan dulu sekitar 2 menit untuk dia menikmati masa orgasme nya, lalu sekarang giliran dia yang diatas alias WOT. Di posisi ini dia justru semakin menjadi memeknya, dengan gerakan naik turunnya dan kadang di pelintir mirip dengan film bokep yang biasa aku tonton, nikmat sekali dengan cengkeraman memeknya nya yang masih lumayan seret dan kencang. “Terus pelintir sayaaang aaaah. . enaaak caaar. . .” desahku. Agen Domino99

Tanganku juga nggak mau kalah, keduanya Meremas dan memainkan puting coklat muda nya. “geliii caaar. . aaaah. . . aaah. . aaaahh. . .” dengan gaya pelintir nya tadi membuat “adik” ku seakan ingin memuntahkan maninya karena emang saking enaknya. “aku mau keluaaar yaaaang. . .” dia pun juga membalas “barengan caaaar. . . kontol kamu enak banget aku mau keluaaar lagiiii aaaahh. . .”
Dan selang beberapa menit kemudian aku pun udah nggak kuat menahan isi “adik” ku begitu pun T yang sudah mau keluar kedua kalinya, “caaar. . . terus caaar. . . aaaahh. . . mmmhhhh. . . akuuu miliik. . . muuuu. . aaaaahh…” akhirnya kami berdua pun keluar bersamaan dan T langsung lemas di pelukan ku.
Hari berganti dan terus berganti hingga tiba saatnya KKN kami selesai, semenjak kejadian itu sebelum tiba hari pelepasan dari kampus dan perangkat desa, T masih sering mengajak ku ya walau sekedar curi-curi cium, memainkan dan meremas buah dadanya. T pun memeluk satu-satu temanku, dan pada saat memeluk ku erat sekali pelukan nya. Aku sudah tidak menghiraukan temanku yang lain, nampak air matanya menetes dari wajah cantik nya dan aku pun mengusap nya.

Saat tim kami akan menuju ke kecamatan untuk upacara pelepasan aku sengaja memacu kendaraan ku pelan agar bisa ngobrol lebih kama dengan T. “sudah saatnya kita kembali ke kehidupan masing-masing, kamu yang aku kenal di kampus akan selalu aku kenal seperti kamu di sini, kita tetep usahakan komunikasi walaupun nggak se sering di sini, terimakasih untuk kebersamaan nya, semuanya yang kamu beri untuk aku”. T terdiam agak lama, memeluk ku erat, lalu dia juga membalas “terimakasih juga udh ngertiin aku, nglindungin aku, kamu lebih dari yang aku duga, aku harap ini bukan perpisahan, di kampus mungkin aku nggak bakal bisa panggil kamu pacar, tapi di dalam hatiku kamu tetep pacar aku”. sambil dia mengecup leher ku saat perjalanan ke kecamatan.
Akhir cerita sampai saat ini kita masih sering ketemu di kampus karena kita sama-sama sedang menyelesaikan skripsi, meskipun kita hanya melempar senyum, ada maksud tersendiri dibalik senyuman nya, kita juga masih sering ngobrol tapi kita juga jaga jarak untuk pacar kita masing-masing.
Daftar CrownQQ




Kamis, 30 Januari 2020

Bercinta Dengan Istri Sahabatku Sampai Hamil


CrownQQ - Pada suatu pagi aku menerima sepucuk surat. Ternyata surat itu dari sahabatku Nasem yang tinggal di Manado. Isinya dia mengundangku datang ke sana untuk berkangen-kangenan. Maklum telah puluhan tahun kami terpisah jauh. Nasem di Minahasa, Sulawesi Utara dan aku tetap di Malang, Jawa Timur.

Dalam suratnya, Nasem menceritakan pula tentang keadaan Hamid (samaran, sahabat kami pula) di Tewah. Katanya, ia juga kangen padaku. Yah, sesungguhnya aku pun juga kangen pada mereka. Kami adalah tiga sahabat karib, yang dulu tak terpisahkan. Lahir di kampung yang sama, tahun yang sama pula. Tak heran orang kampung menjuluki “Three Brothers”. Cuma bedanya, Nasem dan Hamid sukses di kariernya. Kini Nasem menjadi Kepala Cabang Dealer Mobil/Motor di Minahasa dan Hamid menjadi pedagang antar pulau dan tinggal di Tewah. Sedang aku tidak. Tak banyak yang bisa dilakukan anak petani macam aku ini.

BACA JUGA :  Bercinta Dengan Mantan Murid Sebagai Pemuasku

Sayangnya, setelah 10 tahun menikahi gadis Minahasa, Nasem belum juga dikaruniai anak. Beda denganku yang harus pontang-panting menghidupi isteri dan keempat anakku. Kalau saja Nasem tidak membantu, mungkin aku sudah tidak sanggup. Itulah yang membuatku terharu. Meski sudah makmur dan terpisah oleh lautan, mereka masih memperhatikanku.
Kembali ke surat Nasem. Ada satu hal penting yang disampaikannya, yaitu minta bantuanku. Tanpa menjelaskan apa yang dimaksudkannya. Aku pun bingung, apa yang bisa kuperbuat untuk membantu orang sekaya Nasem?
Dengan uang yang dikirimkannya, aku pun berangkat memenuhi undangannya. Istriku harus tinggal, untuk menjaga rumah dan anak-anak yang harus sekolah. Kepadanya aku pamit untuk waktu barang satu dua minggu.

Lalu, setelah 5 hari 5 malam berlayar, aku pun sampai di tujuan. Di situ aku sudah dijemput oleh Nasem dan istrinya. Begitu kapal bersandar, mataku menangkap sepasang tuan dan nyonya melambai-lambaikan tangan. “Nduutt.., Genduutt..!!” Teriak mereka. Nasem masih tetap memanggil dengan julukanku dan bukan namaku. Dulu semasa kecil, aku memang paling gendut dibanding Nasem Dan Hamid.
Begitu turun dari kapal, kami saling berpelukan tanpa canggung. Kurasakan mereka memang rindu sekali padaku. Acara kangen-kangenan berlanjut sampai di rumah. Rumah Nasem besar, sedang dipugar dan mirip rumah pejabat. Apakah karena hal ini ia memanggilku ke sini? Entahlah. Praktis seharian kami tak menyinggung soal kedatanganku, karena keasyikan saling berkisah selama kami berpisah.

Maka pada malam kedua itulah, sehabis makan malam, Nasem dengan istrinya Sari memanggilku ke ruang tamu. Mulailah mereka membicarakan soal “bantuan” itu.
“Kira-kira apa yang bisa kubantu, apakah mengerjakan rumahmu ini?” tanyaku.
Kulirik, Nasem menggelengkan kepala.
“Begini Ndut, kamu kan tahu kami sudah 10 tahun menikah, tapi belum juga diberi momongan. Masalahnya, menurut dokter, aku ini memang mandul. Jadi kami sepakat untuk minta tolong kamu. Itu sebabnya kami mengundangmu datang kemari,” tutur Nasem, panjang-lebar. Tapi aku masih bingung dengan ucapannya itu, hingga kuminta ia menjelaskan lagi.
“Jelasnya, kami ingin sekali punya anak walau seorang. Tapi kutahu pasti dari dokter bahwa aku tidak bisa membuahi istriku karena aku mandul. Maka kuminta bantuanmu untuk menggantikan diriku agar kami bisa punya anak,” tuturnya lagi dengan jelas.
“Hah.. apa? Aku harus menggantikan dirimu agar bisa memberikan anak kepadamu,” tanyaku, penasaran.


“Yah.. begitulah maksudku,” jawabnya, membuat aku kian tak mengerti.
“Lalu dengan cara bagaimana aku menggantikanmu? Kamu kan tahu bahwa aku ini bukan ‘Deddy Coubuzier’ atau dukun. Apakah aku bisa melaksanakan permintaanmu itu Sem?” ucapku.
“Ah kamu ini memang nggak tahu atau pura-pura nggak tahu. Begini, kamu ini memang bukan seorang dukun dan permintaanku ini tidak ada kaitannya dengan perdukunan. Yang kuminta adalah kesediaanmu menggantikan diriku sebagai suami dari istriku untuk membuahi rahim istriku agar kami bisa punya anak. Sudah? Jelas tidak?” ucap Nasem merinci, dan nampak agak kesal juga melihat kebodohanku.
“Oh begitu maksudmu. Tapi benarkah ucapanmu itu? Dan apakah Sari menyetujuinya?” tanyaku meyakinkan, seraya memberi pertimbangan agar Nasem mengadopsi anak saja.
Menurut mereka, semula memang berniat untuk mengadopsi anak.
“Tapi sebaik-baiknya mengadopsi anak, masih lebih baik punya anak dari rahim istriku sendiri. Dan ini kalau bisa.. ya kan sayang?” ucap Nasem.
“Ya Mas Ndut, kami sudah berunding sebelumnya. Dan demi keinginan kami, aku rela menyerahkan tubuhku untuk dibuahi Mas Ndut..” ucap Sari pelan.

Kini aku paham maksud mereka. Tapi aku tak segera menjawab, mendadak terpampang buah simalakama di mataku. Bila kuterima, ah.. itu berarti aku harus melanggar pagar ayu. Apalagi ini istri sahabat sendiri. Dan bila kutolak, Nasem pasti kecewa. Itu yang pertama. Yang kedua, aku terlanjur datang jauh-jauh dari Jawa. Dan ketiga mengingat budi dan jasanya yang kuterima selama ini, kapan lagi aku bisa membalasnya.

Tapi Nasem terus mendesakku.
“Yah.. bagaimana ini ya. Sem, kuterima atau tidak permintaanmu ini?” kataku.
“Sudahlah Ndut, kuharap kamu bersedia membantuku. Nggak usah risau, kami pun tak ada perasaan apa-apa atas bantuanmu,” ucap Nasem meyakinkan.
Aku pun tanpa sadar berucap, “Yah baiklah. Tapi bagaimana nanti kalau gagal?” tanyaku.
“Seandainya gagal, itu bukan kesalahanmu. Nanti kami akan senantiasa berdoa semoga keinginan kami ini dikabulkan,” ucap Nasem dengan arif.

Selanjutnya dengan kesepakatan dan restu bersama, aku diminta untuk memulai malam itu juga. Begitu mendengar kesediaanku mereka permisi hendak mempersiapkan kamar tengah. Nasem sendiri nampaknya pindah ke kamar depan. Bantal dan perlengkapan tidur lainnya dibawanya ke depan.
Tepat pukul 22:00 WITA, aku dipersilakan Sari masuk ke kamar tengah yang sudah bersih, indah dan harum. Terasa berat kakiku melangkah, hingga Nasem dan Sari membimbingku masuk. Habis itu, Nasem pun keluar, meninggalkan aku dan Sari berdua di kamar.

