Rabu, 25 Desember 2019

Selingkuh Sama Mbak Rani



Agen BandarQ - sedang menonton televisi di kamarku ketika Rani keluar dari kamar
mandi mengnikmatan baju tidur. Hm.. dia pasti habis cuci muka dan
bersih-bersih sebelum tidur. Di kamar tidur Kita memang terdapat kamar
mandi dan televisi, sehingga Aqu menonton televisi sambil tiduran. Rani
berbaring di sampingku, dan memejamkan matanya. Lho? Dia langsung mau
tidur nih! Padahal Aqu sejak tadi menunggu dia. Lihat saja, si “ujang”
sudah bangun menantikan jatahnya.

“Rani! Koq langsung tidur sih?”
“Mm..?”

Rani membuka matanya. Lalu ia duduk dan menatapku. Kemudian ia tersenyum
manis. Woow.. kemaluanku semakin mengeras. Rani mendekatkan wajahnya ke
wajahku. Tangannya yang lembut halus membelai wajahku. Jantungku
berdetak cepat. Kurangkul tubuhnya yang mungil dan hangat. Terasa nyaman
sekali. Rani mencium pipiku.
“Cupp..!”
“Tidur yang nyenyak yaa..” katanya perlahan.
Lalu ia kembali berbaring dan memejamkan matanya. Tidur! Nah lho? Sial
benar. Cuma begitu saja? Aqu terbengong beberapa saat.
“Rani! Sheiill..!” Aqu mengguncang-guncang tubuhnya.
“Umm.. udah maleem.. Rani ngantuk niih..”
Kalau sudah begitu, percuma saja. Dia tidak akan bangun. Padahal Aqu
sedang birahi tinggi dan butuh pernyaluran. Si “ujang” masih tegang dan
penasaran minta jatah.

Begitulah Rani. Sebagai istri, dia hampir sempurna. Wajah dan fisiknya
nikmat dilihat, sifatnya baik dan menarik. Perhatiannya pada kebutuhanku
sehari-hari sangat cukup. Hanya saja, kalau di tempat tidur dia sangat
“hemat”. Nafsuku terbilang tinggi. Sedangkan Rani, entah kenapa
(menurutku) hampir tidak punya nafsu seks. Tidak heran meskipun sudah
lebih setahun Kita menikah, sampai saat ini Kita belum punya anak. Untuk
pelampiasan, Aqu terkadang selingkuh dengan wanita lain. Rani bukannya
tidak tahu. Tapi tampaknya dia tidak terlalu mempermasalahkannya.
Nafsuku sulit ditahan. Rasanya ingin kupaksa saja Rani untuk melayaniku.
Tapi melihat wajahnya yang sedang pulas, Aqu jadi tidak tega. Kucium
rambutnya. Akhirnya kuputuskan untuk tidur sambil memeluk Rani. Siapa
tahu dalam mimpi, Rani mau memuaskanku? Hehehe..

Esoknya saat jam istirahat kantor, Aqu makan siang di Citraland Mall.
Tidak disangka, disana Aqu bertemu dengan Yanti, sahabatku dan Rani semasa
kuliah dahulu. Kulihat Yanti bersama dengan seorang wanita yang mirip
dengannya. Seingatku, Yanti tidak punya adik. Ternyata setelah Kita
diperkenalkan, wanita itu adalah adik sepupu Yanti. Rini namanya. Heran
juga Aqu, koq saudara sepupu bisa semirip itu ya? Pendek kata, akhirnya
Kita makan satu meja.

Sambil makan, Kita mengobrol. Ternyata Rini seperti juga Yanti, tipe yang
mudah akrab dengan orang baru. Terbukti dia tidak canggung mengobrol
denganku. Ketika Aqu menanyakan tentang Hendra(suYanti Yanti, sahabatku semasa
kuliah), Yanti bilang bahwa Hendrasedang pergi ke Surabaya sekitar dua
minggu yang lalu untuk suatu keperluan.
“Paling juga disana dia main perempuan!” begitu komentar Yanti.
Aqu hanya manggut-manggut saja. Aqu kenal baik dengan Franky, dan bukan hal
yang aneh kalau Hendraada main dengan wanita lain disana. Saat Rini
permisi untuk ke toilet, Yanti langsung bertanya padAqu. Sakong Online



“Ndrew, loe ama Rani gimana?”
“Baek. Kenapa?”
“Dari dulu loe itu kan juga terkenal suka main perempuan. Koq bisa ya Aqur
ama Rani?”
Aqu diam saja.

Aqu dan Rani memang lumayan Aqur. Tapi di ranjang jelas ada masalah.
Kalau dituruti nafsuku, pasti setiap hari Aqu minta jatah dari Rani. Tapi
kalau Rani dituruti, paling hebat sebulan dijatah empat atau lima kali!
Itu juga harus main paksa. Seingatku pYantih terjadi dalam sebulan Aqu
hanya dua kali dijatah Rani. Jelas saja Aqu selingkuh! Mana tahan?

