Selasa, 25 Februari 2020

Mengikat Cewek Cantik Dengan Mantra Guna


CrownQQ - Aku berjalan gontai menuju rumahku sambil bersiul-siul kecil. Di pelupukku terbayang hal-hal yang indah-indah. Mulai saat ini aku akan dapat menaklukan wanita secantik apapun di dunia ini, karena aku sudah mendapatkan ilmu Lebur Jiwa dari Mbah Suro. Jangankan Rani yang telah menolak cintaku, Dian Sastro pun pasti berlutut di depanku. Tapi yang terpenting aku harus membuktikan kesaktian ilmu Lebur Jiwa malam ini juga.

Aku melangkah masuk ke pekarangan rumah. Sepi sunyi tak ada hawa manusia. Kemana semua orang hingga pintu depan harus dikunci? Aku segera membuka pintu dengan kunci serep yang kubawa. Didalam rumaHPun sepi senyap. Aku segera menuju ruang makan. Secarik kertas menempel di meja makan. “Wan, kami pergi duluan ke rumah Oom Dhar di Semarang. Kalau sudah sampai rumah, segera menyusul. Ayah.” Bosan! Apa enaknya sendirian di rumah.

BACA JUGA :   Ketagihan Dengan Seks Yang Sangat Nikmat

Mana nggak ada makanan di kulkas lagi. Dengan malas aku pergi ke warung Mak Rani di ujung jalan. Tapi setibanya aku sampai di warung Mak Rani. Wowww, suit.. suit.. ada cewek cantik bener! Wajahnya oval agak indo, bibirnya seksi, bola matanya kecoklat-coklatan, dan bodynya.. wow montok banget! Gemuk dikit, tapi pas sama tingginya yang kira- kira 170-an, pakai rok mini dan baju ketat lagi. Cuman kurang ramah, waktu aku godain doski malah cemberut. Kebetulan nih! Bisa buat bahan percobaan! Kalau yang indo saja mempan, apalagi yang jawa tulen, iya nggak? Cewek itu keluar dari warung. Aku mengejarnya, dengan segera melafal mantra yang sudah aku hafal sebelumnya.

“Geni abang nafsu abang, manjingo ing jabang bayine Wawan Bara. Geni abang napsu abang, manjingo ing jabang bayine wanito ing netro. Geni abang napsu abang, lebur dadi siji ing lebur jiwo. Leburen jiwane manungal ing jabang bayine Wawan Bara. Lebur.. lebur.. lebur..”
“Nona!” Aku panggil gadis itu sambil menarik tangannya sehingga dia berbalik menghadap padaku dan wuss.. Hembusan nafasku menyembur menerpa wajahnya sekali.

Dan aku tinggal menanti reaksinya saja, menamparku ataukah..
“Iya, ada apa Wan?” Berhasil! gadis itu menjawabku dengan senyum ramah, bahkan manja.
Berarti mantraku berhasil! Tanpa basa-basi lagi, langsung saja gadis itu aku ajak ke rumahku. Kami duduk-duduk di ruang tamu.

Dan tak lupa aku mengunci semua pintu dan jendela dari dalam, telponpun aku blokir agar tak ada yang mengganggu acaraku sore ini. Gadis itu nampaknya merasa nyaman bersamaku.
“Nama kamu siapa?” tanyaku membuka percakapan.
“Aku Laras.” jawabnya manis.
“Kamu kok bisa tahu namaku, apa kita pernah berkenalan?”
“Nggak. Tapi aku merasa kita sudah lama banget kenal. Sekarang ini aku merasa seperti merayakan reuni denganmu.”

“Oh, begitu. Kalau begitu mesti dirayakan dong.”
“Iya. Harus dirayakan.”
“Kau mau minum?” tawarku disambut dengan anggukan.
“Panas atau dingin?” “Apapun yang kau mau.” jawab Laras ringan.
“Apapun yang aku mau?” ulangku. Laras mengangguk dengan senyum lebar.
“Kalau selain minuman?” tanyaku mengejar.
“Apapun yang kau mau aku bersedia, Wan.” jawab Laras mendekat ke arahku.
“Apapun?” tanyaku sekali lagi.
“Apapun.” Laras tersenyum menggoda. Agen BandarQ

Tangannya menjamah tanganku lalu menuntunnya ke arah pahanya yang sekal. Digesernya tanganku yang gemetaran terus naik hingga menyingkap rok mininya sampai pada pangkal paha. Cd pink bergambar kupu-kupu bersembunyi di balik rok yang sudah tersingkap itu. Tiba-tiba saja aku merasakan k0ntolku menegang. Mata Laras sayu sedikit terkatup, meresapi setiap sentuhan jemariku di kulit pahanya.