“Sari, apakah kamu yakin aku bakal bisa memberi anak nantinya..?” tanyaku.
“Mas Ndut, secara pribadi aku yakin kamu bakal bisa memberi anak untukku nantinya.” ucapnya manja.
“Aku tidak tega tubuhku yang kotor ini nantinya akan ‘mengobok-obok’ tubuhmu yang mulus itu.”
“Mas Ndut, aku kan sudah bilang ini demi keinginan kami berdua. Jadi tubuhku yang mulus ini kuserahkan padamu Mas. Ayo dekatlah kemari Mas Ndut. Tak usah malu-malu, aku siap bertempur Mas..” ucapnya lagi sambil menarik tanganku ke pembaringan. Agen BandarQ


Sayup-sayup kudengar pintu jendela depan ditutup dan dikunci.
“Lho siapa yang menutup pintu dan jendela di luar sana itu Sar?” tanyaku, sembari duduk di bibir ranjang.
“Oh itu pasti Mas Nasem sendiri kok Mas Ndut,” jawabnya, seraya menjelaskan bahwa 2 pembantunya terpaksa dipulangkan agar rencana ini berjalan mulus.
“Oh begitu!” ucapku.
“Mas Ndut aku sudah nggak tahan nich?” ucapnya sambil membuka seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya yang mulus itu. Tubuhnya yang mulus dengan susunya yang begitu montok dan vaginanya yang menantang. Panas dingin aku memandangnya. Lutut ini gemetar dan tubuhku meriang bak kena setrum listrik 1000 watt. Aku yang biasa melihat istriku bugil, kini jadi lain.


Di rumah aku biasa tidur dengan beralaskan tikar. Kini aku berhadapan dengan ranjang mewah beraroma wangi, plus tubuh mulus tergolek di atasnya. Tapi badanku terus menggigil seperti terjangkit malaria berat. Eh, Sari tiba-tiba bangun menghampiriku dan melepaskan seluruh pakaianku yang sejak tadi belum kubuka. Aku cuma terbengong-bengong saja. Lalu..
“Sekarang.. coba Mas Ndut berbaring..” ucapnya sambil mendorong tubuh telanjangku. Aku menurut saja. Penisku segera menegang ketika merasakan tangan lembut Sari mulai beraksi.

“Wah.. wahh.. besar sekali penismu, Mas Ndut.” tangan Sari segera mengusap-usap penis yang telah mengeras tersebut. Segera saja penisku yang sudah berdenyut-denyut itu masuk ke mulut Sari. Ia segera menjilati penisku itu dengan penuh semangat. Kepala penisku dihisapnya keras-keras, hingga membuatku merintih keenakan.
“Ahh.. ahh.. ohh..” aku tanpa sadar merintih merasakan nikmat sesaat. Menyadari keringatku yang mengucur dengan deras sehingga menimbulkan bau badanku yang kurang sedap, buru-buru aku mendorong kepala Sari yang masih mengulum penisku itu untuk pamit mau mandi dulu. Lalu, kuguyur badanku dengan segala macam sabun dan parfum yang ada di situ kugosokkan agar badanku harum.
Tiga kran yang ada di situ kubuka semua dan kurasakan mana yang berbau sedap, kupakai untuk menyegarkan badan. Bukankah sebentar lagi aku mesti melayani sang putri bak bidadari?! Mungkin sudah terlalu lama aku di kamar mandi, terdengar Sari mengetuknya. Begitu pintu kubuka, ah. Sari berdiri dengan tubuh montoknya. Ohh.. Seandainya yang pamer aurat di depanku itu istriku aku tak akan menanti lama-lama pasti langsung kudekap dia. Tapi dia adalah istri sahabatku.”Malaria”-ku yang sempat sembuh waktu mandi tadi, kini kumat lagi. Cepat-cepat aku masuk lagi dan menguncinya. Di dalam kamar mandi aku bimbang bagaimana sebaiknya, kulaksanakan atau kubatalkan saja?
Akhirnya malam itu terpaksa gagal. Hingga pukul lima pagi aku masih belum berani melakukannya. Melihat Sari bak bidadari turun dari kahyangan, memang membuatku tergiur. Tapi ketika berhadapan dengannya nyaliku jadi ciut.

Esoknya rupanya Sari melapor pada suaminya. Dan aku ditegur Nasem.
“Ndut, kenapa tidak kamu laksanakan? Bukankah sudah kami katakan.” ucapnya.
Aku cuma diam saja. Agar tidak kecewa lagi, malam ini tekadku akan kulipatgandakan untuk melakukannya.

Pukul 22.00 WITA, Nasem meninggalkan kami berdua di ruang tamu. Sejurus kemudian, “Ayo Mas Ndut kita tidur yuk,” ucap Sari manja sembari meraih tanganku dan ditariknya ke kamar. Setelah mengunci pintu kamar, dia menyuruhku duduk di tepi ranjang dan jari-jarinya yang lentik mulai memijat pundakku. Aneh, setelah dipijat aku menjadi lebih rileks. Dia sorongkan wajahnya dekat sekali dengan wajahku dan tiba-tiba bibir kami sudah merapat dan saling menghisap. Lama juga kami berciuman dan juga saling memilin lidah sementara tangan kami saling membelai dan mengusap.
Kami masih duduk berhadapan. Lalu Sarilah yang mulai membuka semua pakaianku. Dia kecup leherku turun ke bawah ke dada dan ke puting dadaku. Sampai disini, dia menjulurkan lidahnya dan putingku dijilat-jilat. penisku langsung menegang, sangat keras dan semakin keras karena diremas-remas olehnya.
Singkat kata, kami pun sudah bertelanjang bulat dan aku pun segera menindih badannya yang kenyal dan padat. Karena ada sisa kegugupan, maka aku langsung coba memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Agen BandarQ

“Tunggu, pelan-pelan saja Mas Ndut,” bisiknya sambil mengelus kepala kemaluanku di depan lubangnya. Pelan-pelan sekali. Lalu tugasnya kuambil alih dan kulanjutkan menyentuh dan menggosokkan kepala penisku itu. Pelan dan pelan sekali. Terasa olehku lubangnya semakin basah dan licin. Tiba-tiba.. “Slepp..” masuklah penisku ke dalam sangkarnya.
Aku mulai menggenjot perlahan-lahan. Naik turun, naik turun. Sementara itu bibir kami berdua tetap bertaut. Saling kecup, saling hisap. Tangan Sari mengusap-usap punggungku terkadang turun ke bawah ke pantat dan jarinya mempermainkan lubang pantatku, geli campur enak. Tanganku sibuk mengelus kepalanya dan rambutnya. Semua kami lakukan dengan pelan dan lembut.
Setiap aku hampir sampai ke puncak, Sari selalu memelukku erat-erat sehingga aku tidak bisa bergerak. Tepatnya, kami berdua diam tak bergerak sambil saling peluk dan penisku tertanam dalam di kemaluannya. Setelah agak reda kembali aku memompa naik turun.

Selang beberapa saat, Sari ganti di atas. Rupanya dia amat menyenangi posisi ini. Ganti sekarang dia yang memeluk dan menciumiku sementara pantatnya bergoyang dan berputar dengan penisku tertancap di dalam kemaluannya. Semakin lama semakin semangat. Sampai akhirnya ia pun mengejang dan mulutnya berdesis-desis dan kepalanya bergoyang-goyang liar ke kiri dan ke kanan, kupeluk dia dan kutekan pantatnya sehingga sampailah ia pada puncak kepuasannya. Lemaslah tubuh Sari dan dia menciumi seluruh wajahku sambil mengucapkan, “Terima kasih ya Mas? Mas telah melakukan tugas dengan baik.. aku sungguh tidak menyangka Mas bisa membuatku melayang sampai ke langit yang ke-tujuh.. (ucapnya sambil mengecup bibirku, terus tangannya memegang penisku yang menurut dia jauh lebih besar dan panjang dari punya Nasem)”.
Selesai tugasku maka aku pun membalikkan badannya dan ganti aku di atas. Kuangkat kedua kakinya dan kubelitkan di kedua pahaku lalu kumasukkan penisku dan kukocok perlahan-perlahan untuk makin lama makin cepat dan akhirnya menyemburlah air maniku ke dalam lubang vagina Sari. Sari memeluk tubuhku erat-erat dan kami pun berciuman lama. Sempat sekitar sepuluh menit kami diam tak bergerak dalam posisi aku di atas badannya dan tubuh kami tetap jadi satu bersambung dari bawah.

Tak terasa ‘pekerjaan’ yang kulaksanakan ini sudah menginjak malam ke dua belas.
“Mas Ndut, sebenarnya menurut perhitungan saya, haid saya sudah lewat 7 hari yang lalu,” kata Sari pada suatu malam setelah kami kelelahan. Tapi Nasem masih belum yakin istrinya hamil. Aku dimintanya ‘bersabar’ barang sepuluh hari atau dua minggu lagi. Bersamaan dengan itu ia mengirimkan uang belanja untuk istriku dan anak-anakku.

Hingga pada suatu hari, terhitung hampir sebulan aku di sana. Nasem membawa istrinya ke dokter ahli kandungan. Tak berapa lama mereka pun pulang dengan wajah yang cerah. Berhasil!

“Oh Ndut, istriku hamil!” katanya gembira.
Kiranya ‘pekerjaanku’ tak sia-sia. Kusarankan pada mereka untuk menjaga kandungan Sari, hingga kelak si jabang bayi lahir. Aku sendiri sudah kangen pada keluargaku di kampung. Maklum hampir sebulan aku meninggalkan mereka. Tapi aku berjanji kepada Nasem bersedia diundang lagi seandainya hasilnya gagal. Nasem pun tak keberatan melepaskanku pulang. Kebetulan dua hari lagi ada kapal berangkat ke Surabaya. Sorenya mereka belanja oleh-oleh untuk keluargaku di rumah. Aduh bukan main senangnya hati mereka. Setelah itu aku pun berangkat naik kapal pulang ke kampung.

Singkat cerita, sesampainya di rumah kukatakan pada istriku bahwa aku diminta menyelesaikan bangunan rumahnya. Dan istriku percaya saja. Tapi dalam hati, aku merasa berdosa kepadanya. Delapan bulan kemudian aku menerima surat dari Nasem bahwa ‘anaknya’ telah lahir, wanita, cantik lagi, dan diberinya nama Ratih. “Ah syukurlah,” gumamku.
Begitulah yang terjadi. Rahasia ini masih kusimpan demi ketenangan keluargaku. Tapi satu hal yang tak dapat kupungkiri, bahwa darah dagingku pun terpisah di sana. Disatu sisi aku bangga dapat membahagiakan sahabatku dan membalas budinya. Tapi disisi lain soal akibat dosanya, kuserahkan kepada Yang Di Atas. Aku hanya dapat berucap mohon ampun pada-Nya. Daftar CrownQQ



Rabu, 29 Januari 2020

Bercinta Dengan Mantan Murid Sebagai Pemuasku

Kisah dan Cerita Panas ini berawal dari keberanian manta muridku, Randi. Tampaknya sejak SD dia sudah sering mengintip dan memperhatikan tubuhku yang molek. Sebenernya cerita dewasa ini tak layak diceritakan. Tapi, apa mau dikata perbuatan itu telah kami lakukan, dan kenikmatan itu ingin kami bagikan disini.


CrownQQ - Namaku Asmiati, tinggi 160 sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter. Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 44 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota S.
Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.
Kira-kira 6 tahun yang lalu saat usiaku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Randi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Randi seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Randi ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD.

BACA JUGA :  Mesum Sama Tanteku Saat Suaminya Pergi

Randi sangat sopan dan tahu diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama. Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Randi memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.
Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex-ku yang masih menggebu-gebu. Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.

Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Randi.
Kudengar suara langkahnya mendekatiku.
“Bu Asmi..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Randi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.