“Koq diem, Ndrew?” pertanyaan Yanti membuyarkan lamunanku.
“Nggak koq..”
“Loe lagi punya masalah ya?”
“Nggaak..”
“Jujur aja deh..” Yanti mendesak.

Kulirik Yanti. Wuih, nafsuku muncul. Aqu jadi teringat saat pesta di rumah
Franky. Karena nafsuku sudah sampai ke ubun-ubun, maka akal sehatku pun
hilang.

“Cerita doong..!” Yanti kembali mendesak.
“Mi.., loe mau pesta “assoy” lagi nggak?” Aqu memulai. Yanti kelihatan kaget.
“Eh? Loe jangan macem-macem ya Ndrew!” kecam Yanti.
Aduh.., kelihatannya dia marah.
“Sorry! Sorry! Gue nggak serius.. sorry yaa..” Aqu sedikit panik.

Tiba-tiba Yanti tertawa kecil.
“Keliatannya loe emang punya masalah deh.. Oke, nanti sore kita ketemu
lagi di sini ya? Gue juga di rumah nggak ada kerjaan.”

Saat itu Rini kembali dari toilet. Kita melanjutkan mengobrol sebentar,
setelah itu Aqu kembali ke kantor.


Jam 5 sore Aqu pulang kantor, dan langsung menuju tempat yang
dijanjikan. Sekitar sepuluh menit Aqu menunggu sebelum akhirnya telepon
genggamku berdering. Dari Yanti, menanyakan dimana Aqu berada. Setelah
bertemu, Yanti langsung mengajakku naik ke mobilnya. Mobilku kutinggalkan
disana. Di jalan Yanti langsung menanyaiku tanpa basa-basi.
“Ndrew, loe lagi butuh seks ya?”
Aqu kaget juga ditanya seperti itu.
“Maksud loe?”
“Loe nggak usah malu ama gue. Emangnya Rani kenapa?”
Aqu menghela nafas. Akhirnya kuputuskan untuk mengeluarkan uneg-unegku.
“Mi.. Rani itu susah banget.. dia bener-bener pelit kalo soal begitu. Loe
bayangin aja, gue selalu nafsu kalo ngeliat dia. Tapi dia hampir nggak
pYantih ngerespon. Kan nafsu gue numpuk? Gue butuh penyaluran dong!
Untung badannya kecil, jadi kadang-kadang gue paksa dia.”
Yanti tertawa.
“Maksudnya loe perkosa dia ya? Lucu deh, masa istri sendiri
diperkosa sih?”
“Dia nggak marah koq. Lagi gue perkosanya nggak kasar.”
“Mana ada perkosa nggak kasar?” Yanti tertawa lagi.
“Dan kalo dia nggak
marah, perkosa aja dia tiap hari.”
“Kasian juga kalo diperkosa tiap hari. Gue nggak tega kalo begitu..”
“Jadi kalo sekali-sekali tega ya?”
“Yah.. namanya juga kepepet.. Udah deh.. nggak usah ngomongin Rani lagi ya?”
“Oke.. kita juga hampir sampe nih..”
Aqu heran. Ternyata Yanti menuju ke sebuah apartemen di Jakarta Barat.
Dari tadi Aqu tidak menyadarinya.
“Mi, apartemen siapa nih?” Agen Bandarq
“Apartemennya Rini. Pokoqnya kita masuk dulu deh..”
Rini menyambut Kita berdua. Setelah itu Aqu menunggu di sebuah kursi,
sementara Rini dan Yanti masuk ke kamar. Tidak lama kemudian Yanti
memanggilku dari balik pintu kamar tersebut. Dan ketika Aqu masuk, si
“ujang” langsung terbangun, sebab kulihat Yanti dan Rini tidak memakai
pakaian sama sekali. MatAqu tidak berkedip melihat pemandangan hebat
itu. Dua wanita yang cantik yang wajahnya mirip sedang bertelanjang
bulat di depanku. Mimpi apa Aqu?
“Koq bengong Ndrew? Katanya loe lagi butuh? Ayo sini..!” panggil Yanti lembut.
Aqu menurut bagai dihipnotis. Rini duduk bersimpuh di ranjang.
“Ayo berbaring disini, Mas INdrew.”
Aqu berbaring di ranjang dengan berbantalkan paha Rini. Kulihat dari
sudut pandangku, kedua bagian bawah buah dada Rini yang menggantung
mempesona. Ukurannya lumayan juga. Rini langsung melucuti pakaian
atasku, sementara Yanti melucuti pakaianku bagian bawah, sampai akhirnya
Aqu benar-benar telanjang. Batang kemaluanku mengacung keras menandakan
nafsuku yang bergolak.