Cewek itu kemudian mendekatkan bibirnya padaku dan cup.. bibir kami saling mengecup. Sekali lagi bibir kami menyatu dan ehemm.. Laras melumat bibirku penuh perasaan. Batang k0ntolku semakin mengacung sedang nafas kami mulai naik turun tak beraturan. Laras memapah tanganku melingkar di pungungnya lalu menuntunnya untuk melucuti rok mininya. Rok mini warna hitam itu bablas hingga ke lantai dan aku bisa dengan leluasa menikmati paha Laras yang indah. Aku ciumi paha Laras yang mulus bagus itu bolak balik sampai pangkal paha.
“Uuuff.. Wan.. aku minta yang panas saja..,” desis Laras sambil melepas kaos ketat dan BHnya sekaligus kemudian melepas kaos yang kupakai.

Aku berdiri melepaskan jeansku. Laras menyusulku dan segera menjejalkan lidahnya ke dalam mulutku. Kami saling memeluk hingga buah dada Laras menempel di dadaku. Keempukan buah dada Laras membuat aku geli hingga membuatku merinding. Lalu bibir Laras menurun menjelajahi leher dan dadaku yang berbulu sedikit lebat.


“Kamu jantan banget Wan,” kata Laras sambil membelai bulu-bulu dadaku.
Kemudian Laras mencumbui dadaku.. perutku.. ach.. sampai pusarku dan menjilatinya beberapa saat. Aaach.. aku benar-benar terangsang oleh kecantikan dan kemahiran Laras yang memanjakanku. Laras terus menjelajah seluruh tubuh depanku. Bahkan ketika sampai di daerah kekuasaan k0ntolku Laras mencumbuinya dengan penuh daya rangsang. Diciuminya batang k0ntolku yang masih terpenjara dalam sangkarnya dan dengan senang hati Laras meloloskan CDnya hingga nampak benar kalau k0ntolku itu betul-betul bangun mengacung-acung.
“Kau benar-benar hebat Wan, k0ntolmu besar banget. Aku yakin kalau menembak pasti rasanya hi..hi..” kata Laras sambil tertawa. “Kamu tahu dari mana kalau rasanya pasti..” tanyaku memancingnya.

“Coba deh, aku rasain..” Uuachh.. edan! Laras menjilati ujung k0ntolku.
Cewek indo itu mengulum k0ntolku hingga setengahnya masuk ke dalam rongga mulutnya. Dan jemarinya sibuk mempermainkan buah pelirku. Eehh.. rasanya benar-benar nikmat. Aku nggak tahu kalau cewek ini bisa membuatku merasa sedasyat ini.

“It’s nice taste, Wan. Hebat banget..” katanya sambil terus saja menyepong k0ntolku.
Tak tahan aku jika harus diam saja. Segera aku loloskan CD pink dari bokong Laras yang menungging. Nampak kedua bokongnya yang semok menantang. Kuremas-remas bokongnya membuat Laras mendesah perlahan diantara sodokan k0ntolku di mulutnya. Dan segera saja aku gerayangi memeknya, menyenangkan bisa bermain bebas diantara goa yang belum pernah aku lakukan sebelumnya. Mungkin Laras merasa tak tahan lagi menahan rasa nikmat yang diterimanya dengan posisi itu hingga akhirnya Laras melepaskan k0ntolku dari mulutnya dan tergeletak di lantai. Tubuh kita udah sama-sama bugil dan rasa malu kita udah ilang entah kemana.

Laras memandangiku yang berdiri didepannya dengan tatapan mata sayu dan senyum yang menggoda. Akupun terpana pada tubuh bugil yang tiada cacatnya terhampar di depanku. Ohh.. dua bukit yang membusung padat dan montok, kulit tubuh yang putih mulus, serta bukit belah yang ditumbuhi oleh rumput-rumput liar yang halus. Wuihh..

“Wan, kok diam saja. Ayo lakukan yang kamu mau.. aku pasrah padamu..”
“Aku datang sayang..” Aku serang bukit belah itu dengan garang.
Menjilat semua yang tersentuh oleh lidahku dan menghisap semua yang tergenang disitu. Laras berkelojotan sambil mendesis-desis. Tak ada ampun bagimu, Laras! Semuanya akan jadi milikku. Klitoris Laraspun yang seukuran biji kacang tak luput dari lidahku. Aku piting daging mungil itu dengan kedua bibirku lalu aku sentil-sentil dengan lidahku.