“Bu Asmi..?” Suara Randi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak.
Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.
Lalu kurasakan Randi mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.
Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.

Sekarang tangan Randi sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Randi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.

Tangan kanan Randi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Randi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Randi mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Randiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.


“Randi!! Ngapain kamu?”
Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Randi menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Randi mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Randi makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.
“Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Randi melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.
“Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.
“Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Randi.
“Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”

Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya.
Lalu Randi melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin. Benarkah pemuda seperti Randi terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas.
Keluar dari kamar mandi, Randi persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun.

“Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.

“Ibu hebat…,” desisnya.
“Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Randi yang panjang seleher.
“Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.
“Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.
Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Randi minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.
“Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya.
Randi tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya.
“Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot.
Randi tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Randi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Randi yang besar.

Berbeda dengan suamiku, Randi nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.
Randi menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Randi, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.
“Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Randi, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.


Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Randi semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!
Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Randi memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.
“Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Randi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.

“Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.
Randi tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.
“Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”
Randi malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.
“Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”
Randi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Randi sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak.

“Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.
“Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Randi menyodok-nyodok semakin kencang.
“Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”
“Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”
“Oh, ah, uuugghhh… ”
“Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”
Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Randi, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!
Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Randi mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.
Kuturuti permintaan Randi. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Randi mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku.

Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.
Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Randi dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Randi segera menunduk, dikecupnya pipiku.
“San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.
“Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku.
Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Randi mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan.
Randi melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi. Agen BandarQ

“Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!”
Randi tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Randi pun kali ini segera akan mencapai klimaks. Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Randi. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.
Tiba-tiba Randi menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Randi langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Randi memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.

“Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.
“Aku hampir keluar!” Randi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Randi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.
“Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.
“Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Randi
“Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.
“Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”
“Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”
“Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!”
“Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”

Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Randi menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.
“Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.
Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Randi memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.
“Enak banget,” bisik Randi beberapa saat kemudian.
“Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Randi bergerak-gerak di dalam vaginaku.
“Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”
“Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”

Randi bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Randi menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.
Randi lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Randi karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Randi mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,
“Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?”
Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Randi sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Randi kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.
Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa. Daftar CrownQQ




Selasa, 28 Januari 2020

Mesum Sama Tanteku Saat Suaminya Pergi


CrownQQ - Perkenalkanlah pembaca setia, nama saya Andi 22 tahun. Kejadian mesum dengan tanteku ini sebenarnya telah terjadi setahun yang lalu, dimana waktu itu saya sedang kerja praktek di sebuah perusahaan swasta.

Waktu itu saya masih duduk di bangku kuliah di suatu universitas di Jogja, pada semester 7 saya harus melakukan magang / praktek kerja lapangan di salah satu perusahaan, kebetulan saya mendapat tempat di perusahaan swasta terkenal di jakarta selatan.
Wah, kalau saya tinggal disana, biaya hidup pasti tinggi, belum biaya kost, buat makan sehari – hari dan buat yang lain. Maka dari itu, karena saya punya tante yang tinggal di Jakarta, tepatnya di daerah Cilandak, maka saya memutuskan untuk sementara waktu tinggal di tempat tanteku.
Tanteku bernama Silvi, usianya baru 25 tahun, belum lama menikah. Tetapi karena suaminya yang bekerja di perusahaan pertambangan sering mendapat proyek di luar kota, sampai sekarang tanteku ini belum mendapat momongan. Karena saking sibuknya suaminya itu, terkadang sampai 2 minggu bahkan 1 bulan dihabiskan di luar kota.

BACA JUGA :  Oral Sex Bersama 2 Wanita Cantik Sahabat Istriku

Tante silvi sebenarnya ingin ikut bareng suaminya kalau pas lagi ke luar kota, tapi karena tante Silvi juga seorang wanita karir yang bekerja di bank swasta, maka diurungkannya niatnya itu untuk menjadi ibu rumah tangga saja, sehingga bisa sering ikut dengan suami kemanapun pergi.
Tanteku Silvi orangnya manis, dibilang cantik enggak juga, tetapi dibilang jelek ya enggak juga. Wajahnya bulat oriental, punya lesung pipi dan mata yang indah dengan tinggi 160 cm dan rambut lurus seperti bintang iklan shampoo saja, sehingga melihatnya berkali-kalipun tidak bakal bosan. Bodinya itu yang aduhai, mungkin karena belum pernah punya anak ya.. jadi kelihatannya masih bodi perawan.
Rencananya aku akan mendapat kerja praktek selama 2 bulan, maka dalam 2 bulan itu aku meminta izin ke tante Silvi untuk sementara waktu bisa menumpang di rumahnya yang kebetulan juga tidak jauh dari lokasi tempat kerja praktekku. Pertama kali datang ke rumah tante Silvi, suaminya akan pergi ke kalimantan untuk menyelesaikan proyek tambangnya selama 2 bulan, dengan wajah yang sedih, tante Silvi melepas kepergian sang suami untuk sementara waktu.

Suaminya bilang,
“Tenang sajaa ma, kan ada dek Andi yang mau tinggal disini.. ga perlu takut kan ?? jadi ada yang bisa nemenin gitu”
Tante silvi cuma mengangguk.
Rumah tante Silvi lumayan bagus, ada 2 lantai dan punya beberapa kamar. Tetapi sayangnya pembantunya baru-baru ini pulang kampung sehingga belum ada pembantu penggantinya. Aku dipersilahkan untuk tidur di kamar dekat dengan kamar tante Silvi yang ada di ruang tengah. Kelihatannya sepi banget rumah ini, jadi aku pikir aku mesti bikin suasana rumah bisa menjadi agak rame.. biar rumah ini gak kayak kuburan saja.


Seminggu pertama, sepertinya suasana masih biasa-biasa saja, walaupun pas lagi di rumah aku sering nyetel music, nyetel film, ato maen gitar biar nambah rame.. Tapi karena kesibukan tante Silvi sehingga pas pulang kantor langsung makan lalu tidur, ato cuman nonton TV saja terus langsung tidur, Aku jadi kurang akrab dan merasa ga enak saja. Tinggal di rumah cuman berdua, tapi sedikit ngobrolnya… Hari jum’at, di akhir pekan aku pulang agak malam.
Waktu sampai di rumah, kebetulan tante Silvi juga baru nyampe depan rumah, aku langsung bukain pintu gerbang agar tante silvi bisa langsung masukin mobilnya ke garasi. Hari itu kayaknya tanteku ini lagi suntuk banget, muka sepertinya pucat. Aku langsung berinisiatif buat bikinin teh manis hangat buat tanteku ini, pas tante masuk rumah langsung ia senderan di sofa panjang sambil nyalain TV.
Aku datang dan langsung nawarin teh yang aku bikin tadi dan tante silvi langsung meminumnya. Ga lama aku pun ngobrol dengan tante, ga seperti biasanya tante kayak gini.. Jawab tante cuman kecapekan saja. trus aku ngobrol tentang praktek kerjaku di perusahaan itu lumayan, orang – orangnya enak. Sambil nonton TV aku dan tante silvi ngobrol kesana kemari, kasihan juga ya tanteku ini udah nikah tapi serasa hidup sendiri saja.. Ga berapa lama, tukang nasi goreng lewat, dan aku yang emang udah laper dari tadi langsung membeli dan juga beliin tante yang juga belum makan malam. Sehabis makan, aku langsung mandi.
Aku liat tante masih lemes banget, makannya juga ga habis dan langsung ketiduran di sofa. Aku berusaha membangunkan tanteku agar segera pindah saja ke kamarnya karena di luar dingin dan banyak nyamuk, tapi karena sudah capek jadi ga bisa dibangunin. Setelah 1 jam, aku berpikir-pikir buat mindahin tante ke kamarnya, tapi ga enak.. trus karena kasihan juga, tanpa pikir panjang langsung kuangkat tante dipindahin ke kamarnya.

Sewaktu aku mau meletakkan tante ke tempat tidur, tanteku terbangun dan senyum ke aku, trus bilang
“tante tidur di sofa juga gapapa, udah biasa”. Trus aku bilang
“lebih baik di dalam saja tante, kan di luar dingin, banyak nyamuk lagi.. ” tante trus bilang makasih ke aku.
“Oh ya, Ndi, kayaknya badan tante pegel-pegel nih.. mau ga mijitin kaki tante sebentar..?” tanya tante Silvi.
“Hmm,… ya gapapa deh tante, aku belum mau tidur koq..!” Jawabku.

Ga lama kemudian aku keluar dari kamar tante, karena tante akan mandi dulu biar agak segeran dikit. Trus ga lama kemudian aku dipanggil ke kamar tante, aku liat tante make piyama yang udah siap untuk tidur, tapi sebelum tidur aku disuruh mijitin bahu, tangan, dan kaki tante.
“Ndi, tante tolong pijitin bentar ya.. Badan tante Pegel banget nih.., dari pada manggil tukang urut, mending kamu aja deh gapapa..”. Aku langsung mijitin tangan tanteku dulu, tanggannya halus… ada bulu bulu halus yang numbuh di tangan, yang bikin aku jadi nafsu aja.
Kemudian aku mijitin bahunya, dengan posisi tanteku telungkup. Badan tanteku ini putih bersih dan wangi banget, ga tau habis make sabun apa, kok wangi banget.. Tante merasa nyaman karena pijitanku ini enak.. sampai-sampai pas belum selesai mijitin kakinya, tanteku sudah tertidur. Aku langsung ngambilin selimut buat tante. Ga lama kemudian aku juga ngerasa ngantuk dan kembali ke kamarku lalu tidur. Agen BandarQ

Esok paginya aku bangun agak siangan ga seperti biasa, karena emang hari ini hari sabtu dan perusahaan emang libur. Tau-tau di meja makan sudah tersedia teh hangat dan bubur ayam. Pikirku,
“Wah, baek banget nih tante, pagi-pagi udah disiapin sarapan. ” Sehabis mandi, aku liat tante sudah nonton TV dan nungguin aku buat sarapan pagi bareng. aku langsung diajakin sarapan pagi dan aku lihat tante silvi sudah seger dan ga keliatan capek lagi.
“Wah.. tanteku udah seger nih.. ” kataku.

Tante trus bilang makasih udah mijitin sampe-sampe ketiduran. Sehabis sarapan aku dan tante ngobrol-ngobrol bareng sambil nonton TV. Siangnya aku diajakin nemenin tante belanja di supermarket dekat rumah. Sehabis belanja banyak, tanteku tidur siang dan aku ke kamar buat mainan game di laptop yang biasa aku bawa. Ga lama maen game, bete juga pikirku.
Trus aku cari aja film bokep koleksiku hasil dari download dan dapet dari temen-temen kampus. Ada yang indo, asia, sampe bule-bule. Kurang lebih sejam aku nonton sendirian pake headphone biar suaranya ga kedengeran kemana-mana, sampe burungku bolak-balik mengeras. Hehehhe… Tau-tau tanteku masuk ke kamarku, katanya aku dari tadi dipanggil-panggil tapi ga ngejawab, jadi tanteku langsung masuk saja ke kamarku.

Aduhh… ketahuan deh aku lagi nonton bokep, tante langsung mendekat ke aku, dan bilang,
“kamu ya ndi, nonton sendirian aja.. bagi – bagi tante dong !! ” Aku agak ga enak, aku pikir tante mau marah ke aku, tapi habis itu, aku diminta buat nonton bareng saja di kamar tante.
Trus kami berdua nonton film bokep bareng di kamar tante yang lumayan besar. Ga lama nonton, tanteku langsung megang guling. Kayaknya tanteku ini udah terangsang.. tingkahnya jadi aneh banget.. Aku jadi ga enak, sambil senyum-senyum aku nonton, trus tanteku yang ngelihatku langsung nyubit aku, kenapa senyum-senyum sendiri.
Lama nonton, udah sekitar 1 jam-an, tanteku rupanya sudah ga tahan.. trus nanya ke aku,
“Ndi, punyamu segede itu ga ? ” Aku jadi deg-degan, tau-tau tante nanya-nanya anuku.
Aku cuman senyum aja, tapi Mukaku jadi memerah.. trus tanteku bilang,
“Gapapa, jangan merah gitu dong mukanya, biasa aja.. Kan tante cuman nanya, tuh jadi tegang kan tititnya ? hihihi….” kata tante.
“Engga papa tante, kan malu kan masa’ diliatin tante..??” Jawabku.
“Yah, cemen.. ngeliat aja ga boleh apalagi gituan.. ?? Andi emang udah punya pacar blom sih ?? ” tanya tante
” ya udah dong tante ” jawabku gugup.
Trus tante balik ngejawab
“Belum punya pacar ya.. ?? masih perjaka dong !! hhiihii.. Apa kamu mau liat punya tante dulu nih ??”.. tante langsung berdiri dan sambil ngangkat roknya, ngelepas celana dalemnya.
Trus ngeliatin semuanya ke aku..
“Nih punya tante.. masih bagus kan ??” jawab tante.

Aku jadi malu, tapi tetep aja aku liatin,.. Kesempatan kan ga dateng dua kali.. Memeknya keliatan merah dan agak basah, mungkin karena terangsang nonton film tadi. Jembutnya lumayan lebat tapi rapih, mungkin karena sering dicukur dan dirapihin kali. Aku gugup banget, baru kali ini liat punya cewe secara langsung.. aduh rasanya jantungku ini berdegub kencang !!. Kontolku jadi makin mengeras karena terangsang.


Ga lama langsung kupelorotin celana dan CD ku langsung sehingga tante Silvi ngelihat langsung kontolku yang sudah menegang kayak rudal.
“Nah gitu dong jangan malu-malu.. ga Gentel kalo masih malu-malu gitu.. Tititmu lumayan gede juga ya.. sama kaya punya suami tante.. hehehe.. bulunya ga pernah dicukur ya Ndi ?? Kok semrawut gitu ?? .. Aku pegang ya ndi” kata tante.
“Iiii ya tante,.. emang ga pernah aku cukur.. blom ada yang mau nyukurin sih tante.. Aku elus ya punya tante..” kataku, aku jadi ga gugup lagi.
Tanteku langsung membuka baju dan roknya, kemudian membuka BHnya ..
“Aku jadi kagum ama tante, punya tante bagus ya.. aku mau jilatin nenennya ya..” langsung saja ngejilatin abis nenennya gantian kiri dan kanan.. ukurannya lumayan gede, 36B.
Aku semakin terangsang karena tante silvi terus saja ngelus-elus batang kemaluanku. Sambil ngulum abis toketnya, tanganku ga henti-hentinya ngelus-elus memek tanteku yang emang alus banget, dan bulu-bulunya sering aku tarik-tarik..

“Jangan ditarik dong sayang, kan atit.. ” Kata tante.
“tapi enak kan tante.. ” jawabku. Kuubah posisiku, lalu aku jilatin memeknya yang kemerahan itu, trus aku tarik-tarik bulu jembut ya, aku buka belahan memeknya, ternyata itilnya gede juga, merah gitu.
Langsung saja aku jilatin itilnya sampe sampe tante silvi menggelinjang keenakan. Ga lama kemudian aku masukin jari ku ke vaginanya. Kukocok -kocok sampe keluar airnya, Tanteku makin keenakan..
“Ochh… ohh..uhhhh…” Kemudian aku mainin itilnya pake lidah, kepalaku langsung dijepit pahanya, karena tanteku kegelian. ga lama kemudian,
“Tante mau pipis nih.. adhuuhhh… adhuuh..” kata tante.
Trus aku bilang saja
“ya pipis aja disini gapapa tante.. ” jawabku.
“Aahhhhh.. uuuhhhhh… enaaakkkk… nghhhhhhhh” suara tanteku yang mendesah-desah.
trus tanteku pipis karena orgasme yang sangat amat.. karena keluar air banyak banget.. sampe netes-netes. Abis itu gantian, kontolku yang dikocok abis dan dikulum-kulum, ga berapa lama, cuma hanya 3 menit aku langsung ngecrot.
“Aduhh tante .. kena muka tante deh.. maaf ya..” Tanteku senyum-senyum. Agen BandarQ


Ga lama kemudian HP tanteku bunyi, rupanya suaminya dari kalimantan nelpon. Aku buru-buru pake celana dan ke kamar mandi.
Selesai dari kamar mandi aku langsung duduk di depan sofa sambil nonton TV. Ga lama tante Silvi teriak dari kamar mau ambil handuk buat mandi
“handuk putih tante dimana ya ? “. Rupanya dari tadi suaminya nelponin.
Mudah-mudahan saja ga terjadi nanya apa-apa deh.
“Oh di jemur di belakang tante.. aku ambilin apa ??” jawabku.
Tau-tau tante Silvi dengan masih telanjang bulat keluar dari kamarnya menuju belakang rumah. Aku heran ama tante, kok ga malu yaa, mungkin udah nanggung kali.. gapapa deh pikirku, lumayan ada pemandangan. heheheh… Tante langsung menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.Malam pun berlalu, aku pun kemudian tidur. Demikian juga dengan tante Silvi juga tidur sehabis mandi.


Hari Minggu pagi, aku bangun dari tidur dan masih terbayang-bayang memek tanteku yang legit banget.. Waktu aku mau mandi, kran di kamar mandi rusak, jadi aku ketok-ketok pintu kamar tanteku buat numpang mandi. Tante Silvi cuman bilang langsung masuk karena ga dikunci. Aku langsung menuju
kamar mandi di dalam kamar tante Silvi. Belum lama aku mandi, tau-tau tante Silvi ketok-ketok pintu toilet, “Ndi, buka bentar dong..” kata tante. Aku yang lagi nanggung mandi langsung berhenti buka pintu sedikit sambil ngeluarin kepala doang, karena masih telanjang. Tante Silvi tiba-tiba aja masuk ke dalam dan bilang
“Tante kebelet pipis nih.. mau liat tante pipis ga ??, semalem tante tidur ga pake CD soalnya jadi udah kebelet pengen keluar jadi ga bisa ditahan.. dari pada pipis di kasur, ntar kan repot..!!” jawab tante sambil ngebuka piyamanya langsung duduk di closet.
” Nih liat punya tante lagi pipis.. lucu yaa.. Itil tante gede ga sayang ??” canda tante.


Aku langsung terangsang.. kontolku langsung bangun, dan tante ngeliatin aja sampe pipisnya abis. Aku bener-bener deg-degan. Sesudah selesai pipis, tanteku langsung megang kedua tanganku, dan tanganku ditempelkannya ke memeknya.
“Ayo kita mandi bareng sayang.. ntar sekalian bulu jembut kamu tante rapihin.. kamu juga ntar gantian ya cukurin jembut tante.. kali ini tante pengen ga ada jembutnya.. yah.. yahh.. ” ajak tante.
Langsung saja aku jawab
“Iya tanteku sayang..”.
Aku ngelus-elus toket dan memek tante Silvi yang udah telanjang bulat, demikian juga tante Silvi ngocok-ngocok kontolku yang dari tadi sudah ngaceng. Setelah elus-elusan, tante ngambil alat cukur yang biasa buat nyukur jembutnya.
“Sayang, tante cukur ya.. mau model kayak gimana ?? kalo tante pengennya kamu, hmmmm.. dicukur abis aja yah sayang.. biar enak.. ntar punya tante dicukur abis juga.. OK ??” kata tante Silvi.
” iya deh apa aja tante.. yang penting enak buat gituan..” kataku..
“Looh.. kamu ngajakin tante gituan yaa ?? gituan apa hayoo ?? kamu pengen ML ama tante ya ?? nakal ya kamu sekarang… nanti saya sentil tititnya loohh..” canda tante.
“Hehehehe..” jawabku singkat.
Ga lama tante nyukurin abis jembutku yang tadinya gondrong, sekarang jadi alus ga ada bulunya sama sekali.
“sekarang gantian yah sayang.. Memek tante udah gatel nih udah pengen dicukur.. Cukurnya hati-hati ya.. jangan sampe punya tante lecet.. Kalo lecet ntar ga dapet jatah kamu..!!” ancam tante.
“Sebelum dicukur aku gesek-gesekin penisku ke itilnya tante yah.. biar ga kaget.. ” kontolku yang lagi ngaceng kutempelin ke itilnya tante Silvi, tante Silvi merem melek keenakan.
“Punya tante itilnya yang gede, jadi enak buat mainan nih.. “. akuku.


Trus aku langsung cukur jembut tante Silvi pelan pelan.. sesekali aku jilatin biar ga bosen.. tanteku kayaknya seneng banget.. sekarang memek tante udah ga ada bulunya sama sekali. Putih bersih dan aku bersihin pake sabun sirih, biar wangi.. jadinya memek tante silvi lucu, nongol itilnya dikit.. aku jadi makin terangsang saja. Abis itu aku dan tante silvi mandi bareng pake shower sambil ciuman pelukan sesekali aku kocok-kocok memek tante pake jari pas mandi.
“uhh.. enak banget tante.. romantis .. tante emang ga ada duanya ” akuku.
Jadinya aku mandi lama banget sampe ga kerasa lama banget. Abis mandi kami berdua keluar tanpa busana lanjutin ML di kasur kamar tante silvi. Langsung aku rebahin tante silvi, kemudian aku kangkangin kakinya, aku jilatin memeknya yang baru dicukur.. tante silvi mendesah-desah keenakan, kuremas remas toketnya sampe kenceng dua-duanya. Benar-benar pagi yang indah. Agen Domino99


“Ayo dong masukin … masa cuma coli aja ??” ajak tante buru-buru. Rupanya tanteku ini udah gak tahan.
Aku langsung genjot.. masukin kontolku ke memek tante silvi. Rupanya masih keset.. baru separo panjang kontolku juga masih keset, trus aku masukin sampe abis.. goyangan tante silvi bagai goyang gergaji dewi persik sehingga bikin aku keenakan bagai di surga dunia. enak tante.. ahhh.. uhhh..aaghhh….plok.. plokk…. ga lama, tante sudah pengen keluar.. crtt..ccrtt.. ppsss… keluarlah air kenikmatan dari memek tante yang semakin berdenyut-denyut ngenyot kontolku..
“hangattt.. enakkk..” kata tante.
Aku ganti posisiku di bawah, tante silvi dengan goyangannya mengocok kontolku. Ga berapa lama, aku udah mau keluar.
“Tante.. aku mau pipis nih.. di dalem apa di luar ?? ahh ahh..” …
“Ntar tunggu bentar tante juga mau pipis.. ahhh.. uhhh..aggghhhrrr… ahhhh.. uuhhhhhh…. mmgghhhhh…mmhmhmhhhhh nih tante mau pipis.. Ayo sayang kita pipis bareng..” crrooot.. croottt… ssooorrr pssss… agghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh….. …… aku dan tante silvi orgasme bareng.. Lansung aku peluk dan cium tante silvi erat-erat.. dan ga aku lepasin dulu kontolku dari memek tanteku.
Daftar Agen BandarQ



Senin, 27 Januari 2020

Oral Sex Bersama 2 Wanita Cantik Sahabat Istriku

CrownQQ - Hari itu aku bangun kesiangan. Kulirik jam dinding pukul 8 pagi, Suasana rumahku sepi. Tumben, pikirku. Segera aku meloncat bangun, mencari-cari istri dan anak-anakku..tidak ada…Ahh…baru kuingat, hari Minggu ini ada acara di sekolah anakku mulai jam 9 pagi. Pantas saja mereka sudah berangkat. Istriku sengaja tidak membangunkan aku untuk ikut ke sekolah anakku, karena malamnya aku pulang kantor hampir pukul 4 pagi.


Kurebahkan tubuhku di sofa ruang tengah sambil memutar film bokep DVD BF. Sengaja kusetel biar hasratku cepet tuntas. Setelah kubuka celanaku, aku sekarang hanya pakai kaos dan tidak pakai celana. Pelan-pelan kuurut dan kukocok tongkolku. Tampak dari ujung lubang tongkolku melelehkan cairan bening, tanda bahwa birahiku sudah memuncak.
Aku pun teringat Linda, sahabat istriku. Kebetulan Linda berasal dari suku amoy Chinese. Dia adalah sahabat istriku sejak dari SMP hingga lulus kuliah, dan sering juga main kerumahku. Kadang sendiri, kadang bersama keluarganya. Ya, aku memang sering berfantasi sedang menyetubuhi Linda. Tubuhnya mungil, setinggi Agnes, tapi lebih gendut. Yang kukagumi adalah kulit tubuhnya yang sangat-sangat putih mulus, seperti warna patung lilin. Dan pantat montoknya yang membulat indah, sering membuatku burungku ngaceng kalo dia berkunjung.
Aku hanya bisa membayangkan seandainya tubuh mulus Linda bisa kujamah, pasti nikmat sekali. Fantasiku ini ternyata membuat tongkolku makin keras, merah padam dan cairan bening itu mengalir lagi dengan deras. Ah Linda…seandainya aku bisa menyentuhmu..dan kamu mau ngocokin tongkolku..begitu pikiranku saat itu.
Lagi enak-enak ngocok sambil nonton bokep dan membayangkan Linda, terdengar suara langkah sepatu dan seseorang memanggil-manggil istriku.“Ndah…Indah…aku dateng,” seru suara itu…Oh my god…itu suara Linda…mau ngapain dia kesini, pikirku. Kapan masuknya, kok gak kedengaran? Linda memang tidak pernah mengetuk pintu kalau ke rumahku, karena keluarga kami sudah sangat akrab dengannya dan keluarganya.
Belum sempat aku berpikir dan bertindak untuk menyelamatkan diri, tau-tau Linda udah nongol di ruang tengah, dan…“AAAHHH…ANDREEEEW…!!!!,”jeritnya. “Kamu lagi ngapain?”“Aku…eh…anu…aku….ee…lagi…ini…,”aku tak bisa menjawab pertanyaannya. Gugup. Panik. Sal-ting. Semua bercampur jadi satu. Orang yang selama ini hanya ada dalam fantasiku, tiba-tiba muncul dihadapanku dan straight, langsung melihatku dalam keadaan telanjang, gak pake celana, Cuma kaos aja.
Ngaceng pula.“Kamu dateng kok gak ngabarin dulu sih?” aku protes.“Udah, sana, pake celana dulu!” Pagi-pagi telanjang, nonton bf sendirian,lagi ngapain sih?”ucapnya sambil duduk di kursi didepanku.“Yee…namanya juga lagi horny…mending coli sambil nonton bf. Lagian anak-anak sama mamanya lagi pergi ke sekolah. “Udah, Ndrew. Sana pake celana dulu. Kamu gak risih apa?”“Ah, kepalang tanggung kamu dah liat? Ngapain juga ditutupin? Telat donk,”kilahku.“Dasar kamu ya. Ya, udah deh, aku pamit dulu. Salam aja buat istrimu. Sana, terusin lagi.” Linda beranjak dari duduknya dan pamit pulang. Buru-buru aku mencegahnya. “Lin, ntar dulu lah…,”pintaku.“Apaan sih, orang aku mau ngajak Indah jalan, dia nggak ada ya udah, aku mau jalan sendiri,”sahutnya.“Bentar deh Lin.
Tolongin aku, gak lama kok, paling sepuluh menit,”aku berusaha merayunya.“Gila kamu ya!”Linda protes sambil melotot. “Kamu jangan macem-macem deh, Ndrew. Gak mungkin donk aku lakukan itu,”sergahnya.“Lin,”sahutku tenang. “Aku gak minta kamu untuk melakukan hal itu. Enggak.
Aku Cuma minta tolong, kamu duduk didepanku, sambil liatin aku coli.”“Gimana?”Linda tidak menjawab. Matanya menatapku tajam.Sejurus kemudian..“Ok, Lin. Aku janji gak ndeketin apalagi menyentuh kamu. Tapi, sebelum itu, kamu juga buka bajumu dong…pake BH sama CD aja deh, gak usah telanjang. Kan kamu dah liat punyaku, please?” aku merayunya dengan sedikit memelas sekaligus khawatir.“Hm…fine deh. Aku bantuin deh…tapi bener ya, aku masih pake BH dan CDku dan kamu gak nyentuh aku ya. Janji lho,”katanya. “Tapi, tunggu.
Aku mau tanya, kok kamu berani banget minta tolong begitu ke aku?””Yaa…aku berani-beraniin…toh aku gak nyentuh kamu, Cuma liat doang. Lagian, kamu dah liat punyaku? Trus, aku lagi coli sambil liat BF…lha ada kamu, kenapa gak minta tolong aja, liat yang asli?”kilahku.“Dasar kamu. Ya udah deh, aku buka baju di kamar dulu.”“Gak usah, disini aja,”sahutku. Agen BandarQ

Perlahan, dibukanya kemejanya…dan…ah payudara itu menyembul keluar. Payudara yang terbungkus BH sexy berwarna merah menambah kontras warna kulitnya yang sangat putih dan mulus. Aku menelan ludah karena hanya bisa membayangkan seperti apa isi BH merah itu. Seteah itu, diturunkannya zip celana jeansnya dan dibukanya kancing celananya.
Perlahan diturunkannya jeansnya…sedikit ada keraguan di wajahnya. Tapi akhirnya, celana itu terlepas dari kaki yang dibungkusnya. Wow…aku terbelalak melihatnya. Paha itu sangat putih sekali. Lebih putih dari yang pernah aku bayangkan. Tak ada cacat, tak ada noda. Selangkangannya masih terbungkus celana dalam mini berbahan satin, sewarna dengan Bhnya.
Sepertinya itu adalah satu set BH dan CD.“Nih, aku udah buka baju. Dah, kamu terusin lagi colinya. Aku duduk ya.”Linda segera duduk, dan hendak menyilangkan kakinya. Buru-buru aku cegah.“Duduknya jangan gitu dong…”“Ih, kamu tuh ya…macem-macem banget. Emang aku musti gimana?”protes Linda. “Nungging, gitu?””Ya kalo kamu mau nungging, bagus banget,”sahutku.“Sori ye…emang gue apaan,”cibirnya.“Kamu duduk biasa aja, tapi kakimu di buka dikit, jadi aku bisa liat celana dalam sama selangkanganmu. Toh veggy kamu gak keliatan?”usulku.“Iya…iya…ni anak rewel banget ya.


Mau coli aja pake minta macem-macem,”Linda masih saja protes dengan permintaanku.“Begini posisi yang kamu mau?”tanyanya sambil duduk dan membuka pahanya lebar-lebar.“Ya sip.” Sahutku. “Aku lanjut ya colinya.”
Sambil memandangi tubuh Linda aku terus mengocok tongkolku, tapi kulakukan dengan perlahan, karena aku nggak mau cepet-cepet ejakulasi. Sayang, kalau pemandangan langka ini berlalu terlalu cepat. Aku pun menceracau, tapi Linda tidak menanggapi omonganku.

“Oh…Liiiinnn….kamu kok mulus banget siiiihhh….”aku terus menceracau. Linda menatapku dan tersenyum.“Susumu montok bangeeeettttt… pahamu sekel dan putihhhh….hhhhh….bikin aku ngaceng, Liiiiiinnn……”Linda terus saja menatapku dan kini bergantian, menatap wajahku dan sesekali melirik ke arah tongkolku yang terus saja ngacai alias mengeluarkan lendir dari ujung lobangnya.“Pantatmu, Liiiinnn….seandainya kau boleh megang….uuuuhhhhh….apalagi kena tongkolku….oouuufff…..pasti muncrat aku….,”aku merintih dan menceracau memuji keindahan tubuhnya.
Sekaligus aku berharap, kata-kataku dapat membuatnya terangsang.
Linda masih tetap diam dan tersenyum Matanya mulai sayu, dan dapat kulihat kalo nafasnya seperti orang yang sesak nafas. Kulirik ke arah celana dalamnya…oppsss….aku menangkap sinyal kalo ternyata Linda juga mulai terangsang dengan aktivitasku. Karena celana dalamnya berbahan satin dan tipis, jelas sekali terlihat ada noda cairan di sekitar selangkannya. Duduknya pun mulai gelisah. Tangannya mulai meraba dadanya dan tangan yang satunya turun meraba paha dan selangkangannya. Tapi Linda nampak ragu untuk melakukannya. Mungkin karena ia belum pernah melakukan ini dihadapan orang lain.
Kupejamkan mataku, agar Linda tau bahwa aku tidak memperhatikan aktivitasku. Dan benar saja…setelah beberapa saat, aku membuka sedikit mataku, kulihat tangan kiri Linda meremas payudaranya dan owww…BH sebelah kiri ternyata sudah diturunkan…Astagaaa..!!! Puting itu merah sekali…tegak mengacung. Meski sudah melahirkan, dan memiliki satu anak, kuakui, payudara Linda lebih bagus dan kencang dibandingkan Agnes. Kulihat tangan kiri Linda memilin-milin putingnya, dan tangan kanannya ternyata telah menyusup ke dalam celana dalamnya.
“Sssshh….ohhhh…..:” Kudengar suaranya mendesis seolah menahan kenikmatan. Aku kembali memejamkan mataku dan meneruskan kocokan pada tongkolku sambil menikmati rintihan-rintihan Linda.
Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang hangat…basah…lembut…menerpa tongkol dan tanganku. Aku membuka mata dan terpekik. “Lin…kamu…,”leherku tercekat.“Aku nggak tega liat kamu menderita, Ndrew,”sahut Linda sambil membelai tongkolku dengan tangannya yang lembut.My gosh…perlahan impin dan obsesiku menjadi kenyataan. tongkolku dibelai dan dikocok dengan tangan Linda yang putih mulus.
Aku mendesis dan membelai rambut Linda. Kemudian secara spontan Linda menjilat tongkolku yang sudah bene-bener sewarna kepiting rebus dan sekeras kayu. Dan…hap…! Sebuah kejadian tak terduga tetapi sangat kunantikan…akhirnya tongkolku masuk ke mulutnya. Ya, tongkolku dihisap Linda. Sedikit lagi pasti aku memperoleh lebih dari sekedar cunilingis.
Tak tahan dengan perlakuan Linda, kutarik pinggulnya dan buru-buru kulepaskan Cdnya.“Kamu mau ngapain, Ndrew?” Linda protes sambil menghentikan hisapannya. Aku tidak menjawab, jariku sibuk mengusap dan meremas pantat putih nan montok, yang selama ini hanya menjadi khayalanku.“Ohh..Lin…boleh ya aku megang pantat sama memiaw kamu?”pintaku.“Terserah…yang penting kamu puas.”Segera kuremas-remas pantat Linda yang montok.
Ah, obsesiku tercapai…dulu aku hanya bisa berkhayal, sekarang, tubuh Linda terpampang dihadapanku.Puas dengan pantatnya, kuarahkan jariku turun ke anus dan vaginanya. Linda merintih menahan rasa nikmat akibat usapan jariku.“Achh…Liiiinn…enak bangeeeeett….sssshhh…….”aku menceracau menikmati jilatan lidah dan hangatnya mulut Linda saat mengenyot tongkolku. Betul-betul menggairahkan melihat bibir dan lidahnya yang merah menyapu lembut kepala dan batang kelelakianku.
Hingga akhirnya….“Liiinn….bibir kamu lembut banget sayang….aku…kach…aku…”“Keluarin sayang…tongkol kamu udah berdenyut tuh….udah mau muncrat
yaaa….”“I…iiy…iiyyaaa….Liinnnn…arghhh…..”Tak dapat kutahan lagi. Bobol sudah pertahananku. Crottt…..crooottt….crooootttt…Spermaku muncrat sejadi-jadinya di muka, bibir dan dada Linda. Tangan halus Linda tak berhenti mengocok batang kejantananku, seolah ingin melahap habis cairan yang kumuntahkan. Ohhhh…….my dream come true….. Obsesiku tercapai…pagi ini aku muncratin pejuhku di bibir dan muka Linda.“Lin…kamu gak geli sayang…? Bibir, muka sama dada kamu kena spermaku?”Linda menggeleng dengan pandangan sayu.
Tangannya masih tetap memainkan tongkolku yang sedikit melemas.“Kamu baru pertama kali kan, mainin kontol orang selain suami kamu?”“Iya, Ndrew. Tapi kok aku suka ya…terus terang, bau sperma kamu seger banget…kamu rajin makan buah sama sayur ya?” tanya Linda.“Iya…kalo gak gitu, Indah mana mau nelen sperma aku.”“Aihhh….” Linda terpekik. “Indah mau nelen sperma?”Aku mengangguk. “Kenapa Lin? Penasaran sama rasanya? Lha itu spremaku masih meleleh di muka sama dada kamu. Agen BandarQ

Coba aja rasanya,”sahutku.“Mmmm…ccppp…ssllrppp….” terdengar lidah dan bibir Linda mengecap spermaku. Dengan jarinya yang lentik, disapunya spermaku yang tumpah didada dan mukanya, kemudian dijilat jarinya smpe bersih.Hmmm….akhirnya spermaku masuk kedalam tubuhnya…“Iya, Ndrew, sperma kamu kok enak ya.
Aku gak ngerasa enek pas nelen sperma kamu…””Mau lagi….?”“Ih…kamu tuch ya…masih kurang, Ndrew?”“Lha kan baru oral belum masuk ke meqi kamu, Lin.” Sahutku…”Tuh, liat…bangun lagi kan?”“Dasar kamu ya….””Benerkamu gak mau spermaku ? Ya udah kalo gitu, aku mau bersih-bersih dulu.”ancamku sambil bangkit dari kursi.“Mau sih…Cuma takut kalo Indah dateng…gimana donk….”Linda merajuk.
Perlahan kuhampiri Lida, kuminta dia duduk di sofa, sambil kedua kakinya diangkat mengangkang.Kulihat meqinya yang licin karena cairan cintanya meleleh akibat perbuatan jariku.“Hmmm…Lin…meqi kamu masih basah…kamu masih horny dong…”tanyaku.“Udah, Ndrew….cepetan deh…nanti istrimu keburu dateng…Lagian aku udah…Auuuwwww….!!!! Ohhh..Shhhhh…….”Linda memiawik saat lidahku menari diujung klitorisnya.“Ndrewwww…kamu gilaaa yaaa…”bisiknya samil menjambak rambutku.
Kumainkan lidahku dikelentitnya yang udah membengkak. Jari ku menguak bibir vagina Linda yang semakin membengkak. Perlahan kumasukkan telunjukku, mencari G-spotnya.Akibatnya luar biasa. Linda makin meronta dan merintih. Jambakannya makin kuat. Cairan birahinya makin membasahi lidah dan mulutku. Tentu saja hal ini tak kusia-siakan.
Kusedot kuat agar aku dapat menelan cairan yang meleleh dari vaginanya. Ya…aroma vagina Linda lain dengan aroma vagina istriku. Meskipun keduanya tidak berbau amis, tapi ada sensasi tersendiri saat kuhirup aroma kewanitaan Linda. gerakan pantat Linda makin liar. Makin kencang. Kurasakan pula meqinya mulai berdenyut…..seentar lagi dia meledak, pikirku.
“Ting…tong…”bel rumahku berbunyi.“Mas…..mas Andrew….”suara wanita didepan memanggil namaku.Sontak kulepaskan jilatanku. Linda memandang wajahku dengan wajah pucat. Aku pun memandang wajahnya dengan jantung berdebar.“Ndrew..kok kyak suara Rika ya…”Linda bertanya“Wah..mau ngapain dia kesini…..gawat dong…”ucapku ketakutan. “Udah Lin, kamu masuk kamarku dulu deh…cepetan”
Segera Linda berjingkat masuk ke kamarku, mungkin sekalian membersihkan tubuhnya karena dikamarku ada kamar mandi. Aku tau ada sebersit ekspresi kecewa di wajahnya, karena Linda hampir meledakkan orgasmenya yang terputus oleh kedatangan Rika, sahabatnya sekaligus sahabat istriku.
Setelah kupakai kaos dan celana yang kuambil dari lemari dan cuci muka sedikit, aku menuju ke ruang tamu, membuka pintu.
“Halo, mas….’Pa kabar..?” sahut Rika begitu melihatku membuka pintu.“Baik, dik. Ayo masuk dulu. Tumben nih pagi-pagi, kayaknya ada yang penting?” tanyaku seraya mengajak Rika menuju ruang tengah. Mataku sedikit terbelalak melihat pakaiannya. Bagaimana tidak?Kaos ketat menempel dibadannya dipadukan dengan celana spandex ketat berwarna putih.
Aku melihat lipatan cameltoe di selangkangannya menandakan bahwa didaerah itu tidak ada bulu jembutnya, dan saat aku berjalan dibelakangnya, tak kulihat garis celana dalam mebayang di spandexnya.Hmm…mana mungkin dia gak pake CD..mungkin pake G-string, pikirku.Kami berdua segera menuju ruang tengah.
Untung saja, film bokep yang aku setel udah selesai, jadi Rika nggak sempat melihat film apa yang tengah aku setel.“Ini lho mas, aku mau anter oleh-oleh. Kan kemarin aku baru dateng dari Jepang. Nah, ini aku bawain sedikit bawaan lah, buat kamu sama Indah.
Itung-itung membagi kesenangan.”“Wah…tengkyu banget lho…kamu baik banget”“Ah, biasa aja lagi..hehehe”Kami berdua sejenak ngobrol-ngobrol, karena memang sudah beberapa bulan Rika nggak berkunjung ke rumahku. Rika ini adalah salah satu sahabat istriku, selain Linda.Diam-diam, akupun juga terobsesi menikmati tubuhnya.
Ya, Rika seorang wanita yang mungil. Tinggi badannya nggak lebih dari 155cm. Bandingkan dengan tinggiku yang 170. Warna kulitnya putih, tapi cenderung kemerahan. Hmm..aku sering berkhayal lagi ngentotin Rika, sambil aku gendong dan aku rajam memiawnya dengan tongkolku. Pasti dia merintih-rintih menikmati hujaman tongkolku.
“Hey…bengong aja…ngeliatin apa sih..” tegur Rika.“Eh…ah…anu…enggak.
Cuma lagi mikir, kapan ya gw bisa jalan-jalan sama kamu…”Eits..kok ngomongku ngelantur begini sih. Aduh…gawat deh…“Alaaa..mikirin jalan-jalan apa lagi ngeliatin sesuatu?” Rika melirikku dengan pandangan menyelidik.Mati aku…berarti waktu aku ngeliatin bodynya, ketahuan dong kalo aku melototin selangkangannya. Wah….“Ya udah, mas. Aku pamit dulu, abis Indah pergi.
Lagian,dari tadi kamu ngeliatin melulu. Ngeri aku…ntar diperkosa sama kamu deh..hiyyy…” Rika bergidik ambil tertawa.Aku Cuma tersenyum.“Ya udah, kalo kamu mau pamit. Aku gak bisa ngelarang.”“Aku numpang pipis dulu ya.”Rika menuju kamar mandi di sebelah kamarku.“Iya.”
Tepat saat Rika masuk kamar mandi, sambil berjingkat Linda keluar dari kamarku. Aku terkejut dan segera menyuruhnya masuk lagi, karena takut ketahuan. Ternyata CD Linda ketinggalan di kursi yang tadi didudukinya waktu sedang aku jilat memiawnya.