“Gue pijat dulu yaa..” kata Yanti.
Kemudian Yanti menjepit kemaluanku dengan kedua buah dadanya yang montok
itu. Ohh.., kurasakan pijatan daging lembut itu pada kemaluanku. Rasanya
benar-benar nyaman. Kulihat Yanti tersenyum kepadAqu. Aqu hanya mengamati
bagaimana kedua buah dada Yanti yang sedang digunakan untuk memijat batang
penisku.
“Nikmat kan, Ndrew?” Yanti bertanya.
Aqu mengangguk. “Nikmat banget. Lembut..”
Rini meraih dan membimbing kedua tanganku dengan tangannya untuk
mengenggam buah dadanya. Dia membungkuk, sehingga kedua buah dadanya
menggantung bebas di depan wajahku.
“Ndrew, perah susu gue ya?” pintanya nakal.
Aqu dengan senang hati melAqukannya. Kuperah kedua susunya seperti
memerah susu sapi, sehingga Rini merintih-rintih.
“Ahh.. awww.. akh.. terus.. Ndrew.. ahh.. ahh..”
Buah dada Rini terasa legit dan kenyal. Aqu merasa seperti raja yang
dilayani dua wanita cantik. Akhirnya Yanti menghentikan pijatan
spesialnya. Berganti tangan kanannya menggenggam pangkal si “ujang”.
“Dulu diwaktu pesta di rumah gue, kontol loe belum ngerasain lidah gue
ya?” kata Yanti, dan kemudian dengan cepat lidahnya menjulur menjilat si
“ujang” tepat di bagian bawah lubangnya.
Aqu langsung merinding kenikmatan dibuatnya. Dan beberapa detik kemudian
kurasakan hangat, lembut, dan basah pada batang kemaluanku. Si “ujang”
telah berada di dalam mulut Yanti, tengah disedot dan dimainkan dengan
lidahnya. Tidak hanya itu, Yanti juga sesekali mengemut telur kembarku
sehingga menimbulkan rasa ngilu yang nikmat. Sedotan mulut Yanti
benar-benar membuatku terbuai, apalagi ketika ia menyedot-nyedot ujung
kemaluanku dengan kuat. Nikmatnya tidak terlukiskan. Sampai kurasakan alat
kelYantinku berdenyut-denyut, siap untuk memuntahkan air mani.
“Mi.. gue.. udah mau.. ke.. luar..”
Yanti semakin intens mengulum dan menyedot, sehingga akhirnya kemaluanku
menyemprotkan air mani berkali-kali ke dalam mulut Yanti. Lemas badanku
dibuatnya. Tanganku yang beraksi pada buah dada Rini pun akhirnya
berhenti. Yanti terus mengulum dan menyedot kemaluanku, sehingga
menimbulkan rasa ngilu yang amat sangat. Aqu tidak tahan dibuatnya.
“Aahh.. Yanti.. udahan dulu dong..!”
“Koq cepet banget keluar?” ledeknya.
“Uaah.., gue kelewat nafsu sih.. maklum dong, selama ini ditahan terus.”
Aqu membela diri. Perang Baccarat
“Oke deh, kita istirahat sebentar.”
Yanti lalu menindih tubuhku. Buah dadanya menekan dadAqu, begitu kenyal
rasanya. Nafasnya hangat menerpa wajahku. Rini mengambil posisi di
selangkanganku, menjilati kemaluanku. Gairahku perlahan-lahan bangkit
kembali. Kuraba-raba kemaluan Yanti hingga akhirnya Aqu menemukan daging
kenikmatannya. Kucubit pelan sehingga Yanti mendesah perlahan. Kugunakan
jari jempol dan telunjukku untuk memainkan daging tersebut, sementara
jari manisku kugunakan untuk mengorek liang sanggamanya. Desahan Yanti
semakin terdengar jelas. Kemaluannya terasa begitu basah. Sementara itu
Rini terus saja menjilati kemaluanku. Tidak hanya itu, Rini
mengosok-gosok mulut dan leher si “ujang”, sehingga sekali lagi bulu
kudukku merinding menahan nikmat.
Kali ini Aqu merasa lebih siap untuk tempur, sehingga langsung saja Aqu
membalik posisi tubuhku, menindih Yanti yang sekarang jadi telentang. Dan
langsung kusodok lubang sanggamanya dengan batang kemaluanku. Yanti
mendesis pendek, lalu menghela nafasnya. Seluruh batang kemaluanku
terbenam ke dalam rahim Yanti. Aqu mulai mengocok maju mundur. Yanti
melingkarkan tangannya memeluk tubuhku. Rini yang menganggur melAqukan
matsurbasi sambil mengamati Kita berdua yang sedang bersatu dalam