“Oooh.. Wann.. Ach.. eenaak..” erang Laras memacu gairahku.
Kedua kakinya menggapit kepalaku seakan ingin menawanku selamanya. Tangan Laras menarik tanganku sampai di kedua gundukan dadanya yang gempal dan montok. Refleks aku remas kedua buah gunung kembar itu hingga membuat Laras bergelinjangan nikmat.
“Uuohh.. Wawan.. teruus sayaang.. aku sukaa..” Setelah puas aku lumat vaLaras mayoranya segera kualihkan perhatianku kepada kedua gunung kembarnya.

Buah dada Laras telah membengkak seukuran kelapa, besar dan tegang. Begitupun kedua putingnya yang sudah mengeras berwarna merah marun. Laras yang menyadari kalau aku memandangi kedua gunung kembarnya yang indah segera mempermainkan kedua adiknya itu. Laras meremas- remasnya sendiri sambil memutar telapak tangannya bolak-balik. Begitu bulat kedua buah dada itu dan begitu mengkilap oleh keringat Laras.
“Kemarilah Wan..” ujarnya. Agen BandarQ

Laras sambil menarik tanganku hingga aku harus berdiri di atas tubuhnya. Kemudian Laras menggapai batang k0ntolku hingga aku mesti berjongkok di atas buah dadanya. Aku tak tahu apa yang akan Laras lakukan, yang penting aku merasakan nikmat ketika batang k0ntolku menegang di belahan buah dadanya. Begitu nikmatnya ketika kedua gunung kembar itu menjepit batang k0ntolku. Kubantu jemari Laras yang meremas buah dadanya hingga tampak menjadi satu menjepit batang k0ntolku. Aku tarik batang k0ntolku perlahan-lahan dan lalu aku dorong kembali.
Sampai kemudian bibir Laras menangkap kepala k0ntolku dan kembali menjilatinya dengan garang. Ouuhh.. aku bagai terkencing-kencing dibuatnya. Maka sebagai pelampiasan tangan kananku kembali mengutak-atik goa kenikmatan Laras yang kembali membanjir.

“Waan.. kamu nakal sekalii..” desah Laras.
“Tapi kamu suka kan Laras sayaang..” balasku
“He eh.. Uuff..ach..” Laras semakin memekarkan selakangannya hingga jemari kananku makin bebas merogoh semua yang tersembul di pangkal selakangan itu.

Laras semakin mendesis dan menambah kecepatan menjilati kepala k0ntolku. Dan akupun semakin mempercepat gerakan menggoyang kedua buah dada sebesar kelapa itu. K0ntolku menegang hebat, seperti ada yang mendorong dari dalam baang k0ntolku dan rasanya.. aahh.. crot croot.. Spermaku muncrat ketika ujung k0ntolku itu masih diganyang Laras. Kapasitas yang cukup banyak menetes disela-sela bibir Laras.

“Telan sayang, telan..” Kata-kataku bagai perintah.
Mau tidak mau, Laras menelan seluruh sperma yang berada di rongga mulutnya. Entahlah rasa apa yang dia kecap, tapi yang pasti nikmat. Sebab kemudian Laras menjilati sperma di luar mulutnya dan kemudian memburu sisa-sisa sperma di kepala k0ntolku hingga tandas.
“Ehmm ach.. Waan, keluar lagi dong..” kata Laras sambil memijit-mijit k0ntolku dengan jemarinya.
Pijitan itu membuat darahku bagai berhenti. Dan aku sudah tak tahan lagi.
“Sebentar sayang, aku masuk dulu yach..”

“Heeh.” Laras melebarkan selakangnya hingga bukit belahnya benar-benar mekar terbelah.
Dinding-dindingnya berwarna merah berhias klitoris mugil yang mengemaskan. Aku segera mengacungkan batang k0ntolku yang sudah mau meledak. Aku tuntun adikku itu memasuki lubang kawin Laras yang bersimbah lendir-lendir surgawi. Licin permukaannya hingga tak mudah memasukkan kepala adikku itu. Aku coba sekali lagi dan ah.. masuk! Sedikit demi sedikit aku masukkan k0ntolku memasuki lorong yang sangat sempit itu.

“Auhh Waan.. cepetan dong.. sakit..” rintihnya.
“Sabar say..” Memangnya hanya Laras saja yang sakit, aku juga sakit merasakan batang k0ntolku bagai remuk digencet dinding-dinding lubang kawin Laras yang bukan main sempitnya.
“Aaach..Uuugh..Waan..” Krak! Kepala k0ntolku sudah menembus ke dalam selaput daranya. Hah! Lega.

Lubang kawin Laras menelan seluruh batang k0ntolku. Aku diamkan sebentar sebelum kemudian aku tarik dan dorong keluar masuk agar lorong itu makin lebar. Lendir kawin Laras membasahi liang kawinnya hingga goyangan batang k0ntolkuku semakin lincah.
“Hooh.. uh..ach..” desah kami saling berlomba menikmati setiap getaran yang tercipta.
Gerakan k0ntolku semakin lincah mengocok lubang kenikmatan Laras hingga menimbulkan bunyi kecipak- kecipak tanda bahwa Laras berada di puncak kenikmatannya. Pingul Laras bergoyang-goyang naik turun mengiringi gerakanku.
“Waan.. aku nggak tahan lagi.. aku mau keluar..” erang Laras.
“Tahan sebentar Ras, aku datang..”
“Aaach..!” erang kami bersamaan.

Fantastik sekali. Kejang diseluruh tubuhku diakhiri oleh keluarnya sperma yang memenuhi lubang kawin Laras. Ujung k0ntolku menghangat seakan menyentuh cairan lain. Kutarik k0ntolku dari lubang kawin Laras. Nampak darah membercak di kepala k0ntolku yang masih menegang. Laras mendesis-desis menikmati segala kenikmatan yang barusan kami lalui. Tapi aku masih belum puas malam ini. Aku harus kembali membangkitkan gelora asmara Laras. Segera saja aku remas buah dadanya. Aku permainkan kedua putingnya yang kembali menegang lalu aku jilat perlahan.
“Ach..” desis Laras merespon.

Melihat respon Laras, aku jilati bahkan kukulum kedua puting Laras secara bergantian. Laras berkelojotan meresapi semua keindahan yang kembali aku ciptakan. Habislah kedua payudara Laras itu aku kulum, aku hisap bahkan aku gigit-gigit dengan gemas. Laras tak marah, hanya merintih-rintih kesakitan. Tapi justru rintihan itu semakin membakar birahiku. Aku puaskan diriku sediri dengan mempermainkan setiap lekuk tubuh Laras karena Laras nampaknya sudah tak memiliki tenaga cadangan selain mendesis dan mendesah. Domino99 Online Terbesar

Dan ketika aku sudah puas segera aku minta Laras menindihku. Laras menusukkan ujung k0ntolku tepat dilobang kawinnya. Dan kemudian kami saling mengocok. Seperti layaknya bibir kawin Laras yang melumat k0ntolku, bibir kamipun saling melumat, sedangkan buah dada Laras yang menggantung bebas sekali-kali menyentuh kulit dadaku hingga menimbulkan rasa nikmat tersendiri. Laras menjadikan rambutku sebagai pegangan, tapi aku menjadikan bokong Laras sebagai pegangan. menguntungkan sekali bukan? Karena aku bisa dengan bebas membelai bokong mulus itu. Namun sekali lagi tiba-tiba tubuhku mengejan.
“Ras, aku mau keluar sayang..”
“Tunggu Waan.. tarik dulu k0ntolmu.” Laras melepaskan ciumannya dan mengarahkan batang k0ntolku ke mulutnya.

Dan croot.. crot crot! Seluruh spermaku membanjir di mulut Laras. Dan tanpa jijik ditenggaknya seluruhnya sampai tandas kemudian menjilati ujung k0ntolku hingga bersih. Tapi sentuhan lidahnya yang penuh birahi membuatku ingin sekali lagi menusuknya. Maka segera saja aku minta Laras menungging. Dan sekali lagi aku tusukkan batang k0ntolku dari belakang. Amblas seluruhnya menyisakan kenikmatan yang kembali terulang.

Laras yang berulang-ulang mencapai puncak birahinya seakan ingin terus dan terus mengulanginya. Diremas-remasnya buah dadanya sehingga keindahan itu terasa lengkap. Dan kamipun mengakhirinya dengan kelelahan yang terhapus oleh sisa-sisa keindahan.   film semi dewasa klik disini Aku antar Laras sampai pagar depan. Cewek indo yang baru saja aku perawani itu tersenyum mesra dan kemudian menghilang di balik rumah Pak Yulius. Aku rebahkan tubuhku di atas sofa ruang tamu. Kembali aku ingat pergumulanku selama tiga jam bersama Laras.
“Laras aku sudah tak membutuhkanmu.” gumamku.

Geni abang napsu abang, ngilango soko jabang bayine Wawan Bara. Geni abang napsu abang, nyingkriho soko jabang bayine Laras. Geni abang napsu abang, ngilang soko lebur jiwo. Ngilango lebur jiwo soko jabang bayine wawan Bara. Ngilang musno. Daftar  Agen BandarQ



Tidak ada komentar:

Posting Komentar