Astagaaa…untung Rika nggak ngeliat…atau jangan-jangan dia udah liat, makanya sempat melontarkan pandangan menyelidik? Entahlah…“Cepeeeett..ambil trus ke kamar lagi.”perintahku sambil berbisik.Linda mengangguk, segera menyambar Cdnya dan…
“Ceklek….!”Pintu kamar mandi terbuka dan saat Rika keluar, kulihat wajahnya terkejut melihat Linda berdiri terpaku dihadapannya sambil memegang celana dalamnya yang belum sempat dipakainya. Ditambah keadaan Linda yang hanya memaki kaos, tetapi dibawah tidak memakai celana jeansnya. Akupun terkejut dan berdiri terpaku.
Hatiku berdebar tak tahu apa yang harus kuperbuat atau kuucapkan. Semuanya terjadi dalam waktu yang sangat singkat dan tak terelakkan. Kepalaku terasa pening.
“Linda…? Kamu lagi ngapain?” Rika bertanya dengan wajah bingung campur kaget.“Eh…anu…ini lho…”
Linda gelagapan menjawab pertanyaan Rika.“Kok kamu megang celana dalem? Setengah telanjang lagi?” selidik Rika. “Oo…aku tau…pasti kamu berdua lagi berbuat ya?”“Enggak Rik. Ngaco kamu, orang Linda lagi numpang dandan di kamarku kok.” Sergahku membela diri.“Trus, kalo emang numpang dandan, ngapain dia diruangan ni, pake bawa celana dalem lagi.” Udah gitu telanjang juga..Hayo!!!” Rika bertanya dengan galak.“Sini liat.” Agen Domino99

Rika menghampiri Linda dan cepat merebut celana dalam yang dipegang Linda, tanpa perlawanan dari Linda.“Kok basah…?”Rika mengerutkan keningnya. “Nhaaaaa..bener kan…hayooooo….kamu ngapain…?””udah deh, Rik…emang bener, aku lagi mau ML sama Linda. Belum sempet aku entot. Baru aku jilat-jilat memiawnya, keburu kamu dateng.” Aku menyerah dan memilih menjelaskan apa yang barusan aku lakukan.“Kamu tuh ya…udah punya istri masih doyan yang lain.
Ini cewek juga sama aja, gatel ngeliat suami sahabatnya sendiri.” Rika memaki kami berdua dengan wajah merah padam.“Terserah kamu lah…kamu mau laporin aku sama Linda ke polisi…silakan. Mau laporin ke Indah…terserah….”ucapku pasrah.“Hmm…kalo aku laporin ke Indah…kasian dia. Nanti dia kaget.Kalo ke polisi….ah…ngrepotin.” Rika meninmbang-nimbang apa yang hendak dilakukannya.“Gini aja mas. Aku gak laporin ke mana-mana.
Tapi ada syaratnya.” Rika memberikan tawarannya kepadaku.“Apa syaratnya, Rik?”“Nggak berat kok. Gampang banget dan mudah.”“Iya, apaan syaratnya?” Linda ikut bertanya“Terusin apa yang kamu berdua tadi lakuin. Aku duduk disini, nonton. Bagaimana?”“WHAT?” aku dan Linda berteriak bebarengan. “Gila lu ya, masa mau nonton orang lagi ML?”“Ya terserah kamu.Mau pilih mana…?”Rika mencibir dengan senyum kemenangan.
Aku dan Linda saling berpandangan. Kuhampiri Linda, kubelai tangan dan rambutnya. Linda seolah memahami dan menyetujui syarat yang diajukan Rika.Segera saja kulumat bibirnya yang ranum dan tanganku meremas pantatnya yang sekel. Linda segera membuka kaosnya.Sambil terus berciuman dan meremas pantatnya, kubimbing Linda menuju sofa. Kurebahkan ia disana, dan dengan cekatan dilepaskannya kaos dan celana ku sehingga aku sekarang telanjang bulat di hadapan Linda dan Rika.

Aku melirik Rika, yang duduk menyilangkan kakinya. Kulihat wajahnya menegang seperti tegangnya tongkolku. Aku tersenyum-senyum kearahnya, sambil memainkan dan mengocok-ngocok tongkolku, seolah hendak memamerkan kejantananku.“Ayo, ndrew…cepetan deh…udah gak tahan, honey…”Linda merintih. “Biarin aja si Rika…paling dia juga udah basah.”“Enak aja kamu bilang.”sergah Rika. “Udah buruan, aku pengen liat kayak apa sih kalian kalo ML.”
Aku menatap mata Linda yang mulai sayu dan tersenyum.

Setelah melepas seluruh pakaiannya, sempurnalah ketelanjangbulatan kami berdua. Tak sabar, segera kusosor memiaw Linda yang sangat becek oleh lendir birahinya.
“Achhhh….sshhhh….ooouufffffggg…Andreeww….”Linda menjerit dan mengerang menerima serangan lidahku. Pantatnya tersentak keatas, mengikuti irama permainan lidahku.Hmmm…nikmat sekali. memiawnya berbau segar, tanda bahwa memiaw ini sangat terawat. Dan yang membutku girang adalah lendir memiawnya yang meleleh deras, seiring dengan makin kuatnya goyangan pinggulnya.
“Hmmmppppppff…Andrew…Andrew…sayaaaanngg.. akh…akh…akkkkkuu…”Linda terus merintih. Nafasnya tersengal-sengal, seolah ada sesuatu yang mendesaknya.‘Akku……mmmhhhhh…ssshhh….”“Keluarin sayang….keluarin yang banyak…..”aku berbisik sambil jari tengahku terus mengocok memiawnya, dan jempolku menggesek itilnya yang sudah sangat keras. Baik itil maupun memiaw Linda sudah benar-benar berwarna merah, sangat basah akibat lendirnya yang meleleh, hingga membasahi belahan pantat dan sofa.
Segera aktivitas tanganku kuganti dengan jilatan lidahku lagi. Hal ini membuatpaha Linda menegang, tangannya menjambak rambutku, sekaligus membenamkan kepalaku ditengah jepitan pahanya yang menegang. Aku merasakan memiawnya berdenyut, dan ada lelehan cairan hangat menerpa bibirku.
“Andrewww…..aacchhh……”Linda menjerit keras sekali, menjepit kepalaku dengan pahanya, menekan kepalaku di selangkangannya dan berguncang hebat sekali. Tak kusia-siakan lendir yang meleleh itu. Kusedot semuanya, kutelan semuanya. Ya, aku tidak mau membuang lendir kenikmatan Linda.
Sedotanku pada memiawnya membuat guncanganLinda makin keras…dan akhirnya Linda terdiam seperti orang kejang. Tubuhnya kaku dan gemetaran.“Oooohhhh…Ndreww…aaachhh…..”Linda menceracau sambil gemetaran.“Enn..en….Nikmat…banget….sssse….dothan…sama jilatan kkk…kamu…”
Kulihat Linda tersenyum dengan wajah puas. Segera kuarahkan bibrku melumat putingnya yang keras dan kemerahan. Meskipun sudah melahirkan dan menyusui dua anak, payudara Linda sangat terawat, kencang. Dan putingnya masih berwwarna kemerahan.
Siapa lelaki yang tahan melihat warna putting seperti itu, apalgi sekarang puting merah itu benar-benar masih keras dan mengacung meski pemiliknya barusan menggapai orgasme.“Shhh…Dreeewwww…iihhhh…geli….” Lnda menggelinjang saat kuserbu putingnya. Aku tidak mempedulikan rintihannya. Kulumat putingnya dengan ganas sehingga badan Linda mulai mengejang lagi.
“Acchhh….Andreww….sayaaaannggg…”Linda merintih. “Terus sayang…iss…ssseeeppp…pentil…kuhh…oohhhhh……”
Tanpa aba-aba, segera kusorongkan tongkolku yang memang sudah mengeras seperti kayu ke memiaw Linda. Blessss…….“Ahhhhkkk…..mmmmppppfff…..ooooooggggghhhh….”pantat Linda tersentak kedepan, seiring dengan menancapnya tongkolku di mekinya. Kutekan tongkolku makin dalam dan kuhentikan sejenak disana. Terasa sekali memiaw Linda berkedut-kedut, walaupun tergolong super becek.“Ayo, nDrew…..gocek tongkol kamuh….akk….kkuuuu….udah mau…keluarrrrr…laggiiiihhh…”Linda merintih memohon.
Segera kugocek tongkolku dengan ganas. “crep.crep…cplakkk….cplaakkkk…cplaakkkk….” suar gesekan tongkolku dengan memiaw Linda yang sudah basah kuyup nyaring terdengar.
Tak lupa kulumat bibirnya yang ranum, dan tanganku menggerayang memilin menikmati payudara dan putingnya.Sesaat kemudian kulihat mata Lnda terbalik, Cuma terlihat putihnya. Kakinya dilipat mengapit pinggul dan pantatku. Tangannya memeluk ubuhku erat.

“AN…DREEWWWW…….OOOOGGGHHHH.” Linda menjerit keras dan sekejap terdiam. Tubuhnya bergetar hebat. Terasa di tongkolku denyutan memiaw Linda…sangat kuat. Berdenyut-denyut, seolah hendak memijit dan memaksa spermaku untuk segera mengguyur menyiram memenya yang luar biasa becek.
Makin kuat kocokan tongkolku didalam memiaw Linda, makin kencang pula pelukannya.

Nafas Linda tertahan, seolah tidka ingin kehilangan moment-moment indah menggapai puncak kenikmatan.Karena denyutan memiaw Linda yang membuatku nikmat, ditambah rasa hangat karena uyuran lendir memiawnya, aku pun tak tahan. Ditambah ekspresi wajahnya yangmemandang wajahku dengan mata sayu namun tersirat kepuasan yang maat sangat.
“Ayo nDrew…keluarin pejuh kamu…keluarin dimemiawku….”Linda memohon.“Kamu gak papa aku tumpahin pejuh di rahim kamu?”tanyaku sambil terengah-engah.“No problem honey…aku safe kok….”sahut Linda. “C’mon honey..shot your sperm inside…c’mon honey….”
LIN……LINDAAAA…..LINDAAAAAAAA….ARGGGGGGHHHHH…”aku merasakan pejuhku mendesak. Kupercepat kocokanku, dan Linda juga mengencangkan otot memiawnya, berharap agar aku cepet muncrat. AAACCHHHHHHH………..” Crrrrrooooooooootttt…..crrrrooooooooottttt..crrrroooooottttt…..tak kurang dari tujuh kali semprotan pejuhku.
Banyak sekali pejuh yang kusemprotkan ke rahim Linda, sampai-sampai ia tersentak. Kubenamkan dalam-dalam tongkolku, hingga terasa kepalaku speerti memasuki liang kedua.Ah….ternyata tongkolku bisa menembus mulut rahimnya. Berarti pejuhku langsung menggempur rahimnya.Ohhh…nDrreeeww…enak sayang….nikmat, sayaaannggg…offffffghhhh……” Linda merintih lagi. “Uggghhh…hangat sekali pejuh kamu, Ndrew…” ucap Linda.Setelah beristirahat sejenak dengan menancapkan tongkolku dalam-dalam, secara mendadak kucabu tongkolku.“Plllookkkkk….”
Kupandangi memiaw Linda yang masih membengkak dan merah denganlubang menganga. Linda segera mengubah posisi duduknya dan…ceeerrrrrr……pejuhku meleleh. Segera saja jemari Linda meraih dan mengorek bibir memiawnya, menjaga agar pejuhku tidak tumpah kesofa. Akibatnya, telapak tangan Linda belepotan penuh dengan pejuhku yang telah bercampur lendir memiawnya.
Dengan pejuh di telapak tangan kanannya, Linda menggunakan jari tangan kirinya,mengorek memiawny untuk membersihkan memiawnya dari sisa pejuhku.“Brani kam telen lagi?” tantangku.“Idih…syapa takut….”Linda balas menantangku. “Nih liat ya….”Clep…dijilatnya telapak tangan yang penuh pejuhku…“MMmmmm….slrrpppp….glek….aachhhh….” Linda nampak puas menikmati pejuh ditangannya.“Hari ini kenyang sekali aku…sarapan pejuh kamu duakali..hihihihi…”Linda tertawa geli.“Tuh…masih ada sisanya ditangan.
Mbelum bersih.” Sahutku.“Tenang, nDrew..sisanya buat…ini.” Sambil berkata begitu, Linda mengambil sebagian pejuhku dan mengusapkannya diwajahnya.“Bagus lho buat wajah…biar tetep mulus…”sahut Linda sambil mengerling genit.“Astagaaaa….kamu tuh, Lin…diem-diem ternyata…”kataku terkejut.“Kenapa…? Kaget ya?”“Diem-diem, muka alim..tapi kalo urusan birahi liar juga ya..”“Ya iyalaaahhh..hare gene, Ndrew…orang enak kok ditolak.”

”Tau gitu tadi aku semprot di uka kamu aja ya..” sesalku“Iya juga sih..sebenernya aku pengen kamu semprot. Cuman aku dah gak bisa ngomong lagi…nahan enak sih..lagian aku pengen ngerasain semprotan pejuh kamu di memiawku.” Linda tersenyum“Eh, Ndrew…ssstttt…coba liat tuh…jailin yuk…..”ajak Linda
Ya ampuuunnnn…aku lupa bahwa aktivitasku tengah diamat Rika.

Segera kulirik Rika, yang ternyata tanpa kami sadari tengah beraktivitas sendiri. Tangannya menggosok-nggosok sapndexnya, yang mulai membasah. Kulihat lekukan cameltoenya makinbesar, lebih besar dari yang kulihat diruang tamu. Pertanda bahwa Rika juga telah dilanda birahi.
Linda mencolek tanganku, rupanya ia ingin mengerjai Rika. Aku setuju. Sambil berjingkat, aku dan Linda menghampiri Rika. Segera tangan Linda yang masih ada sisa pejuhku dioleskan kemuka dan bibir Rika.“MMppphhhh…..fffggghhh…..” Rika sontak terkejut dan menghentikan aktivitasnya. “apaan nih…kok kayak bau pejuh…?”“Udahlah Rik….aku tau kamu juga ikutan horny, ngeliat aku dient*t sama mas Andrew.” Linda tersenyum-senyum genit.“AH…aku…eeehh….anuu….” Rika gelagapan kehabisan kata-kata.“Rik…gkalo kamu juga horny, gak papa kok…aku masih kuat.” Tantangku. “Tuh, kamu liat. kontolku masih bisa bangun.”Ya, walaupun sudah menyemprotkan amunisinya dua kali permainan, kontolku mash berdiri walaupun tak sekeras waktu ngent*tin Linda.
Malahan sekarang kontolku berdenyut dan mengangguk-angguk, seolah menyetujui usulku dan Linda.“Tuhhh, Rik. kontolku manggutmanggut.”sahutku.“Tapi nanti kalo Indah pulang gimana?” tanya Rika.“Don’t worry, honey. Kalo memang kepergok, nanti aku bantu jelasin ke Indah.” Hibur Linda. “Soalnya, dulu-dulu aku pernah becandain Indah, gimana kalo sekali-sekali aku minjem tongkol suaminya.”“Trus, Indah bilang apa?” Rika penasaran.“Mmmm.dia sih gak bilang iya tapi juga gak bilang enggak.”jawab Linda. “Dia cuman ngomong, ya kalo kamu gak malu sama Andrew, terserah kamu.


Tapi kalo Andrew ketagihan, resiko tanggung sendiri lho. Gitu kata Indah.”“Oooo…..” Rika terlongong mendengar penjelasan Linda. Aku pun terperangah. Jadi……ternyata…..???? jangan-jangan mereka berdua memang sengaja kesini…atas suruhan Indah….
Gak pake lama segera kulumat bibir Rika yang mungil.“Mmmpphhh…mmppfff……..aaahhhh…”Rika mendesah….”Andrewww…puasin aku sayang……guyur aku dengan pejuhmu kayak Linda tadi….oooccchhhhh…..”Aku terus melumat bibirnya..lehernya yang jenjang dan mulus…kujilat pula telinganya yang membuat Rika merinding dan tersengal-sengal.
Ternyata salah satu titik rangsangannya adala teling.Linda membantu melepaskan spandex Rika.
Dan…oouuuwww…pantesan di selangkangan Rika terlihat seperti terbelah. Rupanya dia memakai G-String yang segitiganya hanya mampu menutupi itilnya. Selebihnya…terlihat bibir memeknya sudah membengkak kemerahan dan basah kuyup oleh lendirnya. Kulihat memek Rika sama dengan Linda…bersih dari bulu jembut, sehingga ha ini membuat kontolku langsung tegak mengeras lagi.
Linda turut membantu Rika melepaskan G-String, kaos dan Bhnya. Seolah Linda tak ingin Rika direpotkan oleh aktivitas lain yang mengurangi kenikmatan bercinta.
“Ohhh…nDreeww,,,,sssshhhhh….hhhaaaaaarrrggghhh….mmmppphhhhh…..”Rika merintih-rintih sambil mennggelengkan kepalanya saat bibirku turun ke putingnya. Payudara Rika lebih kecil dari Linda, mungkin hanya 34B, dibandingkan milik Linda yang 36C.
Putingnya berwarna coklat muda, tegak keras mengacung, seolah menantangku untuk segera melahapnya. Agen BandarQ

Dan…hap….kusedot putting kiri, sementara tangan kananku meremas payudara sebelah kanan dan memilin putingnya.“Auuuccchhhh..Anddreewwww…ampunnnn…amppuuuuuunnnnn…..”Rika berteriak menahan nikmat saat jari tangan kiriku menyusuri memiawnya.
Kumasukkan jari tengahku sambil jempolku menggosok itil Rika yang sangat keras.“Rik…kontol Andrew diusap dong…biar cepet keras…” ujar Linda. Segera tanpa diperintah dua kali, Rika segera meraih kontolku, mengusap dan mengocok bergantian.“Uffff…Rika sayaaanng…akhirnya kontolku kena kamu yaaa…”aku merintih menahan nikmat.
Ternyata Rika sangat terampil dalam urusan kocok mengocok, sehingga tak perlu waktu lama kontolku sudah sekeras kayu lagi, mengkilat kemerahan.Tak sabar segera kubalikkan tubuh Rika, sehingga posisinya sekarang nungging didepanku. Lututnya bertumpu pada sofa panjang, sehingga punggungnya meliuk, menambah sexy posisinya saat itu.
Dengan pantat membulat, tampak bibir memek Rika merekah merah dan berkilat licin oleh cairan birahinya. Tak tahan, kuserbu memek Rika, kujilat itilnya dan kukorek liangnya dengan jari-jariku.
“Arggghhh…Andrew….oohhhh….nik..mat…sss…sseekkk..kali……say….yaannnghhh….”Rika menjerit sambil tersengal.
Napasnya memburu.“Akk..kku…hammm..ppir sampai, honey…”Rika terus merintih.Ah…ternyata Rika tak sanggupbertahan lebih lama lagi. Terasa sekali dibibirku, suhu memek Rika makin panas, dan lendir cintanya bertambah banyak mengalir.Segera saja kuarahkan batang kontolku yang menunggu giliran, merojok memek Rika.
“Ugghhhh……aaacccgghhhhhh…Andreeeewwww………”pantat Rika tersentak menerima hunjaman kontolku yang begitu tiba-tiba.Nikmat sekali memek Rika. Meskipun sama-sama becek dan mampu berdenyut, aku merasakan sensasi lain dibandingkan memek Linda.Makin lama makin terasa memek Rika berdenyut-denyut.
Tak ada suara yang keluar dari bibir Rika, kecuali erangan dan rintihan. Kurasakan otot disekitar pantat dan selangkangannya mengejang dan tiba-tia Rika menekan pantatku sambil melolong….
“Ohhh….Andreeeewwww…..Ugghhhh…..”Nafas Rika tertahan, dan kupercepat hunjaman kontolku, seolah menyerbu memek Rika bertubi-tubi.
Ahh…..betapa hangat lendir birahi yang mengalir, bahkan sampai meleleh membasahi pahaku dan paha Rika.Rika tetap menggoyang-goyangkan pantatnya, sehingga membuatku makin bernafsu menggocek kontolku dalam memeknya yang becek namun sempit.
“C’mon honey…shot your sperm inside my mouth….,”Rika menoleh dan menatapku dengan mata sayu seolah memohon agar kusemprotkan spermaku dimulutnya. “Ohhhhh….aaaawwwgghhh….Rikaaaaa…memek kamu kok ennnnaaakk bangethhh sssssiiiccchhh….,
”aku menceracau sambil terus memaju mundurkan pantatku “Ngeliat pantat kamu yang bulet dan putih…eeegghhhh….bikinnhh….aku pengen ngecrot. aaarrrrggghhh…rikaa”aku berteriak keras sambil mencabut tongkolku.
Serta merta Rika meraih kontolku, mengocoknya sambil menghisap kepala dan batangnya.
“C’mon…ayo Ndrew…keluarin pejuhmu…..”“Aku pengen ngerasain pejuh kamu….”Linda pun tak tinggal diam. Ia berbaring telentang dibawahku dan menjilat perineumku, seolah tau bahwa itu adalah daerah “mati”ku. Ya, aku paling gak tahan kalo bijiku dijilat. gila kamu lin..nikmat bangett”“Aku gak tahan, Rikaaa…Lindaa….sayangku cintaku…..”
Dan croottt….crroooootttt…..“Haeeppphh…hhhmmmppphhhhh” suara dari mulut Rika.
Tampak dia gelagapan menerima semburan spermaku, tak kurang dari 5semburan kencang dan banyak…
“Aaaahhh…..ooouuffhh….auuww…ooouuww…udah Rik…udah…udah…jangan diisep teruss…gelllliiii…..”aku meringis kegelian karena Rika tetep mengisap tongkolku, seolah tak rela kalo pejuhku tak keluar tuntas. Seolah ingin menikmati pejuhku hingga tetes terakhir.
“Hmmm…udah puas kamu Rik?” tanya Linda sambil bibirnya mengecap-ngecap pejuhku yang menetes ke mukanya.“Ahh…gila juga si Andrew ya…”sahut Rika. “memiawku rasanya penuh banget. Mana kontol dia panjang lagi.
Berasa mentok di rahimku kayaknya.”“Liang kamu gak dalem sih Rik,” timpalku. “Tapi asyik kok rasanya. Ternyata memiaw kalian sama2 gak dalem ya…”“Thanks banget ya buat kamu berdua, udah mau bantuin aku,”ucapku.“No problem, dear Andrew,” sahut Rika dan Linda hampir bersamaan.“Gimanapun, kamu kan suami sahabatku, boleh dong kalo saling bantu…”sahut Rika.
Kami pun bercanda sejenak sekedar melepaskan lelah. Dan sambil masih tetap bertelanjang, kupersilakan Rika dan Linda ke ruang makan untuk sekedar minum minuman segar. Kulirik, jam menunjukkan waktu pukul 11.37 siang, pertanda tak lama lagi istriku dan anak-anak akan segera datang. Mereka berdua pun segera membersihkan diri dari sisa-sisa lendir dan sperma yang membasahi memek maupun wajah mereka.
“Ok Ndrew…aku pamit dulu ya…,”Rika pamit sambil mengecup bibirku. “Daaa, sayang…”“Mmmuuaachh…,”Linda memagut bibirku lama, seolah tak mau kehilangan momen yang sangat dahsyat. “Bye, Ndrew…,”Linda juga berpamitan. “Salam buat Indah ya…tapi jangan bilang lho, kalo kamu habis bagi-bagi pejuh…xixixi..” Rika dan Linda cekikikan sambil berjalan keluar.“Ok, hon…don’t worry…thanks ya…”sahutku sambil melambaikan tangan dan mengantar mereka ke pagar.
Ah, betapa bahagianya aku, ternyata dua sahabat istriku tak keberatan olah sex denganku yang selama ini hanya khayalanku, kini telah menjadi kenyataan.Thanks buat Rika dan Linda…kuharap kalian gak bosen, karena akupun tak akan pernah bosan menikmati tubuhmu. Daftar CrownQQ