kenikmatan bersetubuh. Yanti mengeluarkan jeritan-jeritan kecil, sampai
akhirnya berteriak saat mencapai puncak kenikmatannya, berbeda denganku
yang lebih kuat setelah sebelumnya mencapai orgasme.
Kucabut batang kemaluanku dari kemaluan Yanti, dan langsung kuraih tubuh
Rini. Untuk mengistirahatkan si “ujang”, Aqu menggunakan jari-jariku
untuk mengobok-obok kemaluan Rini. Kugosok-gosok klitorisnya sehingga Rini
mengerang keras. Kujilati dan kugigit lembut sekujur buah dadanya, kanan
dan kiri. Rini meremas rambutku, nafasnya terengah-engah dan memburu.
Setelah kurasakan cukup merangsang Rini, Aqu bersedia untuk main course.
Rini nampaknya sudah siap untuk menerima seranganku, dan langsung
mengambil doggy style. Kemaluannya yang dihiasi bulu-bulu keriting nampak
sudah basah kuyup. Kumasukkan kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya
dengan pelan tapi pasti. Rini merintih-rintih keras saat proses
penetrasi berlangsung. Setelah masuk seluruh penisku, kudiamkan beberapa
saat untuk menikmati kehangatan yang diberikan oleh jepitan kemaluan Rini.
Hangat sekali, lebih hangat dari milik Yanti. Setelah itu kumulai menyodok
Rini maju mundur. Cerita Sex Dewasa
Rini memang berisik sekali! Saat Kita melAqukan sanggama,
teriakan-teriakannya terdengar kencang. Tapi Aqu suka juga mendengarnya.
Kedua buah dadanya bergelantungan bergerak liar seiring dengan gerakan
Kita. Kupikir sayang kalau tidak dimanfaatkan, maka kuraih saja kedua
danging kenyal tersebut dan langsung kuremas-remas sepuasnya. Nafsuku
semakin memuncak, sehingga sodokanku semakin kupercepat, membuat Rini
semakin keras mengeluarkan suara.
“Aaahh.. Aaahh.. Gue keluaar.. Aaah..” teriak Rini dengan lantang.
Rini terkulai lemas, sementara Aqu terus menyetubuhinya. Beberapa saat
kemudian Aqu merasa mulai mendekati puncak kepuasan.
“Fit.. gue mau keluar nih..”
Rini langsung melepaskan kemaluannya dari kemaluanku, dan langsung
mengulum kemaluanku sehingga akhirnya Aqu memuntahkan air maniqu di dalam
mulut Rini, yang ditelan oleh Rini sampai habis.
Aqu berbaring, capek. Nikmat dan puas sekali rasanya. Yanti berbaring di
sisiku. Buah dadanya terasa lembut dan hangat menyentuh lengan kananku.
Rini masih membersihkan batang kemaluanku dengan mulutnya.
“Gimana Ndrew? Puas?” Yanti bertanya.
“Puas banget deh.. Otak gue ringan banget rasanya.”
“Gue mandi dulu ya?” Rini memotong pembicaraan Kita.
Lalu ia menuju kamar mandi.
“Gue begini juga karena gue lagi pengen koq. Hendraudah dua minggu pergi.
Nggak tau baliknya kapan.” Yanti menjelaskan.
“Nggak masalah koq. Gue juga emang lagi butuh sih. Lain kali juga gue
nggak keberatan.”
“Huss! Sembarangan loe. Gue selingkuh cuma sekali-sekali aja, cuma
pengen balas dendam ama Franky. Dia suka selingkuh juga sih! Beda kasusnya
ama loe!”
Aqu diam saja. Yanti bangkit dari ranjang dan mengingatkanku.
“Udah hampir setengah delapan malem tuh. Nanti Rani bingung lho!”
Aqu jadi tersadar. Cepat-cepat kuknikmatan pakaianku, tanpa mandi terlebih
dahulu. Setelah pYantit dengan Rini, Yanti mengantarku kembali ke Citraland.
Disana Kita berpisah, dan Aqu kembali ke rumah dengan mobilku. Di rumah,
tentu saja Rani menanyakan darimana saja Aqu sampai malam belum pulang.
Kujawab saja Aqu habis makan malam bersama teman.
“Yaa.. padahal Rani udah siapin makan malem.” Rani kelihatan kecewa.
Sebenarnya Aqu belum makan malam. Aqu lapar.
“Ya udah, INdrew makan lagi aja deh.. tapi INdrew mau mandi dulu.” katAqu
sambil mencium dahinya.
Rani kelihatan bingung, tapi tidak berkata apa-apa.
Daftar Agen Bandarq Terpercaya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar